Megawati Minta Haluan Pembangunan 100 Tahun Bali Tetap Mengutamakan Keberadaan Lahan Subur
Megawati tak ingin Bali hanya fokus pada pembangunan infrastruktur ataupun perhotelan. Dia khawatir pembangunan justru akan merusak lahan pertanian.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri meminta haluan pembangunan 100 tahun Bali tetap mengutamakan keberadaan lahan subur.
Megawati tak ingin Bali hanya fokus pada pembangunan infrastruktur ataupun perhotelan. Karena, dia khawatir pembangunan justru akan merusak lahan pertanian.
Maka, Megawati mengatakan diminta oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi Ketua Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), salah satunya untuk menyusun perencanaan Indonesia ke depannya.
Kepada Gubernur Bali Wayan Koster, Megawati juga meminta untuk memperhatikan kelestarian lingkungan dan tanah.
Baca juga: Bicara Haluan 100 Tahun Pembangunan, Wayan Koster: Masa Depan Bali Tidak Boleh Digerakkan Tanpa Arah
Hal itu disampaikan Megawati saat menjadi pembicara utama dalam Seminar Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru yang diselenggarakan Pemprov Bali di The Trans Resort Bali, Badung, Bali, Jumat (5/5/2023).
"Berhenti konversi tanah subur. Itu masih harus masuk catatan. Bagaimana petaninya, rakyatnya nanti mau dikasih makan apa? Bali ini subur, awas, lho, kalau enggak bikin Perda konversi tanah itu," ucap Megawati.
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) itu menyampaikan untuk apa suatu daerah apabila terjadi ketandusan.
Pembangunan hotel yang masif pun di Bali nantinya akan menggerus daerah menjadi daerah yang biasa saja tanpa menjaga kelestarian lingkungan.
Megawati mencontohkan hal itu terjadi di Hawaii, Amerika Serikat, yang saat ini turis merasa jenuh untuk berkunjung ke sana.
Oleh karena itu, putri Bung Karno itu mengingatkan kepada Gubernur Bali saat ini untuk menjaga pertanahan dan pertanian di Pulau Dewata.
Baca juga: Megawati Geram Lihat Aksi Turis Nakal di Bali: Kalau Saya Depan Dia, Saya Tabok
"Ya, dong, supaya rakyat Bali itu makmur dan sejahtera. Enggak usah cari makannya ke mana saja," kata Megawati.
Megawati pun mengingatkan pada masa lampau di era PDIP, pernah berpidato di sebuah lapangan di Bali.
Saat itu, Megawati mengingatkan kepada pejabat dan rakyat Bali agar tidak terpesona dengan wisatawan asing.
Bukan antiasing, Megawati menyampaikan jangan sampai rakyat Bali tidak memiliki tempat lagi sehingga tersingkirkan.
Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu menyatakan Bali hanya sedikit daratan dan berbatasan langsung dengan laut sehingga memiliki keterbatasan tanah.
"Kamu tersingkirkan, tersingkirkan, tinggal nyemplung kamu ke laut," tegas Megawati.
Megawati mencontohkan penduduk asli Jakarta yaitu Betawi. Saat ini, suku Betawi terpinggirkan sehingga mayoritas rakyatnya bermukim di luar Jakarta.
Megawati mengaku harus menyampaikan kebenaran yang pahit itu agar mengingatkan pentingnya pemerintah setempat membuat kebijakan mempertahankan lahan.
"Sekarang ke pinggir, ke pinggir, ke pinggir, itu di kota. Nah, ini (Bali) di pulau kecil, kecil, kecil. Lihat saja di peta kecil. Ini yang Bung Karno bilang pemerasan orang pada orang lain," tandas Megawati.