Peringatan Dini Hari Ini, 10 Agustus 2023, BMKG: 19 Wilayah Berpotensi Terjadi Cuaca Ekstrem
Peringatan dini cuaca ekstrem BMKG hari ini, 10 Agustus 2023, terpantau 19 wilayah berpotensi terjadi hujan lebat, kilat dan angin kencang.
Penulis: Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Berikut peringatan dini cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hari ini, Kamis 10 Agustus 2023.
Dikutip dari bmkg.go.id, peringatan dini cuaca ekstrem terjadi di beberapa wilayah di Indonesia hari ini.
Menurut laporan dari BMKG, cuaca ekstrem terjadi di 19 wilayah di Indonesia.
Potensi cuaca ekstrem angin kencang terjadi di 4 wilayah.
Sedangkan di 3 wilayah lainnya terpantau akan mengalami cuaca ekstrem hujan disertai kilat dan angin kencang.
Selain itu, di 12 wilayah lainnya akan terjadi hujan lebat disertai kilat, petir, disertai angin kencang.
Baca juga: Prakiraan Hujan di Indonesia Hari Ini, Kamis 10 Agustus 2023, BMKG: Kalimantan Barat Hujan Sedang
Wilayah yang berpotensi terjadi angin kencang:
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara Timur
- Sulawesi Barat
- Maluku Utara
Wilayah yang berpotensi terjadi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang:
- Riau
- Sumatera Selatan
- Lampung
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Gelombang Tinggi Kamis, 10 Agustus 2023: Perairan Bengkulu Capai hingga 4 Meter
Wilayah yang berpotensi terjadi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang:
- Aceh
- Sumatera Utara
- Sumatera Barat
- Bengkulu
- Banten
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Kamis, 10 Agustus 2023, Potensi Cuaca Ekstrem di 19 Wilayah, Banten hingga Riau
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Timur
- Sulawesi Tengah
- Maluku
- Papua
Baca juga: Cuaca Hari Ini - BMKG: Sebanyak 12 Wilayah Alami Hujan Lebat pada Kamis, 10 Agustus 2023
Pemicu Cuaca Ekstrem
Sirkulasi Siklonik terpantau berada di Samudra Hindia Barat Sumatra Barat yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang di Samudra Hindia Barat Sumatra Barat.
Selain itu ada daerah pertemuan angin (konfluensi) di Samudra Hindia Barat Sumatra Utara.
Daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) terpantau memanjang dari Laut Andaman hingga Pesisir Barat Thailand, dari Laut Cina Selatan hingga Pesisir Barat Filipina Bagian Utara, dari Selat Karimata hingga Laut Natunan, dari Pesisir Bengkulu hingga Pesisir Barat Sumatra Barat, dari Kalimantan Timur hingga Kalimantan Utara, dari Sulawesi Tengah hingga Teluk Tomini, dan dari Papua Tengah hingga Papua Barat.
Daerah pertemuan angin (konfluensi) juga terjadi di Laut Cina Selatan, Laut Andaman, Laut Banda, Laut Flores hingga Laut Jawa, Samudra Hindia Selatan NTT hingga Barat Daya Lampung, dan dari Laut Arafuru hingga Laut Aru.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.
Peningkatan Kecepatan Angin Permukaan > 25 knot terpantau di Samudra Pasifik Timur Filipina, di Laut Arafuru, di Laut Aru, di Laut Cina Selatan, di Samudra Hindia Selatan Jawa, di Laut Maluku, dan Laut Seram yang mampu meningkatkan ketinggian gelombang di wilayah perairan sekitarnya.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)