Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

9 Tips Hadapi Cuaca Panas Ekstrem dari KemenKes dan Gejala yang Perlu Diwaspadai

Berikut 9 tips menghadapi cuaca panas ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini, dari Kementerian Kesehatan serta beberapa gejala yang perlu diwaspadai.

Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Suci BangunDS
zoom-in 9 Tips Hadapi Cuaca Panas Ekstrem dari KemenKes dan Gejala yang Perlu Diwaspadai
kemenkes.go.id
Ilustrasi menghadapi cuaca panas ekstrem - Berikut 9 tips menghadapi cuaca panas ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini, dari Kementerian Kesehatan serta beberapa gejala yang perlu diwaspadai. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut sembilan tips menghadapi cuaca panas ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini.

Cuaca panas ekstrem belakangan ini ramai diperbincangkan karena hampir seluruh masyarakat Indonesia merasakan sangat panas.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) baru-baru ini, mengindikasikan cuaca panas ekstrem di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Pekan lalu, BMKG mencatat suhu maksimum terjadi di Indonesia mencapai 37,2॰C, terjadi di Ciputat, Tangerang Selatan.

Merespons cuaca panas yang terjadi akhir-akhir ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat untuk waspada ketika berada di luar ruangan.

Pihak Kemenkes membagikan tips menghadapi cuaca panas agar masyarakat tetap menjaga kesehatannya.

Baca juga: BMKG Sebut Cuaca Panas di Indonesia Bukan Gelombang Panas

Ikuti tips-tips agar terhindar dari dampak cuaca panas ketika sedang atau sering berada diluar ruangan, mengutip dari Kemenkes.

Berita Rekomendasi

9 Tips Menghadapi Cuaca Panas Ekstrem

1. Cegah dehidrasi dengan minum air yang banyak.

Masyarakat diminta untuk banyak minum air putih dan jangan menunggu haus.

Ilustrasi air putih.
Ilustrasi air putih. (grid.id)

2. Hindari minuman berkafein, minuman berenergi, alkohol, dan minuman manis.

3. Hindari kontak dengan sinar matahari secara langsung.

Masyarakat dapat menggunakan topi atau payung ketika berada di luar ruangan.

Ilustrasi memakai payung untuk menghindari cuaca panas.
Ilustrasi memakai payung untuk menghindari cuaca panas. (Tribunjogja.com/Bramsto Adhy)

Baca juga: Cuaca Panas di Indonesia, Pakar: Lansia dan Anak Jadi Kelompok Rentan 

4. Memakai baju yang berbahan ringan dan longgar

5. Hindari menggunakan baju berwarna gelap agar tidak menyerap panas

6. Sebisa mungkin berteduh diantara jam 11 pagi – 3 siang

7. Jangan meninggalkan siapapun di dalam kendaraan dalam kondisi parkir.

Baik dengan jendela terbuka maupun tertutup.

sunscreen yang tepat dapat melindungi kulit dari paparan sinar matahari dan radikal bebas
sunscreen yang tepat dapat melindungi kulit dari paparan sinar matahari dan radikal bebas (Istimewa)

8. Gunakan sunscreen minimal 30 SPF.

Gunakan pada kulit yang tidak tertutup oleh baju sebelum keluar rumah.

9. Sediakan botol semprot air yang dingin di dalam kendaraan.

Kemenkes juga menghimbau masyarakat untuk waspada terkait beberapa gejala yang terjadi ketika menghadapi cuaca panas.

Masyarakat Waspada ketika muncul gejala:

1. Keringat berlebih

2. Kulit terasa panas dan kering

3. Rasa berdebar atau jantung terasa berdetak lebih cepat

4. Kulit terlihat pucat

5. Kram pada kaki maupun abdomen

6. Mual, muntah, pusing

7. Urin yang sedikit dan berwarna kuning pekat

Jika gejala-gejala tersebut dirasakan, maka segera dinginkan tubuh dengan kain basah atau sponge basah pada pergelangan tangan, leher, dan lipatan tubuh lainnya, serta banyak minum air.

Namun, jika masih bergejala, dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan.

Baca juga: Cuaca Panas Ekstrem Dapat akibatkan Sejumlah Penyakit, Lakukan Antisipasi Ini

Cuaca Panas Menurut BMKG

Beberapa waktu terakhir, memang dikabarkan bahawa kawasan Asia tengah dilanda gelombang panas atau Heartwave.

Tetapi suhu panas yang terjadi di Indonesia ini menurut BMKG bukanlah Gelombang Panas.

Hal ini disampaikan dalam keterangan resmi bertajuk "Gelombang Panas Asia Masih Berlangsung, Namun Tidak Terjadi di Indonesia" yang dirilis 25 April 2023.

"Secara karakteristik fenomena maupun secara indikator statistik pengamatan suhu, tidak termasuk kedalam kategori gelombang panas, karena tidak memenuhi kondisi-kondisi tersebut," ungkap BMKG pada keterangan resmi yang di himpun Tribunnews, Rabu (26/5/2023).

Karakteristik fenomena suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat gerak semu matahari.

Gerak semu matahari ini merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun.

Potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.

Berdasarkan indikator statistik suhu, lonjakan maksimum yang terjadi di Indonesia mencapai 37,2 derajat Celcius.

Suhu panas tertinggi terekam dalam pengamatan stasiun BMKG di Ciputat pada 17 April 2023.

"Lonjakan suhu maksimum yang mencapai 37,2°C melalui pengamatan stasiun BMKG di Ciputat pada pekan lalu hanya terjadi satu hari tepatnya pada tanggal 17 April 2023," kata BMKG pada keterangan yang sama.

Suhu tinggi tersebut, sudah turun dan kini suhu maksimum teramati berada dalam kisaran 34 hingga 36°C di beberapa lokasi.

Variasi suhu maksimum 34°C - 36°C untuk wilayah Indonesia masih dalam kisaran normal klimatologi dibandingkan tahun- tahun sebelumnya.

Secara klimatologis, dalam hal ini untuk Jakarta, bulan April-Mei-Juni adalah bulan-bulan di mana suhu maksimum mencapai puncaknya, selain Oktober-November.

(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka/Aisyah Nursyamsi)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas