Abdurrahman Wahid: PMII Harus Menjadi Motor Penggerak Terwujudnya Visi Indonesia Emas 2045
Dengan menekankan nilai-nilai tersebut, Wahid berharap PMII dapat menjadi motor penggerak perubahan yang positif di kalangan mahasiswa dan masyarakat.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Abdurrahman Wahid, calon ketua umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anggota PMII untuk berkontribusi dengan bebas, serta memastikan bahwa keputusan dan kebijakan organisasi diambil berdasarkan pemikiran yang mendalam dan prinsip yang kuat.
Dengan menekankan nilai-nilai tersebut, Wahid berharap PMII dapat menjadi motor penggerak perubahan yang positif di kalangan mahasiswa dan masyarakat pada umumnya.
Hal itu disampaikan Wahid saat memberikan sambutan dalam kegiatan Sarasehan bersama Sahabat Heri, Ketua Umum PB PMII Tahun 2005-2008.
Wahid juga memperkenalkan visinya yang ambisius untuk masa depan organisasi tersebut.
Wahid menegaskan tekadnya untuk membawa PMII menuju arah yang lebih konstruktif dan berorientasi pada pemikiran intelektual, serta menolak praktik yang hanya mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
"Saya bertekad kedepannya membangun PMII menjadi sebuah organisasi yang sepenuhnya digerakkan oleh ide-ide dan pemikiran yang mencerahkan, bukan oleh kepentingan politik atau individu," kata Wahid, Selasa (13/8/2024).
Dia juga menggarisbawahi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu mengedepankan gagasan-gagasan inovatif dan visi yang jelas dalam merespons tantangan zaman yang terus berkembang.
Dalam upayanya untuk mencapai visi ini, Wahid berencana untuk mengadakan berbagai forum diskusi, seminar, dan kegiatan lainnya yang akan memperkuat kapasitas intelektual dan keterlibatan aktif anggota PMII.
Dia percaya bahwa dengan memfokuskan energi organisasi pada pengembangan pemikiran dan gagasan, PMII akan mampu menjawab tantangan yang ada dan memberikan kontribusi nyata terhadap kemajuan bangsa.
"Kebutuhan PMII ke depan sebagai organisasi kemahasiswaan adalah menghadirkan sosok yang mampu menggairahkan kembali pemikiran."
"Hanya dengan itulah inovasi-inovasi bisa tercipta dari kalangan muda, terutama dari para kader PMII untuk mempercepat terwujudnya visi Indonesia Emas 2045," ungkapnya.
Hal inilah yang menjadi motivasi utama Wahid mencalonkan diri sebagai ketua umum.
Dia juga ingin mengembalikan tradisi pemikiran yang telah lama tumbuh di lingkungan PMII. Sehingga, PMII bisa menjadi arena kaderisasi inovator bangsa yang baru.
“Masa depan anak muda Indonesia lebih berat, karena menghadapi tantangan global. PMII di era saya nanti, diharapkan mampu menjadi garda terdepan untuk mencetak insan inovatif yang mampu menegakkan kepala bangsa Indonesia di arena global," ujarnya.
Pemikiran Wahid ini juga sebuah kritik terhadap gerak organisasi yang selama ini terlalu disetir kepentingan-kepentingan politik individu.
Sebuah hal yang pada akhirnya mengungkung keterbukaan pemikiran para kader PMII. Sehingga, gerak roda organisasi menjadi lebih lambat
Padahal PMII punya tanggung jawab sejarah terus menjadi garda terdepan menciptakan generasi inovatif pemimpin bangsa.