Bawaslu RI Soroti Banyak Hoaks di Pemilu 2019
Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI menyoroti banyaknya informasi hoaks bermunculan di pemilu 2019 lalu.
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI menyoroti banyaknya informasi hoaks bermunculan di pemilu 2019 lalu.
Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja mengatakan, informasi hoaks tersebut bahkan menimbulkan kericuhan dalam proses pemilu.
"2019 pemilu kita dengan banyaknya hoaks yang bersiliweran di media sosial menambahkan kericuhan di tahun 2019 yg lalu," kata Rahmat Bagja, dalam acara penandatanganan kerja sama antara Bawaslu RI dan Tiktok Indonesia untuk Pemilu 2024, di Gedung Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Senin (18/9/2023).
Sehingga menurutnya, langkah mitigasi penting untuk dilakukan jelang pemilu tahun 2024 mendatang.
"Kita akan meningkatkan sebuah pemilu yang kemudian lebih argumentatif, lebih reasonable, pilihan-pilihan yang diserahkan kepada masyarakat untuk memilihnya tanpa kemudian melalukan fitnah, berdasarkan suku agama dan RAS. Ini yg paling penting, ini yg akan kita wujudkan pada pemilu tahun 2024 ini," kata Bagja.
Lebih lanjut, Rahmat Bagja mengatakan, saat ini sudah mulai ramai soal pendaftaran bakal calon presiden.
Dalam momen tersebut, menurutnya, persoalan di media sosial berkaitan dengan pemilu akan mulai banyak bermunculan. Terlebih, pada saat penetapan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nanti.
"Sudah mulai meningkat, apalagi katanya teman-teman KPU akan mempercepat proses pendaftaran bacapres," ucap Rahmat.
Baca juga: Curhat Ketua KPU Diadukan Bawaslu ke DKPP, Hasyim Asyari: Sudah Jadi Nasib
"Nah ketika proses pendaftaran bacapres, maka bacawapresnya bakal kelihatan. Ketika bacawapresnya kelihatan, biasanya media sosialnya akan tinggi sedikit nih. Nah begitu penetapan, maka akan semakin ramai. Nah disinilah kita lihat, persoalan persoalan yang akan terjadi di media sosial," sambungnya.