Profil Askolani, Dirjen Bea Cukai Sekarang yang Instansinya Jadi Sorotan, Hartanya Rp 51,8 Miliar
Askolani menjabat sebagai Dirjen Bea Cukai dari Maret 2021 hingga sekarang. Askolani tercatat memiliki harta kekayaan sebesar Rp 51,8 miliar.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Instansi Bea Cukai kembali menjadi sorotan warganet setelah viralnya sejumlah cuitan di media sosial.
Pertama, seorang netter yang mengaku membeli sepatu bola seharga Rp 10,3 juta dari luar negeri, tetapi dikenakan bea masuk hingga denda Rp 31,81 juta.
Kedua, ada warganet yang mengaku mengelola Sekolah Luar Biasa (SLB) dan memperoleh bantuan alat pembelajaran tunanetra dari Korea Selatan, tapi tertahan Bea Cukai ketika masuk Indonesia.
Agar bisa keluar dari bandara, SLB tersebut diwajibkan membayar ratusan juta rupiah. Belum selesai di situ, ia juga diminta membayar biaya penyimpanan gudang yang dihitung per hari.
Adanya dua masalah tersebut membuat instansi yang berada di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) ini 'dirujak' oleh warganet.
Termasuk sosok pemimpin Bea Cukai sekarang ini yaitu Askolani. Askolani menjadi Direktur Jenderal Bea dan Cukai sejak 12 Maret 2021.
Lantas, seperti apa sepak terjang dan harta kekayaan Askolani? Inilah profil Askolani, Dirjen Bea Cukai sekarang:
Biodata Askolani
Askolani lahir di Palembang, Sumatera Selatan pada 11 Juni 1966. Sehingga saat ini, ia berusia 57 tahun.
Askolani menempuh pendidikan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP) di Universitas Sriwijaya Palembang dan meraih gelar Sarjana Ekonomi pada 1990.
Sembilan tahun kemudian, ia mendapatkan gelar Master of Arts Economics and Banking di Universitas Colorado, AS.
Askolani terpantau memiliki akun media sosial Instagram dengan akun @a_askolani.
Baca juga: Menkeu Jelaskan Duduk Perkara Kiriman Sepatu Rp 10 Juta Wajib Bayar Bea Cukai Rp 31 Juta
Dari pantauan Tribunnews.com, Minggu (28/4/2024), akun Instagram Askolani diikuti 5.530 followers dan mengikuti 3.999 tokoh/sosok.
Sepak Terjang
Dikutip dari kemenkeu.go.id, Askolani memulai karier di Badan Analisa Keuangan dan Moneter, Kemenkeu pada 1992-2001 sebagai Pelaksana.
Kemudian ia juga pernah bertugas menjadi Kepala Urusan Penerimaan Minyak Bumi, Kepala Subbagian Penerimaan Migas, dan Kepala Subbagian Penerimaan Pembangunan.
Pada 12 April 2001, Askolani berpindah ke Badan Analisa Fiskal (2001-2004) dan menjabat sebagai Kepala Subbidang Analisa Pembayaran Bunga Hutang.
Jabatan lain yang pernah diembannya adalah Kepala Bidang Analisa Pengeluaran Rutin.
Tahun 2004, ia berpindah ke Direktorat Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan sebagai Kepala Subdirektorat Penyusunan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat (2004-2006) dan menjadi Kepala Bidang Perumusan Rekomendasi Kebijakan Belanja Negara (2006-2008).
Pada 2008, Askolani menjabat sebagai Kepala Bidang Kebijakan Penerimaan Negara Bukan Pajak, Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan.
Lalu pada 31 Desember 2008, ia diangkat menjadi Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Pada 21 Juni 2011, Askolani dipercaya sebagai Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak di Direktorat Jenderal Anggaran dan pada 27 November 2013, dilantik sebagai Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu.
Setelah itu, ia dipercaya menjadi Direktur Jenderal Bea dan Cukai dan dilantik pada 12 Maret 2021. Jabatan itu diemban Askolani hingga sekarang.
Sepanjang karier kedinasan, Askolani telah memperoleh sejumlah penghargaan di antaranya penghargaan sebagai pelapor gratifikasi terbesar kedua oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2015.
Pada 2021, ia juga berhasil meraih meraih top 3 eselon I pada Pengukuran Tingkat Kematangan Implementasi The New Thinking of Working (NTOW).
Atas pengabdiannya, Presiden Republik Indonesia menganugerahkan penghargaan Satyalancana Karya Satya XXX.
Harta Kekayaan
Dikutip dari elhkpn.kpk.go.id, Askolani diketahui sudah 9 kali melaporkan harta kekayaannya.
Dari laporan tersebut diketahui, harta kekayaan Askolani terus bertambah setiap tahunnya.
Terbaru, harta kekayaannya mencapai Rp 51,8 miliar atau tepatnya Rp 51.872.392.622.
Ini berdasarkan LHKPN yang disampaikan Askolani pada 28 Februari 2023.
Jika dibanding tahun 2022, harta kekayaan Askolani mengalami penambahan sekira Rp 8 miliar, dari sebelumnya Rp 43,2 miliar.
Begitu juga dengan harta kekayaan di tahun 2021 yang saat itu tercatat sebanyak Rp 39,8 miliar.
Dalam LHKPN terbaru, surat berharga menjadi penyumbang aset terbanyak milik Askolani.
Total aset surat berharga itu sebesar Rp 19,5 miliar.
Surat Berharga adalah harta berupa hak kepemilikan atau hak kekayaan atas suatu penyertaan modal atau investasi pada perusahaan yang sudah berbadan hukum.
Surat Berharga dalam LHKPN ini diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu Efek yang diperdagangkan di bursa (listing) seperti saham, obligasi dan derivatif lainnya dan Kepemilikan/penyertaan di Perusahaan tertutup (non-listing).
Selain surat berharga, Askolani masih memiliki 8 bidang tanah dan bangunan senilai Rp 17 miliar.
Di garasinya, Askolani memiliki tiga unit mobil senilai Rp 1,3 miliar.
Selain itu, ia masih mempunyai kas dan setara kas sebesar Rp 12 miliar.
Aset lain yang dipunyai Askolani adalah harta bergerak lainnya dan harta lainnya, masing-masing dengan nilai Rp 1,170 miliar dan Rp 1,174 miliar.
Di sisi lain, Askolani juga memiliki utang sebesar Rp 390 juta sehingga mengurangi nilai asetnya.
Selengkapnya, inilah daftar harta kekayaan Askolani, Dirjen Bea Cukai:
A. TANAH DAN BANGUNAN Rp 17.002.044.000
- Bangunan Seluas 36 m2 di KAB / KOTA KOTA JAKARTA UTARA , HASIL SENDIRI Rp 500.000.000
- Tanah dan Bangunan Seluas 28 m2/28 m2 di KAB / KOTA KOTA JAKARTA PUSAT , HASIL SENDIRI Rp 400.000.000
- Tanah dan Bangunan Seluas 34 m2/34 m2 di KAB / KOTA BOGOR, HASIL SENDIRI Rp 450.000.000
- Tanah dan Bangunan Seluas 272 m2/113 m2 di KAB / KOTA BOGOR, HASIL SENDIRI Rp 2.950.000.000
- Tanah Seluas 312 m2 di KAB / KOTA KOTA JAKARTA TIMUR , HASIL SENDIRI Rp 1.908.060.000
- Tanah dan Bangunan Seluas 208 m2/350 m2 di KAB / KOTA KOTA JAKARTA BARAT , HASIL SENDIRI Rp 3.598.704.000
- Tanah dan Bangunan Seluas 153 m2/250 m2 di KAB / KOTA KOTA JAKARTA BARAT , HASIL SENDIRI Rp 1.500.000.000
- Tanah dan Bangunan Seluas 377 m2/250 m2 di KAB / KOTA KOTA JAKARTA BARAT , HASIL SENDIRI Rp 5.695.280.000
B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp 1.323.000.000
- MOBIL, ALPHARD 2.5G AT AL30GA/T10 Tahun 2018, HASIL SENDIRI Rp 895.000.000
- MOBIL, NISSAN X-TRAIL 2,5 A/T Tahun 2015, HASIL SENDIRI Rp 203.000.000
- MOBIL, JEEP AUDI QS 2.0 TFSI AT Tahun 2010, HASIL SENDIRI Rp 225.000.000
HARTA BERGERAK LAINNYA Rp 1.170.000.000
SURAT BERHARGA Rp 19.529.101.450
KAS DAN SETARA KAS Rp 12.063.495.388
HARTA LAINNYA Rp 1.174.842.084
Sub Total Rp 52.262.482.922
UTANG Rp 390.090.300
TOTAL HARTA KEKAYAAN Rp 51.872.392.622
(Tribunnews.com/Sri Juliati)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.