Syarief Hasan: Demokrat Tidak Pernah Bertemu Sembunyi-sembunyi dengan Presiden Jokowi
Syarief Hasan memberikan tanggapan terhadap pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut Partai Demokrat sering ke Istana pada malam hari.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Syarief Hasan memberikan tanggapan terhadap pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut Partai Demokrat sering ke Istana pada malam hari.
Syarief Hasan memastikan pernyataan tersebut keliru. Partainya dipastikan tidak pernah berinisiatif sendiri datang ke istana.
"Kami menegaskan bahwa pernyataan Presiden Jokowi dihadapan pimpinan redaksi media massa itu keliru. Partai Demokrat tidak pernah meminta jadwal bertemu di istana, termasuk jadwal malam hari seperti yang disampaikan Presiden Jokowi.", kata Syarief Hasan kepada wartawan, Kamis (1/6/2023).
Baca juga: Disebut Sering ke Istana Malam-malam oleh Jokowi, Begini Respons Sekjen Partai Demokrat
Ia melanjutkan, pimpinan Partai Demokrat tidak pernah sembunyi-sembunyi bertemu Presiden Jokowi.
Pernyataan itu multitafsir dikhawatirkan mengganggu posisi Demokrat sebagai oposisi.
"Kami juga secara tegas menyampaikan bahwa pimpinan Partai Demokrat tidak pernah bertemu secara sembunyi-sembunyi dengan meminta waktu malam hari bertemu Presiden Jokowi. Pernyataan tersebut keliru dan menimbulkan multitafsir di masyarakat, mengingat Partai Demokrat adalah partai oposisi," ungkap Syarief Hasan
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini meluruskan pernyataan yang menyebut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah bertemu dengan Jokowi. Pertemuan itu pun atas undangan dari Jokowi.
"Pak SBY selaku Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat pernah bertemu Presiden Jokowi hanya sekali di Istana Merdeka. Pertemuan tersebut atas inisiatif undangan Presiden Jokowi, bukan Pak SBY. Mas Ketum AHY juga hanya sekali bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor atas inisiatif Presiden Jokowi," ungkap Syarief Hasan.
Baca juga: Partai Demokrat Respons Jokowi Soal Pertemuan Maunya Malam Hari, Siap Dikonfrontir dengan Istana
Syarief Hasan melanjutkan, Ketum AHY diundang atas inisiatif Presiden Jokowi karena ingin memberikan klarifikasi terkait posisi Istana terhadap Partai Demokrat.
"Pada awalnya Presiden Jokowi mengundang Pak SBY, namun Pak SBY menyampaikan sebaiknya yang hadir adalah Mas AHY selaku Ketum Partai Demokrat. Presiden Jokowi memberikan penjelasan terkait posisi Istana terhadap ulah KSP Moeldoko yang ingin mengambilalih Partai Demokrat secara inkonstitusional," jelasnya Syarief Hasan.
Syarief melanjutkan hanya dua kali pimpinan Partai Demokrat bertemu Presiden Jokowi di Istana atas inisiatif Istana sendiri.
Selebihnya, Pak SBY pernah bertemu Presiden Jokowi pada saat diundang hadir dalam Gala Dinner G20 dan pernikahan Kaesang di Solo.
"Kalau dua pertemuan ini hanya silaturahmi saja. Presiden SBY menghormati tamu-tamu G20 dan menghargai undangan pernikahan Kaesang di Solo," jelas Syarief Hasan.
Baca juga: Sekjen Demokrat Ungkap Isi Pembicaraan Pimpinan Parpol Koalisi Perubahan di Kepulauan Seribu
Politisi Senior Partai Demokrat ini menegaskan posisi Partai Demokrat.
"Kami tegaskan bahwa posisi Partai Demokrat adalah oposisi. Kami berkontribusi bagi bangsa dan negara melalui luar pemerintahan dan menjadi penyeimbang kekuasaan. Kami tidak pernah mendekati kekuasaan Presiden Jokowi," tukas Syarief Hasan.