Waket MPR Lestari Moerdijat: Pelestarian Batik Harus Segera dan Menyeluruh
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengungkapkan bahwa pelestarian batik merupakan tanggung jawab setiap anak bangsa.
Penulis: Yosephin Pasaribu
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengungkapkan bahwa pelestarian batik merupakan tanggung jawab setiap anak bangsa.
Langkah pelestarian itu harus dilakukan segera dan menyeluruh dari hulu hingga hilir guna menjaga nilai budaya bangsa dan nilai yang menyertainya.
"Batik yang merupakan karya budaya warisan nenek moyang kita merupakan bagian dari perjalanan bangsa yang harus dilestarikan. Perlu langkah nyata dalam mengupayakannya," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam siaran pers yang diterima Tribunnews, Selasa (3/10/2023).
Menurut Lestari, upaya pelestarian batik saat ini menghadapi banyak tantangan, baik dari sisi hulu hingga hilir dari rantai produksi atau pembuatan batik.
Dari sisi hulu, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, regenerasi para pembatik tidak berjalan dengan baik. Sehingga, tambah dia, semakin hari jumlah orang yang memiliki keterampilan membatik semakin berkurang.
Baca juga: Lestari Moerdijat: APBN 2024 Diharapkan Mampu Menjadi Instrumen Percepatan Pembangunan
Berdasarkan data Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI), pada tahun 2020 diperkirakan jumlah perajin batik mencapai 151.565 orang. Namun kini hanya ada 37.914 perajin saja yang masih berproduksi.
Tak hanya itu, imbas pandemi Covid-19 ini juga menyebabkan banyak perajin batik terpaksa alih profesi.
Di sisi hilir, ujar Rerie, yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, pemahaman masyarakat tentang nilai- nilai yang terkandung dalam setiap karya batik juga semakin berkurang.
Rerie menjelaskan, kombinasi kendala di dua sisi dalam rantai produksi batik itu dapat mengancam eksistensi batik karya anak bangsa.
Menurut Rerie, langkanya perajin yang mampu membatik seringkali dimanfaatkan oleh negara lain untuk memproduksi batik secara masal dengan harga yang lebih terjangkau dan mengikuti selera pasar.
Oleh karena itu, tambah Rerie, upaya untuk mengatasi sejumlah kendala yang mengancam eksistensi batik karya anak bangsa harus segera dilakukan bila masyarakat tidak ingin kehilangan warisan budaya yang sarat nilai luhur itu.
Baca juga: Lestari Moerdijat: Pencegahan Perundungan di Lingkungan Pendidikan Harus Menjadi Prioritas Bersama
Rerie menilai memasyarakatkan penggunaan batik sangat penting, tetapi lebih penting dari itu adalah menjaga agar regenerasi pembatik berjalan dengan baik.
Ia pun menegaskan, upaya untuk melahirkan pembatik-pembatik muda harus mendapat dukungan dari para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah, demi tetap berlangsungnya pelestarian karya batik beserta nilai-nilai budaya luhur yang dikandungnya.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.