Cimahi, Karawang dan Purwakarta Dilanda Banjir dan Tanah Longsor, Puluhan Warga Mengungsi
Sejumlah daerah di Jawa Barat seperti Cimahi dan Karawang dilanda banjir, longsor dan angin badai memasuki musim hujan dengan intensitas lebih lebat.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah daerah di Jawa Barat dilanda bencana alam banjir, longsor dan angin badai memasuki musim hujan dengan intensitas lebih lebat di awal Januari 2024 ini.
Sejumlah wilayah di Kota Cimahi misalnya, sejumlah rumah mengalami kebanjiran dan jadi korban tanah longsor, dan angin kencang, Sabtu (6/1/2024).
Banjir menerjang sejumlah titik di Kota Cimahi dan merendam sejumlah rumah hingga memutus arus lalu lintas dan menyebabkan kemacetan yang cukup parah di beberapa ruas jalan.
Banjir besar juga terjadi di Kabupaten Karawang. Sebanyak 1.643 jiwa mengungsi dan saat ini tercatat sekitar 100 hektare area pertanian terendam banjir.
Banjir yang menggenangi empat kecamatan dan lima desa tersebut terjadi sejak 1 Januari 2024 dengan tinggi antara 10 centimeter hingga 250 centimeter.
Sementara di Kabupaten Purwakarta, puluhan warga mengungsi karena rumahnya jadi korban longsor.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi, Fitriandy Kurniawan mengatakan, berdasarkan laporan dari masyarakat, untuk banjir terjadi di Jalan Martasik, RT 03 dan 05, RW 14, Kelurahan Cipageran.
"Dampaknya 2 unit rumah terendam dengan tinggi muka air 30 sentimeter, 2 unit rumah terendam dengan tinggi muka air 90 sentimeter, tembok rumah jebol dan 1 kirmir jebol," ujarnya saat dihubungi, Minggu (7/1/2024).
Kemudian banjir juga menerjang Kampung Anggaraja, RT, 01/07, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara hingga menyebabkan 4 unit rumah warga terendam dengan tinggi muka air sekitar 50 sentimeter.
"Selain itu, banjir juga menerjang RW 07, Kelurahan Citeureup akibat TPT jebol sehingga menyebabkan air meluap ke jalan dan 7 unit rumah terendam," kata Andy.
Baca juga: Hujan Deras dan Kali Ciliwung Meluap, 4 RT di Kampung Melayu Masih Terendam Banjir
Bencana banjir juga merendam Jalan Amir Machmud, Cimindi, dan Jalan Mahar Martanegara yang sudah menjadi langganan banjir saat turun hujan deras akibat drainase buruk hingga menyebabkan air meluap.
"Untuk penyebab banjir, selain karena turun hujan deras juga disebabkan karena kondisi drainase tidak berfungsi optimal terjadi sedimentasi yang menyebabkan drainase dangkal dan menyempit," ucapnya.
Andy mengatakan, selain banjir terjadi bencana longsor di gang Bapak Madi, RT 04/19, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara yang berdampak pada satu unit rumah yang dihuni 6 jiwa.
Baca juga: 3 Warga yang Melintas di Jalan Wisata Telaga Sarangan Magetan Terseret Material Longsor
"Kemudian angin kencang terjadi di Kampung Cikendal, RT 1/4, Kelurahan Cipageran yang menyebabkan atap rumah berterbangan terbawa angin. Beruntung tidak ada korban jiwa dari semua kejadian bencana alam itu," ujar Andy.
Terkait semua kejadian itu, kata Andy, Tim Unit Reaksi Cepat (URC) BPBD Kota Cimahi sudah melaksanakan penanganan serta pemantauan di beberapa titik baik untuk kejadian banjir, tanah longsor maupun kejadian angin kencang tersebut.
"Kami mengimbau seluruh masyarakat agar tetap waspada dengan kondisi cuaca pada saat ini dan terus memantau perkembangan informasi prakiraan cuaca, serta mempersiapkan diri dalam menghadapi musim penghujan yang sedang terjadi di wilayah Kota Cimahi," katanya.
Karawang Dilanda Banjir
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat terus bergerak merespon cepat dan berupaya membantu para korban bencana banjir di Karawang.
Berdasarkan laporan BPBD Jabar, banjir disebabkan oleh curah hujan tinggi yang menyebabkan arus balik dari Sungai Cibeet ke Sungai Citarum, dan berimbas ke Sungai Cidawolong yang merupakan anak Sungai Cibeet.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Bambang Imanudin, mengatakan pihaknya bersama staf Darlog, Tim URC Pusdalops PB, BPBD Kabupaten Karawang dan Kepala BBWS Citarum, Bastari, meninjau lokasi titik banjir di Telukjambe Barat.
"Salah satu lokasi yang didatangi awalnya adalah titik kumpul, tetapi saat ini terendam banjir juga. Bisa jadi ini akibat land subsidence atau penurunan muka tanah. Bisa juga akibat alih guna lahan," ucap Bambang melalui ponsel, Minggu (7/1/2024).
Untuk penanganannya, jika air sudah surut, direncanakan akan langsung mengerjakan pembuatan embung retensi. BPBD Jabar sudah mengirimkan sejumlah bantuan logistik yang diajukan BPBD Karawang, seperti palet dan sembako.
Sementara di Purwakarta, Tim URC Pusdalops PB BPBD Jabar yang ditugaskan ke lokasi bencana longsor di Kabupaten Purwakarta telah melakukan pendampingan kaji cepat bersama BPBD Kabupaten Purwakarta.
Tim mengunjungi titik-titik pengungsian sementara di SDN 2 Sukamulya dan di Madrasah RT 7 Pamalayan, serta meninjau lokasi jalan terputus penghubung Desa Sukamulya dan Desa Cisarua.
Selain jalan desa yang terputus, dua sumber air yang menjadi sumber air bersih pun tertutup longsoran.
Saat ini, gabungan petugas dari berbagai instansi, TNI, Polri, dan relawan bahu-membahu mendistribusikan logistik, memetakan pemasangan tenda pleton, dan membuka akses jalan yang tertutup.
Tim Dapur Umum Lapangan BPBD Provinsi Jawa Barat pun sudah mendirikan dapur umum untuk menyediakan makanan bagi para penyintas dan petugas yang terlibat. Begitu juga dari Tagana Kabupaten Purwakarta. Adapun Pos Kesehatan dibuka di SDN Sukamulya dan Aula Kantor Desa Cisarua.
Menurut laporan BPBD Jabar, para penyintas saat ini masih membutuhkan terpal, sembako, susu formula, tikar/mantras, obat nyamuk, alat mandi dan selimut.
Laporan reporter Muhamad Syarif Abdussalam/Hilman Kamaludin | Sumber: Tribun Jabar