Demokrat Nilai Mimpi SBY Satu Gerbong Kereta dengan Mega-Jokowi Bukan Sebatas Pesan Politik Semata
Demokrat nilai mimpi SBY satu gerbong kereta dengan Megawati dan Jokowi bukan sebatas soal penyampaian pesan politik semata.
Penulis: Reza Deni
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat menilai mimpi Susilo Bambang Yudhyono atau SBY yang satu gerbong kereta dengan Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo dan ditwitkan oleh dirinya sendiri, bukan sebatas soal penyampaian pesan politik semata.
"Pesan ini melampaui sekedar politik kontestasi 2024 mendatang, tapi lebih dari itu, ini bagaimana mewujudkan Indonesia sebagai negara maju, Indonesia Emas 2045," kata Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani dalam pesan yang diterima Tribunnews, Rabu (21/6/2023).
Kamhar sendiri awalnya mengakui tak memiliki kemampuan menafsirkan mimpi SBY tersebut.
Namun, dia menilai ketika mimpi Pak SBY ini disampaikan diruang publik, tentu ada maksud dan pesan yang ingin disampaikan.
"Saya pribadi menangkap bahwa semangat dan pesan yang ingin disampaikan Pak SBY dari cerita mimpi tersebut adalah semangat rekonsiliasi dalam bingkai silaturahmi politik kebangsaan," ujar dia.
Menurutnya, dalam kehidupan politik yang masih diwarnai relasi patron klien dan dalam situasi politik seperti sekarang ini, silaturahmi tokoh-tokoh bangsa yang menjadi tokoh kunci dalam politik menjadi sangat penting dan relevan.
"Semakin kompleksnya problematika kebangsaan yang dihadapi dan memasuki tahun politik menjelang Pilpres 2024, maka silaturahmi politik di level elit menjadi penting untuk menciptakan suasana yang kondusif, teduh dan membawa ketenteraman," kata dia.
Kamhar mengatakan SBY dan semua orang tidak ingin mengulang kembali dinamika politik dalam tensi yang terlalu tinggi dan panas seperti pada 2019 yang lalu.
"Jika kembali berulang, bukan tidak mungkin akan melampaui daya tenggang kita sebagai bangsa yang pada gilirannya merobek tenun kebangsaan," kata dia.
"Sekali lagi, hemat saya, semangat yang ingin disampaikan Pak SBY bahwa rekonsiliasi akan menjadi fondasi hubungan yang kokoh dan kondusif untuk terbangunnya kolaborasi dan sinergi seluruh elemen bangsa, termasuk antar partai politik untuk menunaikan janji-janji kemerdekaan," tandas Kamhar.
Baca juga: Masinton Pasaribu Harap Mimpi SBY Bukan Hanya Sekadar Bunga Tidur, Tetapi Kehendak dan Cita-cita
Sebelumnya, Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY menceritakan soal mimpinya bersama dua presiden lain, termasuk dengan Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo.
Lewat utas akun Twitter resminya secara langsung, SBY yang kini Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat mengaku dia dijemput Presiden Joko Widodo (Jokowi) di kediamannya pribadi, Cikeas, Bogor, Jawa Barat.
"Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. Selanjutnya, kami bertiga menuju Stasiun Gambir," tulis SBY, dikutip Senin (19/6/2023) siang.
Di Gambir, SBY, Megawati, dan Jokowi sudah menunggu Presiden RI ke-8 atau presiden terpilih di Pemilu 2024.
Presiden yang baru itu telah membelikan karcis kereta api kepada ketiganya ke arah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Karena masih ada waktu, sejenak kami berempat minum kopi sambil berbincang-bincang santai," imbuhnya.
Mereka bertiga lalu naik kereta api tersebut.
Baca juga: Respons Demokrat Soal Mimpi SBY Bertemu Jokowi dan Megawati: Ada Penantian juga Dari Publik
Sepanjang perjalanan, Megawati, SBY dan Jokowi menyapa rakyat Indonesia.
"Rakyat yang pernah kami pimpin dengan penuh kesungguhan hati. Memimpin bangsa yang tak pernah sepi dari tantangan," sambung SBY.
Sampai di Solo, Jokowi turun dari kereta karena Solo adalah kampung Jokowi.
SBY juga turun di Solo sebelum menuju tanah kelahirannya di Pacitan, Jawa Timur menggunakan bus.
"Pak Jokowi kembali ke kediamannya, saya terus ke Pacitan dengan bus. Sedangkan Ibu Megawati melanjutkan perjalanan ke Blitar utk berziarah ke makam Bung Karno," tutup SBY dalam utasnya.