Menhan Prabowo: Belum Ada Rencana Menarik Pasukan Perdamaian Kita di Lebanon
Prabowo Subianto mengatakan sampai saat ini belum ada rencana menarik pasukan perdamaian TNI yang bertugas di Lebanon.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
Latihan tersebut digelar untuk menguji rencana kontijensi yang telah disusun.
Selain itu, latihan tersebut juga digelar untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi berbagai situasi di Lebanon termasuk apabila konflik terus bereskalasi dan terjadi peningkatan status dari Red Alert menjadi Black Alert berdasarkan keputusan Head of Mission/ Force Commander (HoM/FC) UNIFIL.
Materi yang dilatihkan di antaranya adalah pertahanan pangkalan, pertahanan udara, lawan sabotase bawah air, pengaturan marshalling area, embarkasi-debarkasi, evakuasi jalur udara, perlindungan WNI, dan force protection.
Dansatgas MTF TNI Konga XXVIII-N UNIFIL, Letkol Laut (P) John David Nalasakti Sondakh mengungkapkan adanya opsi untuk evakuasi jalur laut.
"Apabila situasi memburuk dan perintah penarikan mundur atau withdraw diberikan, maka evakuasi melalui jalur laut ke Cyprus menjadi opsi ketika Bandara Rafic Hariri tidak dapat dioperasionalkan dan jalur darat dinyatakan tidak aman," kata John dalam keterangan resmi Dinas Penerangan TNI AL dikutip Jumat (3/11/2023).
"Sejauh ini terdapat 222 WNI dan 1.229 Kontingan Garuda UNIFIL di Lebanon," sambung dia.
John menjelaskan bahwa sesuai penekanan terakhir dari HoM/FC, Major General Aroldo Lazaro Saenz, pasukan perdamaian UNIFIL tetap pada posisi dan on task.
Untuk itu, Satgas MTF TNI terus bekerja siang dan malam melaksanakan tugas yang dimandatkan PBB.
Hal tersebut termasuk dalam membangun gambaran situasi taktis udara dan permukaan sebagai dasar HoM/FC dalam pengambilan keputusan dan berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait untuk menurunkan tensi dan menghentikan konflik di Area of Responsibility.