Tular Nalar, Upaya MAFINDO Tangkal Hoaks
Lewat Tular Nalar, MAFINDO mengedukasi kelompok lansia dan pemilih pemula tentang hoaks.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Suci BangunDS

Laporan wartawan Tribunnews.com, Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.com, Solo – Anggota Utama Masyarakat Anti-fitnah Indonesia (MAFINDO) Solo Raya, Niken Satyawati, memaparkan upaya MAFINDO dalam mencegah hoaks di tahun-tahun politik.
Hal ini disampaikan Niken saat menjadi narasumber peserta Ujian Kompetensi Wartawan (UKW) di Hotel Alila, Kota Solo, Jawa Tengah, Jumat (24/5/2024).
Niken mengatakan MAFINDO memiliki program edukasi hoaks bernama Tular Nalar.
Tular Nalar memiliki dua kelas, yaitu Akademi Digital Lansia dan Sekolah Kebangsaan.
Akademi Digital Lansia diperuntukkan bagi kelompok masyarakat lansia.
Sementara, Sekolah Kebangsaan menyasar kelompok pemilih pemula yang masih awam dalam hal pemilihan umum (pemilu).
“MAFINDO punya program yang namanya Tular Nalar. Salah satu inisiasi pembekalan literasi digital yang kami bagi menjadi dua sasaran, untuk pemilih pemula dan lansia,” kata Niken.
“Akademi Digital Lansia adalah kelas lansia. Untuk pemilih pemula ada kelas Sekolah Kebangsaan,” lanjutnya.
Dalam dua kelas itu, nantinya akan ada beberapa mata kurikulum, di antaranya adalah pembekalan demokrasi dan pemilu, serta pre-bunking untuk mengedukasi seputar hoaks.
Saat ini, Tular Nalar khusus kelas Akademi Digital Lansia sudah digelar di tiga kota, yaitu Manado, Sulawesi Utara; Purwokerto, Jawa Tengah; dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Niken mengungkapkan, tiga kelas perintis itu sudah menunjukkan efektivitas dalam mengedukasi tentang hoaks kepada kelompok lansia.
“Dari tiga pilot class, penetrasi ini bisa dikatakan berhasil dan tingkat efektivitasnya cukup signifikan,” ujar Niken.
Sebagai informasi, kelas Akademi Digital Lansia terdiri dari 100 peserta yang terbagi menjadi 10 kelompok.
Masing-masing kelompok akan didampingi fasilitator secara intens untuk mengedukasi tentang hoaks dan penipuan digital.
“Lansia ini khusus sekali, mereka suka bercerita dan hal-hal baru. Tapi, mereka juga harus ditangani secara sabar. Mereka, setiap 10 orang, akan dikawal oleh satu fasilitator secara intens. Mereka bisa cerita pengalaman-pengalaman mereka, termasuk apabila pernah menjadi korban penipuan,” urai Niken.
Penyelenggaran Akademi Kelas Digital dan Sekolah Kebangsaan, baru akan digelar secara serentak di seluruh Indonesia pada Juni 2024 mendatang.
Selain program Tular Nalar, MAFINDO juga memiliki cara lain untuk menangkal hoaks.
Cara pertama adalah melakukan penelurusan informasi, lalu kemudian faktanya diunggah ke laman turnbackhoax.id.
Lalu, cara kedua adalah masyarakat umum bisa mengirim pesan WhatsApp ke Kalimasada dengan nomor 085921600500, untuk memverifikasi hoaks yang beredar.
Meski demikian, Niken berharap lebih banyak pihak bisa ikut berperan dalam menangkal hoaks.
“Tanggung jawab menangani fenomena hoaks di ruang digital, selain pemerintah, kita juga harapkan datang dari organisasi-organisasi yang concern, penyelenggara pemilu, partai politik. Akademisi juga, mari kita menyisihkan waktu untuk memperhatikan isu ini,” tutur Niken.
“Juga masyarakat umum yang sudah melek digital, diharapkan bisa menularkan menangani fenomena hoaks. Platform digital, seperti Instagram, Facebook,” tutupnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.