Kritisi Oligarki dan Politik Dinasti, Milenial: Anak Muda Jangan Mau Hanya Dijadikan Alat
Sejumlah komunitas anak muda di Samarinda berkumpul dan membahas situasi politik nasional secara kritis pada Rabu (4/10/2023).
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah komunitas anak muda di Samarinda berkumpul dan membahas situasi politik nasional secara kritis pada Rabu (4/10/2023).
Mereka menyoroti persoalan pragmatisme di kalangan pemuda dalam berpolitik.
Selain itu, fenomena elitisme dan politik dinasti menguat seiring dengan dominasi oligarki dalam wajah politik mulai dari daerah sampai nasional.
Tokoh anak muda Samarinda yang juga Founder Forum Milenial Nusantara, Husain Firdaus, menyatakan dukungannya terhadap gagasan gerakan politik alternatif mengingat wilayah utama politik telah didominasi pragmatisme apatisme di satu sisi dan di sisi lain oligarkisme dan politik dinasti.
Husain menilai gagasan capres alternatif yang digerakkan sejumlah komunitas kepemudaan di sejumlah daerah merupakan sebuah gagasan rasional.
Wacana capres alternatif merupakan respon cerdas dan sikap kritis anak-anak muda untuk menantang gejala elitisme dan kesenjangan politik yang semakin menguat di berbagai lini, ekonomi maupun politik.
Baca juga: PKS Khawatir MPR Jadi Tirani dan Oligarki Bila Lembaga Tertinggi Negara
Husain menilai menguatnya apatisme di satu sisi dan politik dinasti dan oligarki di sisi lain menjadi tantangan tersendiri yang harus dihadapi aktivis anak muda saat ini.
"Bagi anak-anak muda hari ini Pemilu 2024 menjadi momen penting mengubah budaya politik pragmatisme dan apatisme di kalangan anak muda. Selain itu, menghadapi momentum politik ini anak muda juga harus dapat menggalang kekuatan kolaboratif untuk merespon secara cerdas oligarkisme dan dinasti politik yang semakin mengkhawatirkan kita bersama".
"Anak-anak muda di berbagai daerah hari ini isunya adalah kesenjangan akses, akses untuk anak-anak muda ini maju tidak tersebar secara merata. Elitisme, politik dinasti dan oligarkisme cenderung menutup kesempatan dan ruang anak muda secara umum untuk bersama-sama memajukan negara dan bangsa. Padahal negara ini kan milik anak bangsa, bukan negara 'anak mantu' dan juga bukan negara milik sekelompok orang tertentu," ujar Husain dalam keterangannya.
Baca juga: Rizal Ramli: Delapan Tahun Jokowi Berkuasa, Oligarki Makin Untung
Pertemuan komunitas anak muda Samarinda yang digagas Forum Milenial Nusantara ini mendukung gagasan desain politik alternatif sebagai sebuah gerakan moral dan gerakan kritis terhadap situasi politik nasional secara umum. Dukungan terkait pimpinan alternatif sejak awal harus terus digaungkan.
"Menurut kami, bacapres yang ada sesungguhnya belum ada yang mampu merangkul dan menyentuh isu-isu penting anak muda, seperti isu pendidikan, isu sosial budaya, isu lapangan kerja, isu lingkungan hidup dan berbagai isu lainnya. Padahal sebagai pemilik demografi terbesar dalam pemilu suara anak-anak muda sangat signifikan pengaruhnya. Anak muda juga jangan mau hanya dijadikan alat atau display pelengkap untuk kepentingan sempit para politisi," tegas Husain.
"Kita harus mencari sosok pemimpin muda yang benar-benar paham dan memperjuangkan kepentingan anak-anak muda," ujarnya.