Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jokowi Ikut Partai Apa Setelah Bukan Kader PDIP? Projo Beri 'Clue', Golkar Siap Gelar Karpet Merah

Masa depan politik Jokowi menjadi tanda tanya setelah PDIP menyatakan sang presiden bukan lagi kader mereka.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Jokowi Ikut Partai Apa Setelah Bukan Kader PDIP? Projo Beri 'Clue', Golkar Siap Gelar Karpet Merah
Tribunnews.com
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Puncak Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-58 Partai Golkar di Jakarta International Expo (JiExpo), Kemayoran, Jakarta, Jumat (21/10/2022). Golkar siap sambut Jokowi jika ingin pindah partai. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan bergabung dengan partai politik (parpol) lain setelah 20 Oktober 2024?

Masa depan politik Jokowi menjadi tanda tanya setelah PDIP menyatakan sang presiden bukan lagi kader mereka.

Santer kabar Jokowi akan berganti "baju" alias pindah partai, dan ini dikuatkan dengan pernyataan Menkominfo yang juga Ketua Umum relawan Pro Jokowi (ProJo) Budi Arie Setiadi.

Budi Arie memastikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan bergabung dengan partai politik (parpol) lain. Menurutnya, mengabdi untuk bangsa bisa melalui tempat lain selain PDIP.

"(Disebut sudah bukan kader) Ya beliau asyik-asyik saja. Mengabdi di republik ada tempatnya," ujarnya, Rabu (1/5/2024).

Soal ke mana Jokowi akan berlabuh, Budi Arie tak menyebutkan detail, dia cuma meminta publik untuk bersabar.

"Ya tunggu saja (akan merapat ke parpol lain). Kalau sekarang dibocorkan kurang seru," kata Budi Arie.

Berita Rekomendasi

Beberapa waktu lalu, Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI PDIP Komarudin Watubun menyebut, Jokowi sudah tak lagi menjadi kader partai berlambang kepala banteng moncong putih tersebut.

Sebab, sikap politik yang bersangkutan sudah berbeda dengan partainya.

Ia menyebut, sikap politik Jokowi, anak dan menantu Jokowi sudah menjelaskan jikalau mereka hanyalah bagian dari masa lalu PDIP.

Komarudin juga menegaskan, Jokowi tak perlu mengembalikan kartu tanda anggota karena sudah menjadi bagian dari masa lalu.

Serangan masif PDIP ke Jokowi

Beberapa waktu lalu, Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto kerap melontarkan serangan kepada keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pertama, kritikan pedas kepada Gibran Rakabuming Raka, dan kedua, menyebut Jokowi akan mengambil alih kursi Ketua Umum PDIP.

Hasto bahkan menganalogikan Gibran seperti sopir truk yang mengalami kecelakaan di Gerang Tol Halim Utama.

Politikus PDIP itu menilai keduanya sama-sama belum cukup usia dalam menjalani masalah yang ada.

Hasto menilai usia Gibran belum mencukupi untuk menjalan persoalan yang kompleks tersebut. Menurutnya, sesuatu yang tidak ideal hanya akan menciptakan kerusakan.

"Kemudian di tengah-tengah itu muncul suatu tampilan bagaimana seorang anak presiden yang batas usia belum mencukupi, wali kota juga baru dua tahun, kemudian mendapatkan suatu preferensi," ucapnya

Golkar buka pintu untuk Jokowi

Di tengah serangan PDIP ke Jokowi, Ketua Dewan Pembina Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar Idrus Marham menyatakan, pihaknya akan memberikan posisi terhormat untuk Jokowi jika benar bergabung dengan partai berlogo pohon beringin tersebut.

Kata Idrus, posisi yang akan diberikan untuk Jokowi nantinya bisa saja menjadi Ketua Umum atau beberapa posisi jabatan lainnya di pucuk pimpinan partai.

"Ya posisi terhormat misalkan ketua umum, posisi terhormat ada ketua dewan pembina, dan disamping itu masih ada lagi ketua dewan penasehat, ada lagi ketua dewan kehormatan, dan lain-lain sebagainya.

Tetapi yang lebih operasional itu adalah ketum dan ketua dewan pembina," kata Idrus saat ditemui awak media di Kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Lebih lanjut kata dia, perihal posisi Jokowi nantinya itu bisa dengan mudah dibahas oleh para elite Golkar.

Terpenting kata Idrus, setiap elite partai di Golkar nantinya bisa membagi posisi dan kekuatan masing-masing.

"Ya ini nanti gitu loh, jadi nanti atur-aturan. Saya punya pikiran bahwa ujung-ujungnya nanti kan ada power sharing semua ini," kata dia.

"Pak Airlangga bagaimana, pak Bahlil bagaimana, pak Bambang (Soesatyo) bagaimana, lain-lain bagaimana, lalu pak Jokowi nanti ada dimana, pak ARB (Aburizal Bakrie) bagaimana, pak Akbar Tanjung bagaimana, pak Luhut bagaimana. Ini kan semua bisa dibicarakan sebagai keluarga besar," tutur dia.

Meski demikian, mantan Menteri Sosial RI itu menyebut kalau Golkar merupakan partai yang terbuka untuk siapapun bergabung.

Terlebih kata dia, untuk seorang Presiden RI Jokowi yang sudah memiliki ikatan kebatinan dengan Partai Golkar.

"Yang pentingkan pak Jokowi tadi. Suasana kebatinan oke, peranan pak Jokowi sudah oke. Kalau sudah tidak ada masalah di sini berarti kalau begitu tinggal kita tunggu peresmian," tukas dia.

Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah masuk dalam keluarga besar partainya. Tapi soal posisi Jokowi di Golkar, belum diungkap Airlangga.

Kata Airlangga, posisi di Golkar tergantung bagaimana kesediaan Jokowi.

"Kalau posisi tergantung beliau. Karena beliau sekarang milik bangsa. Beliau milik semua partai," kata Airlangga di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2024).

Selain itu, ia mengatakan bahwa Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih juga punya sikap terbuka dengan Jokowi.

Airlangga pun menyinggung bahwa tak ada syarat tertentu bagi seseorang untuk menjadi kader Partai Golkar.

"Dan saya dengarkan tentu pak Prabowo juga beliau juga terbuka dengan pak Presiden," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas