Kemenag: Moderasi Agama di Kampung Ciptakan Keharmonisan Beragama
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Nizar Ali, mengatakan moderasi beragama di wilayah perkampungan merupakan keharmonisan umat beragama.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Nizar Ali, mengatakan moderasi beragama di wilayah perkampungan merupakan keharmonisan umat beragama.
Kementerian Agama melakukan roadshow sosialisasi rencana perhelatan akbar Konferensi Moderasi Beragama Asia Afrika (KMBAA) di Bandung pada 11 sampai 13 Desember 2023 nanti.
Menurut Nizar, kampung moderasi beragama, rumah moderasi beagama, dan juga sekolah moderasi beragama serta perguruan tinggi moderasi beragama, bisa menjadi role model menjelang tahun politik saat ini.
Baca juga: Bawaslu: Perlu Kolaborasi Untuk Moderasi Konten Supaya Minim Disinformasi Pemilu 2024
Pada tahun politik masyarakat sangat rentan dengan gesekan-gesekan, hanya karena perbedaan pilihan politik.
"Moderasi beragama di kampung dan tempat ibadah menjadi opsi untuk menciptakan keharmonisan umat beragama. Sebab di kampung moderasi beragama dipastikan kehidupan umat beragama harmonis dan damai," tutur Nizar.
Hal tersebut diungkapkan oleh Nizar pada Diskusi Publik, Ekspos Inovasi Moderasi Beragama, dengan tema Membangun Harmoni Melalui Kampung Moderasi dan Rumah Ibadah Moderasi.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat, Kemenag Prof. Suyitno mengatakan, pelaksanaan ekspos inovasi moderasi beragama di Unair sejalan dengan lahirnya Pepres Nomor 58 Tahun 2023, tentang penguatan moderasi beragama.
Program moderasi beragama (PMB) bukan semata tusinya Kemenag, tetapi menjadi kewajiban bersama semua kementerian dan lembaga.
"Program inovasi moderasi bertujuan agar praktik baik dari masyarakat, dan lembaga pendidikan, bisa menjadi role model, bahwa apa yang dilakukan menjadi contoh dan bisa dikembangkan lalu didesiminasikan di tempat lain," ucap Suyitno.
Kaban juga berharap, dengan rencana gelaran KMBAA di Bandung nanti, bisa mengimpor dan mengekspor praktek-praktek baik moderasi beragama di benua Asia Afrika.
Dapat berkontribusi, memberikan solusi, dan pandangan kepada kita semua tentang pentingnya hidup yang damai, meskipun kita semua berbeda latar belakang, suku bangsa, agama dan heterogenitas.
Kegiatan diskusi ini menghadirkan beberapa narasumber, seperti: Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Bappenas, Didik Darmanto, Koordinator Jaringan Gusdurian dan Tim Ahli Pokja Moderasi Beragama, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid, dan Direktur Jenderal Bimas Buddha Supriyadi.
Kegiatan yang digagas oleh Balai Litbang Agama Semarang ini, bertempat di Universitas Airlangga, Surabaya.
Baca juga: Jokowi Terbitkan Perpres Penguatan Moderasi Beragama
Pada kegiatan diskusi ini juga diberikan hadiah kepada para pemenang lomba inovasi. Kategori kampung moderasi, Juara 1 Desa Rama Agung, Bengkulu, Juara 2 Dusun Plumbon, Banguntapan, DIY dan juara 3 Desa Budakeling, Karangasem, Bali.
Kategori rumah ibadah moderasi beragama, Juara 1 Vihara Tanah Putih semarang, Jawa tengah, Juara 2 Masjid At-Taqwa, dan Pura Kalingga, Pekalongan, Jawa Tengah, dan Juara 3 Pura Karanggede, Bantul, DIY.