VIDEO Respons KPU dan PSI Soal Perolehan Suara PSI Melonjak Capai 3,1 Persen
Tercatat perolehan suara PSI pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 mencapai 2.404.199 atau 3,13 persen.
Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kini jadi sorotan.
Perolehan suara partai politik yang dikomandoi putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep itu melonjak dalam kurun waktu tiga hari kemarin berdasarkan hasil hitung suara sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Tribunnews.com meng-update perolehan suara PSI dari data hasil penghitungan suara sementara KPU melalui Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) yang diunggah dalam situs pemilu2024.kpu.go.id, per hari ini, Senin (4/3/2024) pukul 06.00 WIB.
Tercatat perolehan suara PSI pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 mencapai 2.404.199 atau 3,13 persen.
Perolehan suara ini kian mendekati syarat minimal parpol untuk bisa meloloskan ke DPR RI yakni 4 persen suara secara nasional.
KPU merespons soal ledakan perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Komisioner KPU Mochammad Afifuddin mengatakan biarlah hasil yang ada pada Real Count tersebut menjadi acuan.
"Pokoknya biar rekap berjenjang saja, biar yang angka-angka saja," kata Afif, saat ditemui di kantor KPU, Jakarta Pusat, pada Sabtu (2/3/2024).
Kata PSI
Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menilai penambahan dan pengurangan perolehan suara selama proses rekapitulasi adalah hal yang wajar.
Hal tersebut diungkapkan Grace usai sejumlah pihak menyoroti penambahan suara partainya yang kini mendekati 4 persen di rekapitulasi.
"Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut," kata Grace dalam keterangan tertulis, Minggu (3/3/3034).
Grace pun mempertanyakan kenapa hanya PSI yang menjadi sorotan.
"Bukankah kenaikan dan juga penurunan terjadi di partai-partai lain? Dan itu wajar karena penghitungan suara masih berlangsung," kata Grace
Grace kemudian membandingkan perbedaan antara hasil quick count dengan rekapitulasi KPU juga terjadi pada partai-partai lain.
Grace mengatakan dalam lembaga survei Indikator Indonesia, PKB meraih hasil 10,65 persen, tapi berdasarkan rekapitulasi KPU mencapai 11,56 persen atau ada penambahan 0,91 persen.
Contoh lain disebut Grace, yakni suara Partai Gelora yang berdasarkan quick count 0,88 persen, sementara rekapitulasi KPU 1,44 persen alias selisih 0,55 persen.
PSI sendiri, menurut hitung cepat Indikator, ada di angka 2,66 persen sementara rekapitulasi KPU ada di 3,13 persen atau selisih 0,47 persen. Selisih PSI, kata Grace, lebih kecil dibanding kedua contoh sebelumnya.
Grace juga mengatakan saat ini lebih dari 70 juta suara belum terhitung.
"Dan sebagian besar berada di basis-basis pendukung Jokowi di mana PSI mempunyai potensi dukungan yang kuat. Kita tunggu saja hasil perhitungan akhir KPU. Jangan menggiring opini yang menyesatkan publik," ucap Grace.
Sebagaimana diketahui, syarat masuk ke parlemen Pemilu 2024 adalah memenuhi ambang batas parlemen atau parliamentary threshold sebesar 4 persen dari jumlah suara sah secara nasional.
Berarti, parpol yang tidak mencapai persentase tersebut tidak akan mendapatkan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan tidak bisa berpartisipasi dalam pembentukan pemerintahan.
Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Pasal 414 butir (1):
“Partai politik peserta Pemilu harus memenuhi ambang batas perolehan suara paling sedikit 4 persen (empat persen) dari jumlah suara sah secara nasional untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi anggota DPR”.(Tribunnews.com/Ibriza Fasti Ifhami/Reza Deni)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.