SMRC: Elektabilitas Bakal Capres Tergantung Kinerja Pemerintahan Jokowi
kinerja pemerintah saat ini akan memiliki pengaruh kepada elektabilitas para bakal calon presiden.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Riset Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC), Deni Irvani menyebut bahwa kinerja pemerintah saat ini akan memiliki pengaruh kepada elektabilitas para bakal calon presiden.
Warga yang puas dengan kinerja Jokowi lebih menginginkan capres yang akan melanjutkan kebijakan presiden Jokowi.
Sebaliknya warga yang tidak puas lebih menginginkan capres yang akan mengubah kebijakan presiden Jokowi.
“Jika kinerja pemerintah Jokowi ke depan dinilai semakin positif maka capres pengusung tema “keberlanjutan” akan mendapat dukungan lebih besar. Sebaliknya, jika kinerja presiden merosot, maka capres pengusung tema “perubahan” akan mendapat keuntungan,” kata Deni saat paparan hasil survei SMRC bertajuk ‘Keberlanjutan vs Perubahan; Persepsi Pemilih Kritis’ di kanal Youtube SMRC, Selasa (9/5/2023).
Hal tersebut tercermin dari hasil survei yang dilakukan SMRC.
Sebanyak 33 persen publik menginginkan presiden baru mengubah Program Presiden Jokowi.
Sementara mayoritas publik, 57 Persen, ingin presiden baru bisa melanjutkan program yang telah dijalankan Pemerintahan Jokowi. 10 persen sisanya belum menjawab.
Deni menjelaskan bahwa sikap pemilih kritis ini konsisten dalam 2 kali survei (April 2023 dan Mei 2023).
Yang menginginkan capres yang melanjutkan kebijakan Presiden Jokowi sebesar 57-59 persen lebih banyak dibanding capres yang akan mengubah program Presiden Jokowi (33 persen).
Deni menjelaskan bahwa “pemilih kritis” adalah pemilih yang punya akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena mereka memiliki telepon atau telepon selular sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik.
Mereka umumnya adalah pemilih kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan.
Mereka juga cenderung lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya. Total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan 80 persen.
Pemilihan sampel dalam survei ini dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Baca juga: Survei SMRC: Elektabilitas PDIP Naik setelah Umumkan Ganjar Pranowo Jadi Capres 2024
Dengan teknik RDD sampel sebanyak 925 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Margin of error survei diperkirakan ±3.3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.
Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih. Survei terakhir dilakukan pada 2-5 Mei 2023.(Willy Widianto)