Begini Progres Bendungan Bagong Karya Brantas Abipraya
PT Brantas Abipraya (Persero) semakin serius berkontribusi dalam peningkatan ketahanan pangan dan air di Indonesia.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM – PT Brantas Abipraya (Persero) semakin serius berkontribusi dalam peningkatan ketahanan pangan dan air di Indonesia. Salah satunya dalam pembangunan Bendungan Bagong di Trenggalek, Jawa Timur. Mulai dibangun pada Desember 2018, kini progress konstruksi Bendungan Bagong mencapai 23.087 persen. Bakal jadi bendungan multifungsi, pembangunan bendungan ini diikuti oleh pembangunan jaringan irigasi.
Bendungan Bagong terletak di Desa Sumurup dan Sengon yang berjarak sekitar 10 km dari pusat kota Kabupaten Trenggalek. Sumber air bendungan berasal dari Sungai Bagong dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) 39,95 km2.
“Bendungan Bagong ini didesain dengan tipe urugan zonal dengan tinggi puncak Inti Tegak 82 meter dan Panjang 678 meter. Kami targetkan bendungan ini rampung tepat waktu sehingga manfaatnya dapat segera dirasakan oleh masyarakat sekitar,” ujar Muhammad Toha Fauzi, Direktur Operasi I Brantas Abipraya.
Ditambahkan Toha, pembangunan bendungan ini bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan Daerah Irigasi (DI) di Trenggalek seluas 857 hektare. Tak hanya itu, Bendungan Bagong juga diproyeksi dapat mendukung kebutuhan air baku di Kecamatan Pogalan, Trenggalek. Hal ini dikarenakan bendungan ini memiliki kapasitas tampung 17,40 juta m3, selain itu Bendungan Bagong ini juga berfungsi untuk mengurangi debit air Sungai Bagong sebesar 78,44% sekaligus DAS Bagong serta potensi pariwisata.
Bertujuan untuk memenuhi misi ketahanan pangan dan ketahanan air dalam Program Strategis Nasional Pemerintah, Bendungan Bagong ini merupakan bendungan multiguna yang berfungsi sebagai pengendali banjir, sumber air baku, sumber daerah irigasi, sumber pembangkit listrik dan juga pariwisata.
“Brantas Abipraya tentunya akan berkomitmen untuk terus berfokus dalam penyelesaian Bendungan Bagong agar dapat tuntas tepat waktu, tepat biaya, tepat mutu serta kerapihannya tanpa melupakan keutamanan K3. Kami optimis adanya bendungan ini nantinya dapat menjadi solusi persoalnya dalam suplai air untuk mendukung ketahanan pangan daerah,” tutup Muhammad Toha Fauzi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.