Luaskan Jangkauan Pasar, UMKM Diharap Adaptif di Era Kemajuan Digital
Ana Sopanah mengatakan perilaku masyarakat saat ini mulai bergeser dari model transaksi konvensional menjadi digital. Peralihan ini, kata dia,
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Forum Akuntansi, Manajemen, Ekonomi (Fame) Jawa Timur, Ana Sopanah mengatakan perilaku masyarakat saat ini mulai bergeser dari model transaksi konvensional menjadi digital. Peralihan ini, kata dia, bisa menjadi tantangan dan peluang secara bersamaan.
Bahkan kata dia, pada tahun 2019 jumlah pengguna handphone aktif mencapai 42 persen. Hal ini koheren dengan data Kemenkominfo yang menyebut lebih dari 150 juta penduduk Indonesia aktif di sosial media.
Hal ini disampaikan Ana dalam kegiatan workshop yang digelar Ikatan Alumni Widyagama Malang (IKAWIGA) bertajuk ‘Pelatihan Digital Marketing dan Keuangan bagi UMKM’ di Malang, Jawa Timur, Minggu (28/8/2023).
“Kegemaran masyarakat dalam melakukan transaksi digital hari ini begitu signifikan. Hal ini didukung oleh data Research Centre pada 2019 yang merilis bahwa pengguna smartphone aktif di Indonesia mencapai 42 persen atau sekira 100 juta lebih penduduk. Bahkan, koheren dengan data Kominfo yang menyebut lebih dari 150 juta masyarakat Indonesia aktif di sosial media,” kata Ana.
Ana berharap, spirit digital dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi juga dilakukan oleh pelaku UMKM. Pelaku UMKM dituntut untuk adaptif terhadap perkembangan era melalui inovasi dan kreasi digital.
Misalnya, memanfaatkan platform online sebagai basis digital marketing. Tujuannya, agar produk mereka dapat dikenal lebih luas bahkan hingga mancanegara.
“Data hari ini menunjukkan hanya 13 persen atau sekira 8,3 juta dari 64,2 juta pelaku UMKM yang mulai memanfaatkan platform digital, seperti e-commerce dan media sosial. Tentu angka ini harus terus ditingkatkan supaya pelaku UMKM secara optimal dan masif mulai beralih pada langgam transaksi digital,” lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Umum IKAWIGA, Muhammad Supriyadi mengatakan UMKM adalah sektor krusial yang punya andil besar terhadap ekonomi nasional. UMKM menyumbang 62 persen produk domestik bruto (PDB) dengan unit usaha sebesar 64,2 juta.
“Peningkatan kapasitas dan produktivitas UMKM ini wajib didukung penuh. Pasalnya, 64,2 juta unit usaha UMKM mampu menyumbang 61,9 persen pada Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap 97 persen tenaga kerja,” kata dia.
Strategi pemanfaatan akses digital, menurut Supriyadi, mesti dilatih secara serius dan akurat. Ini supaya pelaku UMKM mampu menekan pembiayaan melalui digital marketing dan meningkatkan kualitas dan kuantitas produk mereka di pasar nasional dan global.
“Meski begitu, banyak kendala yang dialami pelaku UMKM, misalnya akses pembiayaan, pemasaran, daya saing, dan produktivitas. Sektor digital dan fintech kiranya bisa menjadi angin segar untuk pelaku UMKM meningkatkan daya saing dan produktivitas mereka,” lanjut dia.