Prabowo Subianto Temui Presiden Jokowi di Istana, Bahas Proposal Damai Rusia vs Ukraina?
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (9/6/2023).
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (9/6/2023).
Berdasarkan informasi yang diperoleh, Prabowo ke Istana melalui pintu Bali, samping masjid Baiturrahim komplek Istana sekitar pukul 15.00 WIB.
Pintu tersebut merupakan pintu masuk tamu VVIP Presiden Jokowi.
Turun dari mobil alphard putih, Prabowo yang mengenakan baju koko putih dengan kopiah hitam langsung masuk ke dalam istana.
Prabowo naik buggy car diantar anggota Paspampres masuk ke dalam istana.
Juru Bicara Menhan, Dahnil Anzar Simanjuntak belum bisa mengkonfirmasi terkait pertemuan Prabowo dengan Presiden Jokowi.
Begitu juga dari pihak istana.
Baca juga: Akademisi Unair Nilai Proposal Menhan Prabowo Soal Rusia-Ukraina Bisa Berujung Permalukan Indonesia
Sebelumnya Presiden Jokowi menyampaikan akan bertemu Prabowo secepatnya.
Pertemuan tersebut terkait dengan proposal perdamaian perang di Ukraina yang diusulkan Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto di forum internasional.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa proposal perdamaian perang di Ukraina yang diusulkan Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto bukan berasal dari dirinya.
Proposal perdamaian Rusia-Ukraina yang disampaikan pada KTT pertahanan Shangri-La Dialog di Singapura tersebut kata Jokowi, berasal dari Prabowo sendiri.
"Itu dari pak Prabowo sendiri," kata Jokowi usai menghadiri Rakernas III PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (6/6/2023).
Baca juga: Tanggapi Proposal Prabowo, Wamenhan: Intinya Kita Ingin Rusia-Ukraina Segera Damai
Jokowi mengatakan belum bertemu lagi dengan Prabowo usai usulan tersebut disampaikan di Singapura. Ia akan segera memanggil Prabowo untuk meminta penjelasan mengenai proposal usulan perdamaian itu.
"Tapi saya belum ketemu dengan pak Prabowo. Nanti mungkin hari ini atau besok akan saya undang. Saya minta penjelasan mengenai apa yang pak Menhan sampaikan ya," katanya.
Sebelumnya Menhan Prabowo menyampaikan proposal resolusi perdamaian untuk mengakhiri perang Ukraina-Rusia saat hadir dalam forum International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue di Singapura, Sabtu (3/6) lalu.
Ada lima poin yang disampaikan Prabowo dalam proposal perdamaian tersebut, diantaranya :
Pertama, gencatan senjata. Dalam hal ini penghentian permusuhan di tempat pada posisi saat ini dari kedua pihak yang tengah berkonflik.
Kedua, saling mundur masing-masing 15 kilometer ke baris baru (belakang) dari posisi depan masing-masing negara saat ini.
Ketiga, membentuk pasukan pemantau. Ia menyarankan PBB diterjunkan di sepanjang zona demiliterisasi baru kedua negara itu.
Keempat, pasukan pemantau dan ahli dari PBB yang terdiri dari kontingen dari negara-negara yang disepakati oleh baik Ukraina dan Rusia.
Kelima, PBB harus mengorganisir dan melaksanakan referendum di wilayah sengketa untuk memastikan secara objektif keinginan mayoritas penduduk dari berbagai wilayah sengketa.
Usulan Prabowo tersebut mendapat respon dari pihak Ukraina maupun Rusia. Ukraina menolak usulan tersebut karena dinilai mencerminkan usulan Rusia. Ukraina merasa tidak butuh mediator seperti itu.
Sementara itu pihak Rusia menyambut baik setiap Proposal perdamaian yang diajukan termasuk dari Menhan Indonesia.