Alasan Ganjar Pranowo Tolak Timnas Israel di Pildun U20, Berujung Indonesia Tak Jadi Tuan Rumah
Ganjar menjelaskan alasan dasar penolakan terhadap kedatangan Israel ke Jawa Tengah sebagai venue Pildun U20 karena keputusan politik luar negeri.
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebenarnya juga merasa kecewa atas keputusan FIFA yang telah membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Apalagi gelaran Piala Dunia U-20 sudah disiapkan sejak Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah pada tahun 2019 lalu.
Meski demikian, Ganjar menjelaskan alasan dasar penolakan terhadap kedatangan Israel ke Solo, Jawa Tengah sebagai venue pertandingan ini.
Dijelaskan Ganjar hal ini mengacu pada keputusan politik luar negeri Indonesia.
Ganjar berharap PSSI bisa berupaya untuk melakukan lobbying terkait dengan hal ini.
"Itu kan keputusan politik luar negeri kita, tinggal dilakukan lobi-lobi saja dan saya percaya PSSI bisa melakukan itu," kata Ganjar dalam tayangan Kompas TV, Kamis (30/3/2023).
Baca juga: Sikap Ganjar Pranowo Tolak Timnas Israel Dinilai Bertentangan dengan Keinginan Presiden Jokowi
Sebelumnya, Ganjar juga telah menjalin komunikasi dengan seluruh kementerian terkait termasuk PSSI soal peluang Indonesia untuk menjadi co-host di Piala Dunia U-20.
Opsi co-host ini menurutnya jadi langkah agar seluruh bangsa dan negara dapat menegakkan konstitusinya.
"Sehingga relasi antara bangsa dan negara konstitusinya semuanya tegak. Ini satu kata yang saya sampaikan," ujar Ganjar.
Sesuai Permenlu
Politikus senior PDI Perjuangan (PDIP), Hendrawan Supratikno menjelaskan soal alasan partainya menolak kedatangan tim nasional (timnas) Israel.
Dijelaskan Hendrawan, dasar penolakan mengacu pada Peraturan Menteri Luar Negeri (Permenlu) Nomor 3 Tahun 2019.
Adapun aturan penolakan terhadap Israel diatur dalam Bab X pasal 150 hingga 151 di Permenlu 3/2019 tersebut.
Sebelumnya, kata Hendrawan, PDIP telah mengingatkan pemerintah sola hal ini, bahkan sejak Agustus 2022 silam.
"Kami menyayangkan pembatalan tersebut. Padahal untuk mengantisipasi kejadian ini, kami sudah mengingatkan sejak Agustus 2022. Salah satu dasarnya adalah Permenlu 3/2019 Bab X," kata Hendrawan.
Dilihat Tribunnews.com, Permenlu 3/2019 Bab C pasal 150, berbunyi bahwa sampai saat ini Indonesia tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel dan menentang penjajahan Israel atas wilayah dan bangsa Palestina.
Oleh karena itu, Indonesia menolak segala bentuk hubungan resmi dengan Israel.
Baca juga: Ganjar Pranowo kembali Dapat Dukungan dari Warga Kabupaten Bogor Maju pada Pilpres
Dalam beleid pasal 151, dijelaskan bahwa dalam melakukan hubungan dengan Israel kiranya perlu diperhatikan prosedur yang ada dan selama ini masih berlaku, sebagai berikut:
1. Tidak ada hubungan secara resmi antara pemerintah Indonesia dalam setiap tingkatan dengan Israel, termasuk dalam surat menyurat dengan menggunakan kop resmi;
2. Tidak menerima delegasi Israel secara resmi dan di tempat resmi;
3. Tidak diizinkan pengibaran/penggunaan bendera, lambang dan atribut lainnya serta pengumandangan lagu kebangsaan Israel di wilayah Republik Indonesia;
4. Kehadiran Israel tidak membawa implikasi pengakuan politis terhadap Israel;
5. Kunjungan warga Israel ke Indonesia hanya dapat dilakukan dengan menggunakan paspor biasa; dan
6. Otorisasi pemberian visa kepada warga Israel dilaksanakan oleh Kementerian Hukum dan HAM c.q. Direktorat Jenderal Imigrasi. Visa diberikan dalam bentuk affidavit melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura atau Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bangkok.
Baca juga: Indonesia Rugi Triliunan Rupiah Imbas Pembatalan Piala Dunia U-20
Soal Nilai Kemanusiaan
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengklaim penolakan Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster terhadap tim nasional (timnas) Israel karena didasari nilai kemanusiaan.
"Kami bisa memahami sikap daripada Bapak Koster dan Bapak Ganjar Pranowo tersebut berdiri kokoh di atas nilai-nilai kemanusiaan, di atas nilai-nilai di dalam membangun persaudaraan bangsa itu pada prinsip yang kokoh untuk membela yang benar," ujar Hasto dalam konferensi pers di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Kamis (30/3/2023).
Penolakan itu, lanjut Hasto, juga sebagai salah satu cara untuk membangunkan kesadaran FIFA dalam memberlakukan aturan kepada Israel, seperti aturan yang diberikan kepada Rusia akibat invasi ke Ukraina.
"Untuk sekaligus membangunkan kesadaran bagi FIFA ketika berani mencoret terhadap Rusia akibat invasi ke Ukraina maka kita berharap FIFA melakukan hal yang sama terhadap Israel," jelas Hasto.
Hasto meminta masyarakat untuk juga memahami alasan ini.
Baca juga: PKB Sayangkan Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Singgung Tokoh yang Tolak Tim Israel
Meskipun pihaknya juga mengerti masyarakat merasa kecewa pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah piala dunia U-20.
"Suara kemanusiaan kami harapkan didengarkan dan di tengah berbagai kekecewaan kami percaya bahwa Bapak Presiden Jokowi, Ketum PSSI yang baru Bapak Erick Thohir akan terus melakukan upaya-upaya terbaiknya," ujar hasto.
Hasto pun berharap FIFA tidak menjatuhkan beban sanksi yang lebih berat lagi kepada timnas Indonesia karena penolakan ini.
"Semoga kita jangan dibebani dengan berbagai menerima sanksi karena sejak awal kemerdekaan kita lahir sebagai bangsa dengan prinsip yang kokoh."
"Sebagai bangsa yang berdiri di atas perjuangan untuk membela apa yang disebut sebagai kemerdekaan. Sebagai bangsa yang tidak pernah dibutakan oleh nilai-nilai kemanusiaan," tegas Hasto.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Danang Triatmojo/Igman Ibrahim)