Sowan ke Ponpes Gus Miftah, Zulkifli Hasan Bagikan Santunan untuk Pendidikan
Dalam kesempatan itu, Mendag Zulkifli Hasan memberikan santunan untuk pendidikan anak-anak.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Zulkifli Hasan mengunjungi Pondok Pesantren Ora Aji yang dimiliki oleh Miftah Maulana Habiburrohman alias Gus Miftah di Sleman, Yogyakarta, Sabtu (20/5/2023), malam.
Dalam kesempatan itu, Mendag Zulkifli Hasan memberikan santunan untuk pendidikan anak-anak.
Mengenakan baju koko dan sarung putih serta peci hitam, menteri yang akrab disapa Zulhas itu datang sekitar pukul 20.15 WIB.
Turut mendampingi sejumlah politisi PAN, di antaranya Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh, Bendahara Umum DPP PAN Totok Daryanto, Ketua DPW PAN Yogyakarta Suharwanta, Anggota DPRD Kabupaten Sleman Raudi Akmal dan mantan Bupati Sleman Sri Purnomo.
Begitu tiba, Mendag Zulhas dan rombongan disambut hangat oleh Gus Miftah dan warga.
Zulhas yang juga Ketua Umum PAN pun langsung dipersilakan masuk ke dalam rumah kiai muda dan nyentrik itu.
Di dalam rumah Gus Miftah, Zulhas dan sang tuan rumah tampak saling akrab bercengkerama hingga tertawa bersama. Zulhas dan rombongan juga sempat diajak makan bersama.
Baca juga: Mendag Resmikan Swalayan Bahan Bangunan Okabe Gallery, Nilai Investasinya Hampir Rp400 Miliar
Pada kesempatan yang sama, di luar rumah Gus Miftah atau sekitar Ponpes Ora Aji sedang digelar pengajian rutin bertajuk Mujahadah Dzikrul Ghofilin.
Pengajian yang biasa digelar setiap malam Ahad Pahing ini dihadiri ribuan jemaah yang merupakan warga sekitar hingga luar Pulau Jawa.
Zulhas pun sempat diajak oleh Gus Miftah untuk mengikuti pengajian tersebut.
Gus Miftah mengajak Zulhas berjalan kaki sejauh kurang lebih 200 meter kemudian naik ke atas panggung yang menjadi pusat perhatian para jemaah.
Sontak, ribuan jemaah yang didominasi emak-emak terlihat antusias menyambut Mendag Zulhas.
Banyak yang mengajaknya bersalaman hingga berswafoto.
Di atas panggung, Gus Miftah mengajak jemaah dan para santri untuk belajar dari perjalanan hidup Zulhas hingga meraih kesuksesan seperti saat ini.
"Coba hari ini kita belajar dari Pak Zulkifli Hasan, saya panggil beliau ini Papih karena saya dekat dengan beliau. Posisi apa coba yang pernah beliau raih? Menteri Kehutanan, Ketua MPR, Wakil Ketua MPR, sekarang Menteri Perdagangan," kata Gus Miftah sambil diselingi guyonan-guyonan khasnya.
Menurut Gus Miftah, perjalanan hidup dan kesuksesan yang diraih Mendag Zulhas layak dijadikan contoh dan menjadi teladan.
"Tidak ada kelezatan setelah bersusah payah. Maka ketika melihat orang yang kita anggap sukses. Sebenarnya yang mesti kita lihat adalah bukan posisinya yang sekarang, apa yang beliau miliki, beliau sudah punya apa, beliau sebagai apa, bagi saya itu sudah nggak menarik lagi. Tapi yang perlu dilihat apa? Prosesnya," ujar Gus Miftah.
"Makanya ingat, ilmunya untuk menjadi orang sukses apa? 3n, niteni, nirokke, nambahi atau ATM, amati, tiru, modifikasi. Jadi saya ingin mengajak beliau ini cerita, kebiasaan-kebiasaan beliau hingga menjadi wasilah sampai hari ini," imbuhnya.
Zulhas lantas memenuhi permintaan Gus Miftah.
Ia menceritakan sekilas kisah hidupnya yang menurutnya banyak mendapatkan doa dan bekal yang baik dari kedua orang tuanya.
"Saya sebenarnya nggak lebih hebat dari teman-teman saya di sini, nggak lebih hebat dari bapak-bapak, ibu-ibu yang ada di sini. Saya orang biasa dari kampung, dari dusun, tapi mungkin doa ibu saya," kata Zulhas.
Zulhas menambahkan, kedua orang tuanya, terutama sang ayah, juga kerap mengajari dia dan saudara-saudara kandungnya disiplin sejak masih kanak-kanak.
Alhasil, ia menjadi sosok yang tangguh.
"Kami tiap jam 4 (dini hari) dibanguni, bu. Saya usia 6 tahun sudah dibanguni, susah bangun, muka dikasih air. Tugas saya mukul beduk, terus, usia 6 tahun. Belakangan saya baru tahu itulah cara mendidik anak-anak kita menjadi anak yang tangguh," ungkapnya.
"Orang boleh pintar tapi kalau rapuh mentalnya itu akan susah untuk maju. Karena bangun pagi bagi anak-anak itu persoalan yang sangat sulit, latihan yang paling berat. Jadi kalau anak kita mampu bangun jam 4 pagi dan terbiasa, apalagi soal-soal yang lain, jadi dididik," katanya.
Zulhas juga membeberkan pesan penting dari sang ayah yang terus mengilhami dirinya.
"Jadi kalau subuhan ayah saya selalu bilang, 'nak, ayah boleh susah tapi kamu jangan seperti ayah nanti. Ayah akan berjuang sekuat tenaga agar kamu lebih berguna, lebih hebat lagi, lebih maju lagi daripada ayah sekarang'. Nah terus pembinaan," ujarnya.
Zulhas juga memberikan motivasi kepada para orang tua dan anak-anak untuk tetap semangat, rajin belajar, dan selalu berlomba-lomba dalam kebaikan dan prestasi.
Bahkan ia merogoh kocek alias memberikan bantuan dana pendidikan bagi anak-anak yang tidak memiliki cukup biaya untuk melanjutkan sekolah.
"Kalau ada yang kesulitan sekolah, saya akan kasih satu anak Rp1 juta. Ini saya siap berikan untuk 250 anak," pungkas Zulhas disambut tepuk tangan para jemaah dan Gus Miftah.