Program Prakerja Menginspirasi Thailand Upgrade Keterampilan Angkatan Kerja
Lembaga bidang pendidikan Thailand, The Equitable Education Fund (EEF) terkesan dengan Program Kartu Prakerja di Indonesia.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Endra Kurniawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga bidang pendidikan Thailand, The Equitable Education Fund (EEF) terkesan dengan Program Kartu Prakerja di Indonesia karena dapat mempertemukan kebutuhan industri dengan meningkatkan kompetensi angkatan kerja melalui pelatihan. Prakerja menjadi inspirasi EEF untuk mengembangkan program di negara tersebut.
Prakerja dinilai telah memberikan akses yang baik ke pesertanya dengan membantu mereka memperoleh keterampilan, keterampilan ulang, dan peningkatan keterampilan (skilling, reskilling, dan upskilling).
Saat ini Thailand sedang mengembangkan program yang memberikan bantuan pendidikan dan pelatihan bagi angkatan mudanya. Sepak terjang Prakerja yang sudah dikenal luas di dunia internasional dalam memberikan pelatihan peningkatan keahlian, membuat EEF datang ke Indonesia untuk belajar dari Prakerja.
Director Office of Innovation for Learning Opportunity, EFF, Thantida Wongprasong ditemui di kantor Prakerja, Jakarta, mengatakan Prakerja menjadi inspirasi EEF untuk meningkatkan keterampilan sektor informal di Thailand yang jumlahnya mencapai sekitar 20 juta orang.
"Indonesia memiliki tantangan dalam hal jumlah penduduk. Jadi menurutku ini sesuatu inspirasi. Sebesar Indonesia bisa mencapainya. Di Thailand populasinya lebih sedikit. Saya pikir jika kita menggunakan model Prakerja kita bisa mencapainya juga dalam hal reskilling bagi sektor informal," ujarnya, seraya menambahkan Prakerja mengajarkan bagaimana cara menangkap ikan, bukan memberi ikan dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Jumat (27/10/2023).
Baca juga: Cara Beli Pelatihan Kartu Prakerja Gelombang 62, Sebelum Ditutup pada 31 Oktober 2023
Penasihat EEF, Supakorn Buasai menilai Prakerja merupakan inovasi yang sangat baik. Selama dua hari ini, EEF mempelajari banyak hal dari Prakerja.
"Pada sesi pertama Prakerja membagikan insight, pemikiran di balik operasi Prakerja ini. Operasinya berdasarkan latar belakang ekonomi dan Prakerja ingin memperbaikinya," tuturnya.
Dan Prakerja, kata Supakorn, berhasil mencocokkan antara kebutuhan perusahaan terhadap pekerja dengan keterampilan yang baik.
Salah satu delegasi Thailand, Artificial Intelligence Specialist, Korakot Chaovavanich menilai kemitraan pemerintah dan swasta menjadi kunci kesuksesan program inovatif ini.
"Saya senang dengan bagaimana platform ini bekerja," ucapnya.
Dalam studi banding ini, delegasi EEF mendapatkan presentasi berbagai materi selama dua hari, seperti teknologi, operasional, ekosistem, monitoring dan evaluasi, serta penganggaran. Setelah sesi di kantor Prakerja, di hari ketiga delegasi juga berkesempatan mengunjungi beberapa mitra Prakerja seperti lembaga pelatihan Skill Academy, digital platform Kariermu, dan mitra pembayaran DANA.
Berbagi
Co-Founder & Chief Operating Officer (COO) Ruangguru, Iman Usman mengatakan EEF datang untuk belajar bagaimana menerapkan konsep pembelajaran sepanjang hidup atau lifelong learning seperti yang digaungkan oleh UNESCO melalui Pemerintah Indonesia dan Prakerja.
"Mereka datang untuk belajar bagaimana mengembangkan konten, produksinya seperti apa, pengaplikasian sistem hingga tentang kerja sama dengan pemerintah," tuturnya.
Ia menambahkan yang juga menjadi perhatian EEF adalah bagaimana meningkatkan keterampilan angkatan kerja.
"Sebenarnya isu skilling itu tidak hanya di Indonesia saja, tapi ternyata di Thailand juga. Ini menarik, justru mereka belajar banyak dari kita bagaimana kita mengembangkan program skilling, mereka cukup terbuka untuk belajar tidak hanya sekedar berkunjung," ucapnya.
Kunjungan EEF Thailand itu menjadi suatu kebanggaan buat Indonesia, di mana Program Kartu Prakerja memberikan inspirasi serta peluang replikasi di negara lain untuk dikembangkan.
"Buat kita kunjungan ini menyenangkan karena negara lain melihat apa yang kita lakukan, mereka melihat mungkin ada peluang replikasi di konteks mereka. Apabila mereka melakukan lebih baik lagi, itu juga jadi kebanggaan buat kita," ujar Direktur Pemantauan dan Evaluasi Prakerja, Cahyo Prihadi.
Ia menekankan menjaga kepatuhan terhadap standar pelatihan sangat penting. Lembaga yang masuk dalam ekosistem harus sudah dikurasi agar memenuhi standar.
"Prinsip dibalik Prakerja itu yang tidak boleh berubah yaitu empati, sehingga ada value yang sampai ke user. Value bicara outcome dan impact, dia (peserta) mendapatkan pelatihan, lalu bisa menggunakan hasil pelatihannya untuk lebih produktif," ucapnya.
Baca juga: Tahapan dan Jadwal Kartu Prakerja Gelombang Terakhir Tahun 2023
Ia menilai kunjungan EEF ke Prakerja tidak lepas dari keinginannya untuk menjadi negara maju, sama seperti Indonesia. Atas dasar itu mereka datang ke Indonesia untuk belajar meningkatkan skill untuk sektor informalnya.
EEF adalah lembaga yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Pendidikan Berkeadilan Thailand pada 2018. Lembaga ini dibikin untuk memberikan bantuan keuangan untuk pendidikan anak-anak dan pemuda Thailand yang membutuhkan. Tujuan utamanya adalah mengurangi kesenjangan pendidikan dengan bekerja sama dengan berbagai pihak.
EEF berada langsung di bawah perdana menteri Thailand dan dipimpin oleh pejabat-pejabat yang ditunjuk kabinet yang berasal dari berbagai sektor. Antara lain Kementerian Pendidikan, Kementerian Keuangan, Kementerian Pembangunan Sosial, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Kesehatan Publik.
Lembaga ini mengakselerasi reformasi pendidikan dengan menargetkan anak-anak dari keluarga tidak mampu. Setiap tahunnya EEF menyalurkan bantuan keuangan dan beasiswa kepada lebih dari 1 juta anak, termasuk juga membantu lebih dari seribu sekolah dan institusi pendidikan di wilayah-wilayah yang membutuhkan.