TB Hasanuddin Bicara Soal Pertahanan Negara: Hal Terpenting Punya ‘Mata’ di Perbatasan
TB Hasanuddin mengatakan hal paling utama yang harus dipunya dalam pertahanan Indonesia adalah tersebarnya CCTV di setiap perbatasan negara yang rawan
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin mengatakan hal paling utama yang harus dipunya dalam pertahanan Indonesia adalah tersebarnya CCTV di setiap perbatasan negara yang rawan.
“Menurut saya kita harus punya CCTV. Itu paling utama, di seluruh wilayah NKRI,” kata TB Hasanuddin saat wawancara khusus bersama Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra, di Kantor Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Kamis (17/8/2023).
CCTV yang dimaksud TB Hasanuddin ialah adanya mata pemantau pada wilayah batas negara, baik darat maupun laut.
Menurutnya keberadaan CCTV tersebut penting untuk melihat musuh yang dihadapi, serta memikirkan langkah berikutnya.
Baca juga: Pemerintah Anggarkan Rp 324,1 Triliun untuk Bidang Hukum dan Pertahanan Keamanan Pada 2024
“CCTV itu apa, ketika ada pesawat atau kapal ke wilayah NKRI harus diketahui dulu. Soal nanti apakah dilakukan pencegatan, intersepsi, dan sebagainya tergantung kemampuan kita, atau sekalian dihancurkan,” kata dia.
“Dilihat dulu, diintersep, kemudian setelah itu ‘oh ini ternyata sesuatu yang membahayakan’. Pentahapannya, itu kita harus punya mata,” lanjut TB Hasanuddin.
Politikus PDIP ini menerangkan saat ini sedang dibangun radar untuk angkatan udara.
Namun tahap pemasangannya baru sekitar 70 persen.
Sementara 30 persen lainnya masih blank atau tak tercakupi.
Sedangkan pada lautan wilayah perbatasan Indonesia lanjutnya, baru 50 persen tercakupi.
Sementara 50 persen sisanya masih tidak terlihat.
Baca juga: Jokowi Nilai Industri Pertahanan Harus Dibangun Secara Kompetitif
Blank atau tidak tercovernya area tersebut menurut TB Hasanuddin tak lain karena anggaran yang belum mencukupi.
“Kenapa blank, duitnya kan belum ada. Dan Roma tidak dibangun dalam satu hari,” ujar dia.