Tom Lembong Suarakan Resistance Blue Pasca Anies Gagal Maju ke Pilgub Jakarta, Apa Maksudnya?
Sahabat dekat Anies Baswedan, Tom Lembong, membuat postingan menarik di akun Instagram-ya hari ini, Senin, 2 September 2024.
Penulis: Choirul Arifin
Semula Anies akan diusung Partai Nasdem, PKB bersama PKS maju di Pilkada Jakarta, namun ketiga parpol mundur teratur.
Kemudian, PDIP hendak mencalonkan Anies sebagai calon gubernur Jakarta di Pilgub Jakarta, namun batal di menit-menit terakhir.
PDIP secara mengejutkan malah mengusung 2 kadernya sendiri, yakni Pramono Anung yang saat ini menjadi Menteri Sekretaris Kabinet sebagai bakal calon gubernur, berduet dengan kader PDIP Rano Karno sebagai wakilnya.
Pakar hukum tata negara Refly Harun mengungkap setidaknya ada empat faktor yang menghalangi langkah Anies Baswedan maju Pilkada 2024.
Baca juga: Anies Baswedan Didampingi Tom Lembong Sambangi Kantor DPD PDIP Jakarta
Sebagai orang dekat Anies, Refly pun menyinggung adanya dugaan cawe-cawe Istana untuk menggalkan langkah politik mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu.
Anies sebelumnya santer diisukan akan maju Pilkada Jakarta 2024. Isu yang beredar menyebut Anies bakal diusung PDIP dan akan dipasangkan dengan Rano Karno.
Namun PDIP akhkirnya mengusung duet Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta mendatang. Setelah jalannya kandas di Jakarta, muncul isu Anies bakal maju pada Pilkada Jawa Barat (Jabar) 2024.
Saat itu, Anies dikabarkan akan didetkan dengan Ketua DPD PDIP Jabar, Ono Surono.
Namun, jalan Anies lagi-lagi terganjal setelah PDIP akhirnya mengusung pasangan cagub-cawagub Jeje Wiradinata dan Ronal Surapradja di Jabar.
PDIP sempat mengklaim, batalnya Anies maju di Pilkada Jabar disebabkan karena adanya campur tangan 'Mulyono' yang disebut-sebut sebagai Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Terkait rentetan kegagalan Anies maju Pilkada 2024, Refly Harun mengungkap analisanya. Refly melihat setidaknya ada empat faktor yang menyebabkan gagalnya Anies berkontestasi pada Pilkada 2024.
Baca juga: Tom Lembong: Pemerintah Sibuk Berpolitik, Kebutuhan Masyarakat Tidak Terurus
Pertama, Refly melihat Anies tidak ingin menjadi kader PDIP.
Seperti yang sudah diberitakan, PDIP sempat memberikan syarat agar Anies menjadi kader jika ingin didukung pada Pilkada Jakarta.
Menurut Refly, Anies memiliki daya tarik tersendiri karena memiliki basus pendukung yang besar.