Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mental Pegi Diuji saat Berada di Tahanan, Dibully Narapidana Hingga Teror Suara

Pegi mengaku membaca surat-surat pendek Al-Quran jelang Konferensi Pers penetapan dirinya sebagai tersangka.

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Mental Pegi Diuji saat Berada di Tahanan, Dibully Narapidana Hingga Teror Suara
Tribun Jabar
Pegi Setiawan Memeluk Alquran saat ditemui di rumah singgah, Jalan Sabang, Kota Bandung, Selasa (9/7/2024). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pegi Setiawan mendapatkan sejumlah kejadian aneh saat berada di dalam tahanan Polda Jawa Barat.

Mulai dari bully-an narapidana, teror melalui suara hingga kekerasan fisik.

Hal tersebut membuat mentalnya terasa diuji. Namun ia mengaku tak gentar terhadap hal-hal tersebut.

Baca juga: Berharap PK Dikabulkan, Pegi Setiawan dan Keluarga Gelar Doa Bersama Warga Desa Kepongpongan Cirebon

Suara-suara keras yang meneror sebagai pembunuh sadis itu terdengar sepanjang malam jelang konferensi pers penetapan dirinya sebagai tersangka.

Kendati demikian, Pegi tak gentar. Ia malah memberontak bahwa dirinya tak bersalah saat konferensi pers berlangsung.

Pegi bercerita suara itu berasal dari petugas yang sedang 'gladi resik' mempersiapkan pernyataan untuk konferensi pers.

Suara itu sengaja diputar keras hingga terdengar sampai ruang tahanan, tempat Pegi mendekam.

BERITA REKOMENDASI

Menurut Pegi, suara itu sangat menyudutkan diri Pegi yang dituduh sebagai seorang pembunuh.

"Sehari sebelum konferensi pers, sengaja tuh disetel dari mulai malem sampai subuh. Disetel suara ingin menjatuhkan mental saya. Suara dari speaker digedein misalnya "Pegi sebagai pembunuh"," ujar Pegi seperti dikutip dari TribunJakarta.com, Sabtu (13/7/2024).

Baca juga: Ayah Eky Didesak Muncul Ungkap Kasus Vina, Kuasa Hukum Pegi: Iptu Rudiana Saksi Kunci

Ketika suara itu terdengar keras, para tahanan menyoraki diri Pegi.

Meski disoraki, mental Pegi tak goyah.

"Tahanan tuh pada heboh pada mem-bully saya pada meneriaki saya, saya tuh ya tetep enggak apa-apa lebih santai lagi. Berdoa, abis salat subuh sengaja buat enggak tidur sampai dengan jam 09.00 pagi buat konferensi pers," ujarnya.

Pegi mengaku membaca surat-surat pendek Al-Quran jelang Konferensi Pers penetapan dirinya sebagai tersangka.

Namun, ketika dirinya dipajang di konferensi pers itu, Pegi berontak. Hatinya tiba-tiba bergejolak untuk membantah perkataan polisi.

Ia merasa tak melakukan apa yang dituduhkan oleh pihak Polda Jabar, terlebih ketika foto keluarganya ditunjukkan kepada publik sebagai barang bukti.

Pegi secara spontan tiba-tiba berontak mengatakan bahwa dirinya tak bersalah.

"Itu tidak direncanakan, keluar dari hati nurani saya. Ibaratnya mereka tuh tega banget mau menuduh saya sebagai pelaku utama pembunuh, penyuruh pemerkosa, terus yang merencanakan padahal kenyataan itu saya tidak pernah melakukan itu."

"Yang lebih unik saya dituduhkan sebagai geng motor padahal saya sama sekali tidak pernah ikut geng motor," pungkasnya.

Ia mengaku juga berani berontak karena didukung oleh awak media yang berada di depannya.

Awak media meminta agar Pegi Setiawan untuk meluapkan pembelaannya.

Baca juga: Pegi Setiawan Ganti Nama Jadi Robi, Gara-gara Dibully Cewek dan Artis Peggy Melati Sukma Terbawa

Perlakuan Tak Manusiawi

Pegi Setiawan, belakangan ini karena dinyatakan bebas dari praperadilan, kembali membongkar perlakuan tak manusiawi oleh pihak Polda Jawa Barat (Jabar).

Saat pertama kali ditangkap, pemuda asal Desa Kepongpongan Cirebon tersebut mengaku ditutup kedua matanya oleh lakban sebelum dibawa ke Polda Jabar.

Cerita itu berawal ketika Pegi ditangkap di Bandung pada tanggal 21 Mei 2024 menjelang magrib.

Ia lalu ditahan di Polsek Bojongloa Kaler Kota Bandung.

"Abis dari Polsek, mata ditutup lakban langsung dibawa ke Polda Jabar," kata Pegi seperti dilansir dai iNews yang tayang pada Kamis (11/7/2024).

Setelah tiba di Polda Jabar, Pegi pertama kali mendapatkan penyiksaan di awal penyidikan.

"Dipukul bagian mata, dan diinjek kaki bagian paha kemudian kepala saya sempet dikresek warna hitam," tambahnya.

Selain dilakban, mata Pegi Setiawan pernah dipukul penyidik saat pertama kali menjalani pemeriksaan di Markas Kepolisian Daerah Jawa Barat setelah ditangkap di Bandung.

"Saya pernah dipukul di bagian mata," kata Pegi dalam konferensi pers di Bandung, Jawa Barat, selepas bebas dari tahanan, Senin (8/7/2024) malam, seperti ditayangkan Kompas TV.

"(Pemukul) itu salah satu penguasa gedung (tahanan) itu. Yang di penyidik, ibaratnya penguasa, polisi," sambungnya.

Beberapa orang yang menjadi kuasa hukum Pegi disebut sempat melihat bekas pemukulan di matanya.

Peristiwa itu terjadi sebelum ada kuasa hukum yang mendampinginya.

Pegi juga mengaku pernah dibekap wajahnya dengan kantong plastik. Perlakuan itu diterima setelah ibu dan kuasa hukumnya datang.

"Sempat ada penyidik masukin kresek ke muka saya. Enggak lama, cuma saya enggak bisa napas. Saya berontak, mereka buka lagi," sebutnya.

Tidak hanya itu, Pegi mengaku juga mendapatkan intimidasi verbal dari polisi. Dia merasa dipaksa agar mengakui telah membunuh Vina dan Eky di Cirebon pada 2016.

Intimidasi itu sampai membuat Pegi tidak bisa tidur.

"Dua malam enggak tidur. Selama dua malam mental saya jatuh," ungkapnya.

Baca juga: Video 2 Nama Pegi Baru Berpeluang jadi Tersangka, Pegi Setiawan Cirebon Bisa Ditahan Lagi?

Kekerasan Fisik

Pegi Setiawan sempat mendapatkan ucapan 'selamat datang' berupa pukulan dari penyidik Polda Jawa Barat (Jabar) saat pertama kali ditangkap.

Kendati mendapatkan kekerasan fisik dari oknum penyidik Polda Jabar, Pegi mengaku sudah melupakannya.

Ia mengikhlaskan kejadian yang dialaminya itu dan tak berniat memperpanjang persoalan.

"Waktu yang pertama itu, saya udah melupakan itu, karena itu wajar lah biasa, saya udah mengikhlaskan karena ya mungkin ada kewajaran lah mungkin," ujar Pegi seperti dilansir dari Sapa Indonesia Malam yang tayang di Kompas TV pada Selasa (9/7/2024) malam.

Toh, kekerasan yang dialaminya, kata Pegi, hanya terjadi sekali dan tidak membuatnya babak belur seperti 8 terpidana lainnya.

Selebihnya, selama ditahan, ia mendapatkan perlakuan baik dari pihak kepolisian.

"Setelah itu ditahan di ruang Dihtahti Polda Jabar itu sama sekali tidak ada pemukulan, tidak ada kekerasan. Mereka menyambut dengan baik, membiarkan saya pulang dengan baik perpisahan dengan baik. Pawas-pawas itu sangat baik sekali," jelasnya.

Baca juga: Razman Nasution Curiga Munculnya Pegi di Publik Dipolitisasi: Untuk Ganggu Keberadaan Petinggi Polri

Doa Bersama

Setelah bebas dan status tersangkanya digugurkan terkait kasus Vina Cirebon, Pegi Setiawan menjalani kegiatan doa bersama dengan warga di sekitar kediamannya di Desa Kepongpongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon.

Kegiatan doa bersama tersebut digelar di halaman rumah Pegi pada Jumat (12/7/2024).

Dari pantauan, puluhan warga mengikuti doa bersama tersebut.

Selepas Isya mereka langsung memadati halaman rumah Pegi yang sejak kedatangannya memang sudah disiapkan sejumlah kursi untuk tamu.

Mereka secara khidmat, mengikuti prosesi acara demi acara demi yang digelar kurang lebih satu jam itu.

Salah satu perwakilan keluarga terpidana kasus Vina Cirebon, Aminah, kakak dari Supriyanto, berharap kebebasan Pegi Setiawan dapat membawa dampak positif bagi adiknya dan terpidana lainnya.

"Kehadiran saya di sini berdoa bersama, semoga bebasnya Pegi Setiawan dapat menjadi jalan terang untuk adik saya dan teman-temannya agar bebas dan kumpul kembali di rumah," ujar Aminah dikutip dari TribunJabar, Sabtu (13/7/2024).

Aminah mengungkapkan keyakinannya bahwa adiknya dan teman-temannya tidak bersalah dalam kasus pembunuhan dan perkosaan tersebut.

Ia juga menjelaskan bahwa keluarga saat ini tengah mengupayakan Peninjauan Kembali (PK) melalui pengacara mereka.

"Upaya kita saat ini Peninjauan Kembali dan sedang diurus pengacara. Harapan PK semoga dikabulkan dan segera bebas."

"Saya sangat yakin 100 persen adik saya dan teman-temannya tidak melakukan pembunuhan dan perkosaan tersebut," kata Aminah.

Aminah juga menyinggung kesaksian Ketua RT Abdul Pasren yang dinilai tidak jujur.

Menurutnya, Pak RT sempat menyatakan bahwa dirinya tidak tidur di lokasi saat kejadian, padahal kenyataannya berbeda.

"Soal Pak RT Pasren bilangnya tidak tidur di situ, padahal di situ, jadi bohong banget."

"Semoga Pak Pasren jujur dan kami pun siap secara kekeluargaan yang penting Pasren jujur jika saat kejadian anak-anak tidur di situ saat 27 Agustus 2016 lalu," tutur Aminah.

Sementara, Pegi Setiawan merasa terharu dengan kehadiran mereka.

"Ini sangat luar biasa, saya tak menyangka juga sih ini,” ujar Pegi saat diwawancarai di kediamannya, Jumat (12/7/2024) malam.

Acara doa bersama ini berlangsung secara spontan, sebagai bentuk dukungan dan upaya menegakkan keadilan.

“Ini acara spontan, mereka pengen menegakkan keadilan dan saya sangat terharu. Semoga kebaikan mereka diterima Allah,” kata Pegi.

Dalam kesempatan tersebut, Pegi juga mendoakan agar semua orang yang terlibat dalam pencarian keadilan mendapatkan balasan yang baik dari Tuhan.

"Doa untuk semua pencari keadilan, orang baik. Saya doakan terbaik, termasuk mendoakan mereka (terpidana) dan mereka bisa dapat keadilan dan dapatkan kebebasan kembali dan melanjutkan untuk mencapai cita-cita mereka,” tutur Pegi.

Acara doa bersama ini diakhiri dengan pembacaan doa penutup oleh tokoh masyarakat setempat, yang juga menyatakan harapannya agar kasus ini segera menemui titik terang yang sebenar-benarnya.

Tak lupa warga menyempatkan diri untuk berswafoto dengan Pegi Setiawan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas