Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bantah Presidential Club Sama dengan Wantimpres-DPA, Jubir Prabowo: Tak Dilembagakan, Wadah Diskusi

Jubir Prabowo membantah jika Presidential Club sama dengan Wantimpres dan DPA. Dia menegaskan wadah ini tidak dilembagakan.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Sri Juliati
zoom-in Bantah Presidential Club Sama dengan Wantimpres-DPA, Jubir Prabowo: Tak Dilembagakan, Wadah Diskusi
Kolase Tribunnews.com
Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri; Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY); dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jubir Prabowo membantah jika Presidential Club sama dengan Wantimpres dan DPA. Dia menegaskan wadah ini tidak dilembagakan. 

TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara Presiden terpilih Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak menegaskan Presidential Club yang digagas oleh atasannya itu berbeda dengan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) dan Dewan Pertimbangan Agung (DPA).

Dia mengungkapkan Presidential Club yang bakal beranggotakan mantan Presiden RI yang masih hidup itu bersifat informal.

Dahnil menegaskan Presidential Club adalah wadah untuk mantan Presiden RI untuk bersilaturahmi hingga berdiskusi

"Presidential Club bukan institusi formal, bukan lembaga. Tapi sekedar silaturahim, sharing, dan diskusi para Presiden Indonesia yang masih bersama kita semua, dari masa ke masa," tuturnya ketika dihubungi Tribunnews.com, Rabu (8/5/2024).

Dahnil mengatakan bahwa pembentukan Presidential Club sebagai upaya untuk memperkuat visi keberlanjutan dan menjawab tantangan ke depan bagi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Selain itu, sambungnya, Presidential Club juga sebagai upaya Prabowo untuk menghentikan tradisi tidak melanjutkan kebijakan presiden sebelumnya atau yang disebutnya sebagai 'cancel culture'.

"Sebagai upaya Pak Prabowo memperkuat visi keberlanjutan, kebersamaan serta menjawab tantangan yang tak mudah lima tahun ke depan melalui persatuan yang kokoh sehingga kita bisa mengakselerasi semua agenda Indonesia Maju."

BERITA REKOMENDASI

"Dan menghentikan 'cancel culture' dalam kebijakan pemerintahan. Cancel culture adalah tradisi tidak melanjutkan presiden sebelumnya, padahal kebijakan tersebut bagus, sehingga tradisi ganti pemerintahan seringkali selalu memulai sejak awal," bebernya.

Baca juga: Tanggapi Wacana Presidential Club, Feri Amsari: Jangan Diformilkan, Jangan Bebani Uang Negara

Dahnil pun berharap wacana Prabowo membentuk Presidential Club terealisasi karena menurutnya, pemimpin bangsa Indonesia memiliki genetika rekonsilitif seperti Presiden RI pertama, Soekarno.

"Kebesaran hati para pendiri bangsa ini pastilah menular sebagai genetika kepemimpinan para pemimpin Indonesia saat ini. Saya haqul yakin, ainul yakin," katanya.

PKS Kritik Presidential Club jika Jadi Lembaga, Sebut Sudah Ada Wantimpres

Sebelumnya, Ketua Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) PKS, Al Muzammil Yusuf, mengkritik Presidential Club menjadi lembaga kenegaraan baru.

Dia mengatakan, jika hal tersebut terjadi, maka akan tumpang tindih dengan kerja Wantimpres.

"Wantimpres menggantikan keberadaan DPA pada masa Orde Baru. Karena dinilai kurang fleksibel dalam peran sebagai mitra penasehat presiden."

"Wantimpres berbeda dengan lembaga DPA yang sebelumnya dianggap setara dengan lembaga kepresidenan dan sering disebut sebagai lembaga tinggi negara," kata Muzamil dalam keterangan tertulis, Senin (6/5/2024).

Bamsoet Dukung jika Presidential Club Dilembagakan

Terpisah, Ketua MPR, Bambang Soesatyo atau Bamsoet mendukung wacana Presidential Club dari Prabowo untuk dilembagakan.

Lantas, dia menyinggung soal DPA yang ada di era Orde Baru.

Bamsoet mengatakan Presidential Club bisa menjadi wadah komunikasi antar mantan Presiden RI untuk membicarakan kebangsaan.

"Menurut saya apa yang digagas oleh Pak Prabowo itu suatu hal yang baik ya untuk mempertemukan dan mengompakkan mantan-mantan presiden dan wakil presiden, dalam suatu wadah di mana diharapkan akan menjadi komunikasi ketika bicara masalah kebangsaan ke depan," ujar Bamsoet di Gedung MPR, Senayan, Jakarta pada Selasa (7/5/2024) dikutip dari Kompas.com.

Meski sudah diganti Wantimpres, Bamsoet mengungkapkan DPA bisa dibetntuk kembali dengan beranggotakan presiden serta wakil presiden yang pernah menjabat.

Kendati demikian, seluruh hal teknis terkait Presidential Club merupakan wewenang Prabowo.

"Malah kalau bisa mau diformalkan. Kita pernah punya lembaga Dewan Pertimbangan Agung, yang bisa diisi oleh mantan-mantan presiden maupun wakil presiden, kalau mau diformalkan, kalau Pak Prabowo-nya setuju," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Kompas.com)

Artikel lain terkait Presidential Club

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas