Jangan Panik, Ikuti Cara Aman Ini Agar Tidak Tersesat di Tanah Suci
Arsad pun menyarankan, setiap jamaah haji yang tiba di tanah suci jangan lupa melakukan orientasi untuk mengetahui hotel tempat mereka menginap
Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahun ini adalah tahun pertama kalinya kuota jamaah haji Indonesia kembali normal setelah badai pandemi. 221 ribu jamaah haji rencananya akan diberangkatkan ke tanah suci.
Komposisinya, 203 ribu lebih jamaah haji reguler, dan sepertiganya, adalah jamaah haji lansia. Sedangkan sisanya, 17 ribu sekian adalah jamaah haji khusus.
Bagi jamaah haji Indonesia perlu mempersiapkan diri. Karena, musim haji 1444 H ini diprediksi menjadi musim haji yang akan sangat ramai sekali.
Kuota jamaah haji dari beberapa negara di belahan dunia sudah mulai normal kembali. Sehingga, perlu persiapan bagi jamaah haji agar ibadahnya lancar tanpa ada masalah.
Nah, permasalahan yang sering terjadi selama musim haji di setiap tahunnya selama ini adalah banyaknya jamaah haji Indonesia yang tersesat saat berada di tanah suci.
Baik itu di Madinah atau pun Mekkah. Kebiasaan jamaah haji Indonesia itu terlalu bersemangat saat menginjakkan kaki pertama kalinya di Mekkah atau Madinah.
Baca juga: Kemenag Terbitkan KMA Soal Biaya Perjalanan Ibadah Haji, Berikut Besaran Bipih & Sebaran Provinsi
“Setiap tahun, kasus kejadian jamaah haji Indonesia yang tersesat itu banyak sekali,” kata Direktur Bina Haji Ditjen PHU Kemenag Arsad Hidayat, Selasa (11/4/2023).
Menurutnya, itu terjadi karena saking semangatnya jamaah haji Indonesia yang ingin segera datang ke Masjid Nabawi dan Masjidil Haram. Mereka sudah rindu tanah suci.
“Sampai - sampai, mereka mengesampingkan dan melupakan orientasi atau pengenalan tempat mereka tinggal dimana saat di tanah suci,” jelasnya.
Arsad pun menyarankan, setiap jamaah haji yang tiba di tanah suci jangan lupa melakukan orientasi. Minimal, jamaah mengetahui dimana hotel tempat mereka menginap.
Setelah itu, ketahui lokasinya dimana, jalannya apa, ciri - ciri fisiknya bagaimana. “Informasi - informasi dasar itu yang harus dikuasai agar tidak tersesat,” paparnya.
Bahkan, ia menyebut, semisal 450 orang berangkat bersama ke Masjidil Haram, kemungkinan yang kembali ke hotel hanya 200 orang.
“Sisanya, 250 orang itu pergi entah kenapa. Ya, mereka pasti akan kembali tapi kadang ada yang kembali keesokan harinya,” sambungnya sembari tersenyum.
Ia lantas berbagi tips aman untuk berpergian ke Masjid Nabawi ataupun Masjidil Haram. Pertama, orientasi lingkungan sekitarnya dulu.
“Kenali kanan , kirinyanya dulu. Amati betul hotelnya, ingat baik - baik ciri fisiknya. Jangan lupa nama dan alamat hotelnya apa,” jelasnya.
Setelah itu, kata dia, di setiap kartu hotel itu tertera nama hotel disampingnya dan di halaman belakang biasanya ada peta hotelnya.
Peta itu, kata dia, bisa dimanfaatkan para jamaah haji untuk bisa kembali ke tempat penginapan dengan mengikuti petunjuk yang ada.
“Semisal naik bus sholawat, jangan sampai salah warna. Sekalipun tidak hafal rutenya, bisa mengingat nomor atau warnanya saja,” tururnya.
Atau, lanjut Arsad, jika ingin lebih aman lagi, jangan lupa menyimpan nomor Ketua Kloter, Ketua Rombongan atau Ketua Regu masing - masing jamaah.
“Saya juga titip , jangan segan tanya petugas. Di sana, petugas kami sudah sangat banyak sekali. Bisa tanya - tanya ke petugas,” urainya.
Hanya saja, kata dia, saking besarnya area Masjidil Haram atau Masjid Nabawi, sehingga berapapun jumlah petugas haji pasti tidak terlihat.
“Tapi tenang, petugas siap membantu, melayani bahkan mengantarkan jamaah kembali ke hotel jika memang tersesat bingung jalan pulang,” pungkas dia.