Denny JA: Penyair Sebagai Pemimpin Spiritual Sebuah Bangsa
Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena, Denny JA mengatakan bahwa penyair itu pemimpin spiritual sebuah bangsa dan ia menjadi cermin batin.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena, Denny JA mengatakan bahwa penyair itu pemimpin spiritual sebuah bangsa dan ia menjadi cermin batin terdalam komunitasnya.
Hal itu disampaikan Denny JA mengutip sepenggal kalimat dari Johann Wolfgang von Goethe (1749-1832) dalam sambutannya di acara Hadiah Sastra untuk Sutardji Calzoum Bachri di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu.
Sutardji Calzoum Bachri adalah seorang penyair kontemporer terkemuka Indonesia. Berkat dedikasinya terhadap perkembangan syair di Indonesia, dia dijuluki sebagai Presiden Penyair Indonesia dan diberi gelar Datuk Seri Pujangga Utama.
Sutardji Calzoum Bachri yang merupakan pelopor penyair angkatan 1970-an itu juga dikenal dengan ungkapan Kredo Puisi yang menyatakan bahwa kata-kata harus terbebas dari pengertian dan beban ide.
Kredo puisi memberikan pemahaman pembaca terhadap karya-karya sajak dan sikap kepenyairannya.
Merenangkan Sutardji Calzoum Bachri, Denny JA kembali mengingat pada 1981, ketika pertama kali dirinya menjadi mahasiswa.
Saat itulah Denny JA berkenalan dengan puisi Sutardji Calzoum Bachri.
Denny JA mengingat momen ketika dirinya berada di beranda Masjid Salemba UI dan mengulang-ulang membaca puisi Sutardji Calzoum Bachri yang berjudul kucing yang ditulis pada 1973.
“Sebagian bait itu saya hafal luar kepala. ‘Berapa Tuhan yang kalian punya?