Sikap Sejumlah Tokoh soal Israel di Piala Dunia U-20: Jusuf Kalla Mendukung, Ganjar Menolak
ini sikap sejumlah tokoh Indonesia atas polemik kepesertaan Israel di Piala Dunai U-20, Jusuf Kalla mendukung, Ganjar menolak.
Penulis: Daryono
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Keikutsertaan Timnas Israel di ajang Piala Dunia U-20 2023 yang rencananya digelar di Indonesia menuai polemik.
Rencananya, Piala Dunia U-20 2023 digelar di Indonesia pada 5 Mei -11 Juni 2023 dengan diikuti 24 negara termasuk Israel.
Penolakan kehadiran Israel awalnya datang dari sejumlah ormas Islam di antaranya Front Persaudaraan Islam, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama, Aliansi Masyarakat Menggugat dan Persaudaraan Alumi 212 (PA 212).
Kini, sejumlah tokoh turut menyampaikan sikapnya terkait keikutsertaan Israel.
Ada yang menolak, namun ada pula yang mendukung.
Imbas adanya penolakan itu, feredasi sepakobla dunia, FIFA membatalkan pembagian grup atau drawing Piala Dunia U-20 yang sediakanya digelar di Bali pada 31 Maret 2023 mendatang.
Nasib Indonesia sebagai tuan rumah pun di ujung tanduk.
Pasalnya, terdapat kemungkinan FIFA akan mencabut posisi Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
Berikut ini sikap sejumlah tokoh Indonesia atas polemik kepesertaan Israel di Piala Dunia U-20:
Tokoh yang Mendukung Kehadiran Israel:
1. Mantan Wapres Jusuf Kalla
Mantan Wapres Jusuf Kalla mendukung kehadiran Timnas Israel U-20 di Indonesia.
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini mengatakan jika Israel ikut ajang Piala Dunia U20 2023 di Indonesia maka dapat membangun upaya perdamaian demi kepentingan rakyat Palestina melalui jalan dialog atau perdamaian.
"Jadi kalau Indonesia menerima kehadiran Israel dalam keikutsertaannya di Piala Dunia U20 justru menunjukkan peran aktif Indonesia dalam memperjuangkan hak-hak bangsa Palestina melalui jalur dialog untuk perdamaian kedua pihak," kata JK di sela sela kunjungannya ke Phnom Penh, Kamboja, untuk menghadiri undangan buka puasa bersama warga muslim Kamboja yang juga dihadiri PM Kamboja Hunsen serta Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Senin (27/3/2023).