Pengamat: Golkar Tak Ada Kesulitan Bergabung dengan Koalisi Manapun
Pangi menilai mencomot, mengklaim atau mengakuisi kader partai orang lain, adalah hal yang buruk dalam kaderisasi partai
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nico Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menanggapi berkembangnya isu Partai Golkar akan bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) atau Koalisi Perubahan, analis politik Pangi Syarwi Chaniago berpendapat Partai Golkar tidak ada kesulitan untuk bergabung dengan koalisi manapun.
"Golkar tentu saja akan berkoalisi dengan komisi yang kemungkinan menguntungkan Partai Golkar, bisa dengan KIRR atau KPP.
Apalagi kalau kemudian koalisi di atas bisa menampung kader Golkar sebagai Cawapres," ujar Pangi saat dihubungi, Jumat (31/3/2023).
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting ini menilai wacana yang berkembang tersebut muncul karena KIB tak kunjung mendeklarasikan capres-cawapresnya.
Baca juga: Airlangga Hadir di Bukber NasDem, Pengamat Nilai sebagai Sinyal Golkar akan Gabung Koalisi Perubahan
Partai dalam KIB justru memunculkan simulasi Ganjar Pranowo dan Erick Thohit yang bukan kader dari partai itu sendiri.
Padahal menurut Pangi, mencomot, mengklaim atau mengakuisi kader partai orang lain, adalah hal yang buruk dalam kaderisasi partai.
"KIB nampaknya tidak serius, buktinya pengurus partai di internal KIB malah mengendorse atau mempromosikan capres-cawapres dari luar kader KIB, bagaimana nggak aneh bin ajaib tiba tiba PAN anggota KIB mengatakan mengusung pasangan Ganjar-Erick, padahal dua nama tersebut tidak ada satupun kader KIB," kata Pangi.
"Yang saya heran, justru banyak partai yang merobek tiketnya, artinya tidak memakai tiket mengusung kadernya sendiri," katanya.
Menurut Pangi, aneh jika partai berkoalisi namun mengusung atau menarik-narik, mencomot kader partai orang.
"Ini kok hobi akuisisi kader partai orang, kenapa nggak ada trust mengusung kader sendiri," ucapnya.