Kemendikbudristek: Pendidikan Vokasi harus Relevan dengan Pembangunan
Pendidikan vokasi harus selalu relevan dengan pembangunan ekonomi terlebih Kemendikbudristek telah memberikan bekal siswa hadapi era disrupsi.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Plt Direktur Kemitraan dan Penyelerasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Kemendikbudristek Uuf Brajawidagda, mengatakan pendidikan vokasi harus selalu relevan dengan pembangunan ekonomi.
Kemendikbudristek, kata Uuf, telah memberikan bekal kepada siswa untuk menghadapi era disrupsi.
"Pendidikan vokasi stay relevan. Kita beri bekal para siswa fleksibel untuk mengantisipasi perkembangan zaman,” kata Uuf.
Baca juga: Kemendikbudristek Ajak Industri Kolaborasi Kembangkan SDM Vokasi
Hal tersebut diungkapkan oleh Uuf dalam diskusi hybrid “Mendukung Kekuatan Ekonomi Nasional Melalui Tumpuan Pendidikan Vokasi” yang digelar Study Club Cempaka di Universitas Yarsi, Jakarta.
Pendidikan vokasi di Indonesia saat ini mencakup sekitar 14.000 SMK, 2.000 program studi vokasi, dan 273 Politeknik dan Akademi Komunitas, 17.000 lembaga pelatihan dan kursus.
Menurut Uuf, tiga tahun terkahir, Kemendikbudrsitek mencoba membuka sekat-sekat pendidikan vokasi.
Lembaga kursus dan pelatihan memiliki program PKK dan PKW, di level SMK ada SMK Pusat Keunggulan dan pemadanan dukungan, hingga di peguruan tinggi vokasi ada matching fund.
"Jadi, Mitras DUDI mendorong pemanfataan sekat-sekat yang makin terbuka di satuan pendidikan untuk menjadi kemitraan di daerah guna menggali potensi di daerah sehingga bisa berkontibusi di daerah,” kata Uuf.
Baca juga: Kemendikbudristek: Kebijakan Skripsi Tak Wajib Sejalan dengan Karakter Vokasi
Sementara itu, Rektor Universitas Yarsi Fasli Jalal mengatakan keselarasan atau link and match pendidikan vokasi dan industri harus diwujudkan.
Pendidikan vokasi harus memastikan lulusan memiliki kemampuan berpikir analitis, terus belajar, dan kuat dalam softskills yang dibutuhkan dalam dunia kerja.
“Karena itu, perlu untuk dipetakan mana yang menjadi tanggung jawab institusi pendidian, transisi dari pendidikan ke dunia kerja, dan ketika di dunia kerja,” kata Fasli.
Kegiatan ini turut menghadirkan Direktur Segara Research Institute Piter Abdullah Redjalam, Direktur ASTRAtech Ricardus Henri Paul, dan Direktur Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia Padang Wicaksono.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia