Profil Thomas Djamaluddin, Peneliti BRIN yang Dipolisikan Muhammadiyah, Dianggap Sebar Kebencian
Inilah profil Thomas Djamaluddin, peneliti BRIN yang dipolisikan Muhammadiyah, terkait kasus dugaan ujaran kebencian dan pengancaman pembunuhan.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Seorang peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) selain Andi Pangerang ternyata ikut tengah disorot setelah kasus dugaan ujaran kebencian dan pengancaman pembunuhan terhadap warga Muhammadiyah.
Kini Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah telah melaporkan kedua orang tersebut.
PP Muhammadiyah menemui Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di ruang kerjanya untuk melaporkan dua ASN BRIN itu yaitu Thomas Djamaluddin dan Andi Pangerang Hasanuddin.
Sebelumnya, kasus dugaan ujaran kebencian dan pengancaman pembunuhan itu viral di sosial media.
Disebut-sebut hal ini buntut dari perbedaan jadwal pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah/2023 versi Muhammadiyah dan Pemerintah RI.
Baca juga: 2 Peneliti BRIN Dilaporkan ke Mapolda Jatim Buntut Komentar Ujaran Kebencian Pada Warga Muhammadiyah
Profil Peneliti BRIN Thomas Djamaluddin
Thomas Djamaluddin adalah seorang peneliti di BRIN.
Thomas Djamaluddin juga dikenal sebagai seorang Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN).
Mengutip uin-antasari.ac.id, pria kelahiran Purwokerto 23 Januari 1962 ini merupakan anak dari Sumaila Hadiko, seorang purnawirawan TNI AD asal Gorontalo, sedangkan ibunya bernama Duriyah, asal Cirebon.
Thomas Djamaluddin menghabiskan masa kecilnya di Cirebon sejak 1965.
Dirinya pernah menempuh pendidikan di:
- Sekolah di SD Negeri Kejaksaan 1
- SMP Negeri 1
- SMA Negeri 2 Cirebon.
Thomas Djamaluddin baru meninggalkan Cirebon pada 1981 setelah diterima tanpa tes di ITB melalui PP II (Proyek Perintis II), sejenis PMDK (Penelusuran, Minat, dan Kemampuan).
Di ITB, Thomas Djamaluddin memilih Jurusan Astronomi,.
Hingga kini dirinya menjadi peneliti Astronomi-Astrofisika Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN).
Minta Maaf
![Deputi Bidang Sains Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan Lapan, Thomas Djamaluddin](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/lapan-thomas-djamaluddin1.jpg)
Thomas Djamaluddin, dianggap membuat pernyataan kontroversial di media sosial terkait perbedaan waktu 1 Syawal antara Muhammadiyah dan pemerintah.
Ia mengkritisi soal kriteria wujudul hilal yang dianggap telah usang secara astronomis.
Namun dirinya memberikan klarifikasi bahwa tak ada tendensi apapun soal sikapnya tersebut pada warga Muhammadiyah.
Thomas Djamaluddin pun telah menyampaikan permintaan maaf kepada warga Muhammadiyah melalui unggahan di akun Facebook-nya pada Selasa, 25 April 2023.
Baca juga: Alasan Muhammadiyah Surabaya Laporkan Dua Oknum BRIN, Tempuh Jalur Hukum Meski Sudah Meminta Maaf
"Dengan tulus saya memohon maaf kpd Pimpinan dan warga serta teman2 Muhammadiyah. Semoga kesatuan ummat bisa segera terwujud," tulis Thomas Djamaluddin pada unggahannya.
Dia mengaku tidak memiliki kebencian atau kedengkian terhadap organisasi Muhammadiyah. Dia juga mengatakan bahwa Muhammadiyah merupakan aset bangsa yang luar biasa.
Thomas Djamaluddin meminta maaf kepada warga Muhammadiyah atas pernyataannya yang memicu kegaduhan.
Ia mengakui, tidak punya niat memojokan Muhammadiyah.
"Tidak ada persepsi seolah saya memojokkan Muhammadiyah. Dengan tulus saya memohon maaf kepada Pimpinan dan warga serta teman-teman Muhammadiyah. Semoga kesatuan ummat bisa segera terwujud," kata dia dalam keterangannya dikutip Rabu (26/4/2023).
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Rina Ayu Panca Rini)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.