Rektor UT Ingatkan Pentingnya Peningkatan Kualitas Madrasah Hingga PAUD oleh Perguruan Tinggi
Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat mengatakan pemerataan pendidikan diperlukan untuk seluruh wilayah di Indonesia.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat mengatakan pemerataan pendidikan diperlukan untuk seluruh wilayah di Indonesia.
Dirinya mengatakan perguruan tinggi perlu memfasilitasi peningkatan kualitas pendidikan di madrasah dan pesantren.
"Banyak saudara kita yang mengajar di madrasah ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah hingga pesantren, mereka ingin meningkatkan kualifikasi ke jenjang pendidikannya ke sarjana," ujar Ojat pada Launching Magister PAUD dan Sarjana PAI di Universitas Terbuka, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (16/1/2023).
Selain pendidikan Islam, Ojat mengatakan pendidikan anak usia dini (PAUD) juga membutuhkan peningkatan kualitas pendidikan.
Peningkatan kualitas pendidikan tersebut, menurut Ojat, dapat dilakukan melalui pendidikan magister PAUD.
"Pembukaan program magister PAUD ini kita lakukan merespon kebutuhan masyarakat di mana banyak harapan masyarakat untuk mendirikan magister PAUD. semoga memberikan manfaat kepada bangsa," tuturnya.
Pembukaan program magister PAUD dan sarjana PAI, kata Ojat, dapat meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi di Indonesia.
Ojat mengatakan dasar pembukaan prodi-prodi baru adalah Peraturan Mendikbudristek no.53 tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi dan persetujuan senat UT.
Khusus untuk Prodi MPAD dasar pembukaannya adalah hasil studi kelayakan dan adanya permintaan masyarakat, seperti permintaan mitra Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI)-PGRI.
Baca juga: Rektor UT Tutup Rangkaian 36th AAOU Annual Conference 2023
Adapun khusus untuk Prodi S1 PAI, dari hasil kajian awal, alasan calon mahasiswa memilih PAI adalah karena kebutuhan guru PAI di madrasah/sekolah, minimnya pendidik agama islam yang berbasis teknologi, serta tingginya jumlah alumni pondok pesantren yang harus memilih jurusan di luar minat mereka.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.