Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat: Pola Hidup Halal
Simak contoh teks khutbah Jumat singkat yang berjudul Pola Hidup Halal. Memuat materi pengingat bagi umat Islam untuk memperhatikan pola hidupnya.
Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Berikut contoh teks khutbah Jumat dapat dibawakan pada minggu kedua Oktober 2023, yakni Jumat (13/10/2023).
Contoh teks khutbah Jumat ini berjudul Pola Hidup Halal.
Dalam contoh teks khutbah Jumat ini memuat materi bahwa umat muslim wajib memperhatikan perilakunya dalam hidup agar sesuai syariat.
Utamanya yakni memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi serta cara memperoleh makanan tersebut.
Pasalnya, makanan yang hukumnya halal tetapi diperoleh dengan cara yang haram, maka akan menjadi haram juga.
Lebih lengkapnya, simak contoh teks khutbah Jumat yang dikutip dari laman Elektronik Literasi Pustaka Keagamaan Islam (ELIPSKI) Kemenag:
Baca juga: Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat: Hubungan Agama dan Negara
Khutbah Pertama
Jamaah shalat Jum’at yang dirahmati Allah
Agama Islam mengatur berbagai sendi kehidupan, termasuk aktivitas makan dan minum yang sangat berkaitan dengan puasa. Allah Swt. berpesan kepada hamba-Nya untuk berhati-hati dengan makanan sebagaimana termaktub dalam surat al-Baqarah ayat 168:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِى ٱلْأَرْضِ حَلَٰلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”
Tidak hanya jenis makanannya saja yang harus diperhatikan, namun juga cara memperoleh makanan tersebut. Makanan yang hukumnya halal namun didapatkan dengan cara yang haram, maka jatuhnya menjadi haram. Dan makanan halal namun tercampur dengan dzat haram, maka nilainya juga haram.
Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Sa’ad bin Abi Waqash berkata kepada Nabi Muhammad saw., “Ya Rasulullah, doakanlah aku agar menjadi orang yang dikabulkan doa-doanya oleh Allah”. Apa jawaban Rasulullah, “Wahai Sa’ad perbaikilah makananmu (makanlah makanan yang halal) niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya. Dan demi jiwaku yang ada di tangan-Nya sungguh jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima amalnya selama 40 hari dan seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba, maka neraka lebih layak untuknya.” (HR. At-Thabrani).
Baca juga: Contoh Teks Khutbah Jumat: Maulid Nabi, Kelahiran Sang Pembawa Rahmat
Jamaah shalat Jum’at yang dirahmati Allah
Kita harus menjalankan pola hidup yang halal. Apa pun yang kita lakukan wajib sesuai syariat. Sesuap makanan yang masuk ke dalam tubuh, akan terserap nutrisinya ke dalam aliran darah dan dialirkan ke seluruh tubuh. Nutrisi itu berguna untuk membangun tubuh kita. Nutrisi makanan yang dihasilkan dari makanan haram akan menghalangi diterimanya amal ibadah kita, termasuk doa-doa yang kita panjatkan ke hadirat Allah Swt.
Selain itu, Bagaimana hati kita bisa menerima kebenaran, jika hal yang melekat dalam tubuh kita merupakan sesuatu yang haram?
Sungguh hal ini wajib kita renungkan bersama. Jangan sampai tindakan kita menghasilkan sesuatu yang haram sehingga kita memakai pakaian yang haram, dan memakan makanan yang haram. Hal ini sangat memengaruhi keimanan, mengakibatkan sulitnya menerima kebenaran, malasnya beribadah, mencondongkan hati ke arah kebatilan, serta mengundang berbagai masalah di dalam kehidupan sehingga menjauhkan kita dari rasa tenang dan bahagia.
Jamaah shalat Jum’at yang dirahmati Allah
Kita tidak diperbolehkan memakan makanan yang membahayakan atau berdampak buruk terhadap kesehatan tubuh kita. Makanan yang banyak mengandung pengawet, pewarna, pemanis dan perasa buatan banyak sekali beredar di pasaran. Makanan-makanan tersebut dari dzatnya bersifat halal, namun akan memberikan dampak yang buruk terhadap kesehatan.
Hal ini bisa dilihat dari kualitas kesehatan masyarakat akhir-akhir ini. Penyakit yang ditimbulkan karena pola makan semakin marak. Anak-anak pun banyak terkena penyakit yang berbahaya: kanker, gagal ginjal, diabetes, jantung, stroke, dan lain-lain. Bagaimana bangsa ini bisa maju, jika kualitas kesehatan generasi muda tidak terjamin karena makan makanan yang membahayakan tubuh?
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita mengetahui dampak sebuah makanan sehingga kita bisa menghindarinya. Sebab kaidah agama menyatakan laa dharara walaa dhirara (janganlah membuat kerusakan dan jangan pula melakukan hal-hal yang mengakibatkan kerusakan).
Pada kesempatan kali ini, saya mengajak diri saya sendiri dan juga sidang Jum’at yang berbahagia untuk selalu berhati-hati menjaga kehalalan dan kebaikan dalam berbagai sendi kehidupan. Semoga Allah Swt menerima semua amal perbuatan kita yang selalu kita niatkan untuk ibadah.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
(Tribunnews.com/Enggar Kusuma)