Megawati Bela Relawan Ganjar-Mahfud Korban Penganiayaan yang Pakai Knalpot Brong: Namanya Anak Muda
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung soal kasus dugaan penganiayaan relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali, diduga dilakukan oleh oknum TNI.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri menyinggung soal dugaan penganiayaan kepada relawan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD (Ganjar-Mahfud) oleh oknum TNI di Boyolali, akhir 2023 lalu.
Diketahui awalnya para relawan Ganjar-Mahfud itu sempat memeriahkan acara kampanye Ganjar di Boyolali sejak Sabtu (30/12/2023) pagi.
Mereka hilir mudik di depan markas menggunakan knalpot brong, dan menurut laporan mereka menggeber kendaraannya.
Lantas terpantau dalam rekaman yang beredar, penganiayaan itu terjadi saat relawan Ganjar-Mahfud melintasi Markas Kompi C Yonif Raider 408 di Boyolali.
"Coba bayangkan lho, yang salah itu siapa sih ketika kasus Boyolali, saya sampai mikir sebenarnya apa toh yang di dalam hati dan pikiran mereka, kok enak aja rakyat dibegitukan," ujarnya dalam pidato politiknya pada Peringatan HUT ke-51 PDIP, di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (10/1/2024), mengutip YouTube PDI Perjuangan.
Presiden ke-5 RI itu juga prihatin lantaran korban mengalami luka-luka hingga harus dirawat intensif di rumah sakit (RS).
Bela Relawan Ganjar-Mahfud Pakai Knalpot Brong
Megawati membela relawan Ganjar-Mahfud yang menggunakan knalpot brong di kendaraan roda duanya.
Menurutnya, hal itu adalah bentuk ekspresi anak muda.
"Anak muda sekarang seneng banget pakai motor breng-breng itu lho, apa itu knalpotnya dicopot, kan itu sebenarnya menunjukkan, ya namanya anak muda," ungkapnya.
Megawati mengatakan hal itu salah satu bentuk ekspresi anak muda yang 'sok jagoan'.
Baca juga: Pidato di HUT ke-51 PDIP, Megawati: Hukum Dipermainkan, Kekuasaan Dijalankan Semaunya
"Tapi sampai bonyok gitu saya lihat yang dipukuli, yang melakukan itu orang tuanya siapa, orang tuanya di mana, apa nggak bukan rakyat?" lanjutnya.
Dirinya juga memberikan pesan kepada TNI dan juga Polri di HUT ke-51 PDIP, di mana mereka mendapatkan gaji dari negara yang bersumber dari rakyat.
Sehingga harus optimal dan serius mengerjakan tugasnya, yakni wajib melindungi rakyat Indonesia.
Tak hanya itu, Megawati juga mengimbau TNI, Polri dan aparatur sipil negara (ASN) harus menjaga prinsip netralitas di Pemilu 2024, agar demokrasi tetap terjaga.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak tujuh relawan pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD dianiaya prajurit TNI di Boyolali, Jawa Tengah.
Dugaan penganiayaan itu terekam video dan viral tersebar di media sosial.
Mereka mengikuti iring-iringan rombongan Ganjar dengan konvoi motor berknalpot brong.
Para relawan yang dianiaya ini mengalami luka-luka, hingga akhirnya lima orang di antaranya menjalani rawat jalan, sementara dua lainnya menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Sementara 6 anggota Kompi B Yonif Raider 408/Suhbrastha Boyolali Jawa Tengah ditetapkan sebagai tersangka.
Para tersangka masing-masing berinisial Prada Y, Prada P, Prada A, Prada J, Prada F, dan Prada M.
Kata KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menegaskan TNI tetap memegang teguh netralitas dalam menghadapi Pemilu 2024.
Baca juga: Ketua Umum PDI Perjuangan Serahkan Beasiswa Megawati Fellowship 2023, Berikut Daftarnya
Maruli menyayangkan ada pihak-pihak yang coba mengaitkan insiden yang terjadi ke arah netralitas TNI.
Ia juga menegaskan tindakan cepat TNI AD dalam merespon insiden Boyolali merupakan bukti konkret jajarannya memang memegang teguh netralitas.
Untuk itu, ia juga meminta masyarakat dapat melihat peristiwa tersebut secara utuh dan tidak langsung menarik kesimpulan berdasarkan video pendek yang beredar.
“Jangan menganalisa kejadian berdasarkan video pendek dan langsung menarik kesimpulan. Rombongannya sudah mutar delapan kali dan sudah berulang kali diingatkan (agar jangan menimbulkan kebisingan)," kata Maruli, saat wawancara eksklusif dengan Pemimpin Redaksi Kompas TV Rosianna Silalahi dalam acara bertajuk “Penganiayaan Relawan, Netralitas TNI Dipertanyakan” di Kompas TV pada Kamis (4/1/2024).
Maruli mengatakan insiden di Boyolali lantaran anggotanya masih muda, sehingga memberikan respons seperti dalam video yang beredar.
"Tidak ada sangkut-pautnya dengan yang lain (netralitas TNI). Ini murni karena anggota saya masih muda, jadi meresponnya begitu. Tapi dilihat dari perkembangannya sekarang, larinya ke mana-mana. Makanya saya berterima kasih bisa hadir di Rosi untuk mengklarifikasi hal itu," kata Maruli dalam keterangan resmi Dinas Penerangan TNI AD pada Jumat (5/1/2024).
Ia juga menegaskan Pimpinan TNI AD akan mengevaluasi berbagai kegiatan yang dilakukan Angkatan Darat selama masa kampanye, khususnya Pilpres.
Hal tersebut, kata dia, dilakukan agar tidak lagi muncul tuduhan bahwa TNI/TNI AD tidak netral.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Gita Irawan)