Politikus PAN Tegur Bos Smelter Wajib Berbahasa Indonesia, Dinilai untuk Menjaga Marwah Bangsa
(PAN) secara tegas menegur bos-bos asal China yang tidak bisa berbahasa Indonesia dalam rapat dengan pendapat (RDP) di DPR RI.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) secara tegas menegur bos-bos asal China yang tidak bisa berbahasa Indonesia dalam rapat dengan pendapat (RDP) di DPR RI.
Tindakan tegas PAN tersebut merupakan bentuk penegakan aturan dan menjaga marwah bangsa.
Seperti diketahui Wakil Ketua Komisi VII DPR dari Fraksi PAN (PAN) Eddy Soeparno menegur keras bos-bos perusahaan smelter nikel yang tidak bisa berbahasa Indonesia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP).
Sebab, pemakaian bahasa Indonesia dalam sidang DPR merupakan kewajiban seluruh peserta rapat yang diatur di Undang-Undang (UU).
"Jadi Anda harus diwakili oleh seseorang yang dapat berbicara dalam bahasa Indonesia," kata Eddy menegur salah seorang bos perusahaan asing.
Menurut Eddy, Jika tidak menguasai Bahasa Indonesia, hal itu dapat disiasati dengan membawa seorang penerjemah saat rapat.
Dengan begitu, rapat akan berjalan dengan sah karena sudah sesuai ketentuan UU.
Ketegasan PAN tersebut sontak mendapat pujian dari sejumlah warganet. Eddy dan PAN dinilai secara tegas menegakkan aturan yang berlaku.
Terlebih, para bos asing tersebut harus mematuhi segala peraturan di Indonesia mengingat mereka mencari uang di sini.
"Setuju banget sih dengan sikap Pak Eddy yang 1 ini! Kita kalo di Indonesia, harus menggunakan bahasa Indonesia, tanpa terkecuali WNA. Harus mengajari mereka mengenal bahasa indonesia apalagi mereka berbisnis dan menetap di Indonesia," komentar salah seorang warganet menyikapi sikap politikus PAN itu.
Selain itu, terdapat juga warganet lain yang menyinggung perihal keharusan mereka belajar bahasa asing jika ingin bekerja di luar negeri.
Menurutnya, hal tersebut harus diterapkan di sini bagi Warga Negara Asing yang ingin bekerja di Indonesia.
"Nicee, cukup senang liat anggota dewan ini ,kalo bisa untuk WNA yang mau kerja ,buka bisnis ,study, penelitian mereka harus bisa bahasa Indonesia dong, kita aja klo ke luar negeri aja harus bisa bahasa negara mereka entah dari China, Inggris, Rusia, Amerika, Arab," ungkap warganet.
*Tegur Bos Smelter China Karena Tak Bisa Bahasa Indonesia*
Nama Wakil Ketua Komisi VII DPR, Eddy Soeparno tengah dipuji-puji di media sosial. Videonya menyela seorang pimpinan perusahan peleburan nikel saat Rapat Dengar Pendapat pada Kamis (8/6/2023) viral.
Potongan video tersebut pun tengah memenuhi lini masa media sosial. Dalam rekaman yang beredar, para bos smelter nikel asal China tampak tak bisa menggunakan bahasa Indonesia.
Salah satu di antaranya bahkan membawa penerjemah untuk mendampinginya. Anggota DPR Eddy Soeparno yang menjadi pemimpin rapat pun menegur mereka dan menuntut mereka harus menggunakan bahasa Indonesia, sebagaimana aturan undang-undang.
Baca juga: Hilirisasi Nikel Jadi yang Perkembangannya Paling Pesat, Ada 100 Smelter Terbangun
"Ini adalah sidang parlemen resmi dan semua sidang parlemen dilakukan dalam Bahasa Indonesia. Ini adalah aturan," kata Eddy, dikutip dari siaran YouTube Komisi VII DPR.
"Jadi Anda harus diwakili oleh seseorang yang dapat berbicara dalam bahasa Indonesia," kata Eddy.
Adapun rapat tersebut dihadiri oleh 20 direktur utama smelter nikel yang beroperasi di Indonesia, Plt Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM, dan Direktur Jenderal ILMATE Kementerian Perindustrian.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.