Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pakar Lingkungan: PLTA Solusi Atasi Perubahan Iklim

WMO memperingatkan temperatur global kemungkinan besar akan terlampaui di atas 1,5 derajat Celsius secara temporer pada 5 tahun ke depan.

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Pakar Lingkungan: PLTA Solusi Atasi Perubahan Iklim
ist
Pakar Lingkungan Universitas Indonesia sekaligus Founder/CEO Environmental Institute, Mahawan Karuniasa menyatakan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan kontributor penting memangkas emisi Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Lingkungan Universitas Indonesia sekaligus Founder/CEO Environmental Institute, Mahawan Karuniasa menyatakan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan kontributor penting memangkas emisi Indonesia.

"PLTA ini adalah kontributor penting pangkas emisi dan tentu menjadi solusi mengatasi perubahan iklim. Bahkan faktor emisi dari sub-sektor pembangkit pada tahun 2050 jauh berkurang menjadi hanya 3 persen saja dibandingkan kebijakan tanpa percepatan," katanya di Seminar Transisi Energi Menghadapi Perubahan Iklim di Universitas Sumatera Utara, Rabu (30/8/2023).

Baca juga: Anggota Komisi III DPR: Tanam 1 Juta Pohon Langkah Nyata Polri Atasi Perubahan Iklim

Seperti diketahui, Badan Meteorologi Dunia atau World Meteorological Organisation (WMO) memperingatkan temperatur global kemungkinan besar akan terlampaui di atas 1,5 derajat Celsius secara temporer pada 5 tahun ke depan.

Menurut Mahawan, fakta tersebut tentu saja akan berdampak pada meningkatnya bencana hidrometeorologis seperti banjir, longsor, dan angin ekstrem di Indonesia. 

"Transisi energi sangat penting untuk menghadapi perubahan iklim dan pada saat bersamaan untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat karena pertumbuhan penduduk dan meningkatnya kesejahteraan," tegasnya.

Baca juga: Bahas Omnibus Law Hingga Perubahan Iklim, GBB Serap Masukan dari Presiden KSBSI

Mahawan menambahkan bahwa sumber emisi Indonesia akan beralih dari aktivitas berbasis lahan ke sumber emisi dari sektor energi. "Sehingga agenda energi bersih Indonesia perlu prioritaskan PLTA selain penerapan teknologi Carbon Capture Storage (CCS) maupun Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) pada pembangkit yang masih menggunakan batubara," tukasnya.

Sementara itu, Guru Besar Ilmu Kehutanan Universitas Sumatera Utara, Rahmawaty menyampaikan bahwa dalam implementasi transisi energi, pembangunan pembangkit listrik dilapangan dapat diintegrasikan dengan manajemen konservasi serta pelestarian ekosistem hutan.

Berita Rekomendasi

Seminar juga menghadirkan Dirjen EBTKE, Zeira Salim Ritonga Anggota DPRD Sumatera Utara, serta Rektor Universitas Negeri Medan Prof. Bahruddin. Sesuai Agenda Net Zero Emission (NZE), Indonesia akan mencapai emisi bersih atau seimbang antara emisi dan penyerapan yang dilakukan pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas