VIDEO Tiga Tokoh yang Menolak Tawaran Jadi Menteri di Kabinet Prabowo, Ada Loyalis Jokowi
ada tiga tokoh yang menolak masuk kabinet meski sudah ditawari langsung oleh Prabowo, termasuk Luhut Binsar Panjaitan
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jelang pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih pada 20 Oktober 2024 mendatang, nama calon menteri beredar luas dan menjadi perhatian.
Namun, di sisi lain, ada tiga tokoh yang menolak masuk kabinet meski sudah ditawari langsung oleh Prabowo, termasuk Luhut Binsar Panjaitan.
Luhut
Purnawirawan jenderal yang merupakan orang kepercayaan Presiden Jokowi, Luhut Bnsar Panjaitan pada 18 Mei 2024 lalu pernah mengungkap dirinya menolak tawaran Prabowo yang meminta dirinya menjadi menteri di kabinet mendatang.
Meski menolak tawaran sebagai menteri, Luhut berkenan jika diminta menjadi penasihat presiden.
Menurut Luhut, usai menang, Prabowo dan Gibran akan melanjutkan program Presiden Jokowi dan hal itu cukup baginya.
Sebelumnya Luhut memang telah menyatakan niatnya untuk pensiun sebagai menteri usai pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin berakhir Oktober mendatang.
Luhut mengatakan semua hal ada waktunya. Tak terkecuali sebagai pejabat, semua pejabat termasuk dirinya punya waktunya masing-masing.
Luhut merupalakan salah satu menteri yang memiliki pengalaman di berbagai bidang selama era Presiden Jokowi.
Pada pemerintahan pertama Presiden Jokowi (2014-2019), Luhut menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP) dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) serta kemudian menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman.
Pada kabinet pemerintahan kedua Presiden Jokowi (2019-2024), Luhut menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Hashim Djojohadikusumo
Kemudian adik kandung Prabowo yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengaku mendapat tawaran menjadi menteri di era pemerintahan yang dipimpin kakak kandungnya.
Namun Hashim menolak tawaran itu dan beralasan ingin berada di luar pemerintahan.
Dalam sambutannya di acara APEC Business Advisory’s Council Sabtu (31/8/2024), Hashim menyatakan nantinya di pemerintahan Prabowo ia akan mendapatkan jabatan yang sangat terhormat.
Dengan begitu, jabatan menteri nantinya bakal diisi oleh orang-orang yang memiliki keahlian.
Bukan hanya itu, figur yang diusulkan harus memiliki relevansi dengan kementerian yang dipimpin.
Bocorannya ia akan diberikan tugas untuk menyampaikan pesan dan berkorespondensi di dalam proses birokrasi yang kerap macet.
Khofifah
Kemudian ada Khofifah Indar Parawansa mengaku mendapatkan tawaran untuk menjadi menteri di kabinet Prabowo-Gibran.
Namun Khofifah menolak tawaran tersebut dan memilih kembali bertarung di Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2024.
Pernyataan itu disampaikan Khofifah pada Mei 2024 lalu saat menghadiri acara halalbihalal Muslimat Nahdlatul Ulama di Kementerian Agama.
Pada Agustus 2024 kemarin, Khofifah pun telah mendaftar maju sebagai calon gubernur Jawa Timur bersama calon wakil gubernur Emil Dardak.
Ia mengaku ingin menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas di Jawa Timur melalui program sekolah taruna yang dijalankannya saat menjabat sebagai gubernur.
Pasangan ini diusung 15 partai politik, yakni PAN, Gerindra, Golkar, Demokrat, PPP, PSI, PKS, Perindo, Nasdem, Partai Buruh, Partai Gelora, PBB, PKN, Partai Garuda dan Partai Prima yang tidak lolos verifikasi.
Sejumlah bocoron terkait komposisi kabinet Prabowo-Gibran mulai terbuka ke publik diantaranya yakni pembentukan zaken kabinet hingga jumlah kementerian yang akan bertambah menjadi 44 kementerian.
Sekadar perbandingan, saat ini Presiden Jokowi 'hanya' memiliki 34 menteri.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan jumlah kementerian tersebut akan bertambah karena ada Kementerian yang akan dipecah di era Prabowo, sehingga satu bidang satu kementerian.
Muzani menjelaskan ada sejumlah kementerian saat ini yang masih banyak merangkap mengurusi banyak bidang, sehingga sejumlah Kementerian akan ada yang dipecah agar lebih fokus untuk mengurus program dan bidangnya masing-masing.
Selain itu bocorannya Prabowo akan membuat zaken kabinet atau jajaran menteri yang berasal dari kalangan profesional pada pemerintahannya nanti.
Dengan begitu, jabatan menteri nantinya bakal diisi oleh orang-orang yang memiliki keahlian.
Bukan hanya itu, figur yang diusulkan oleh para partai politik pengusung Prabowo-Gibran harus memiliki relevansi dengan kementerian yang dipimpin.(*)