Beda Hasil Survei Pilkada Jakarta LSI Vs Poltracking, Siapa yang Terancam Dikeluarkan Perhimpunan?
Terdapat perbedaan hasil survei antara lembaga survei Poltracking dan LSI di Pilkada Jakarta 2024, keduanya akan dipanggil Anggota Dewan Etik Persepsi
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Ramai menjadi pembahasan publik, khususnya masyarakat Jakarta, tentang hasil survei Pilkada Jakarta 2024.
Pasalnya, terdapat perbedaan hasil survei antara lembaga survei Poltracking dan Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Menanggapi hal itu, Anggota Dewan Etik Persepsi, Saiful Mujani mengatakan pihaknya segera menggelar rapat bersama dengan beberapa pihak.
Terutama lembaga survei Poltracking dan LSI.
“Karena hasil survei mereka berbeda signifikan maka kami Dewan Etik Persepi akan segera rapat dan memanggil kedua lembaga tersebut,” kata Anggota Dewan Etik Persepsi, Saiful Mujani (24/10/2024) dikutip dari WartaKotaLive.com.
Pemanggilan ini, kata Saiful, dilakukan untuk menjelaskan alasan hasil survei dua lembaga tersebut berbeda.
Jika alasannya tidak jelas maka akan dilakukan audit forensik.
“Kalau dua langkah tadi tidak menjawab masalah maka akan dilakukan survei ulang oleh tim khusus Perpesi,” kata Saiful.
Saiful mengatakan ada solusi lain dalam permasalahan ini, yakni survei ulang akan dilakukan jika memang diperlukan.
Jika memang telah ditemukan letak kesalahannya, maka Persepsi akan mengeluarkan putusan tidak merekomendasikan lembaga survei ke publik untuk dipakai.
Adapun Tim Dewan Etik Perpesi terdiri dari Prof Asep Saefuddin berasal dari Badan Statistik Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Hamdi Muluk dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI), Prof Saiful Mujani dari FISIP Universitas Islam Negeri (FISIP UIN) dan Pendiri Lembaga Survei SMRC.
Baca juga: LSI-Poltracking Terancam Dapat Sanksi Berat, Buntut Hasil Survei Pilkada Jakarta Beda
"Pasti kalau terbukti melanggar etik berat bisa dikeluarkan dari perhimpunan dan tidak direkomendasikan ke publik untuk dipakai."
"Kami pernah dua kali melakukan sanksi berat ini pada anggota, bahkan mereka dikeluarkan atau keluar sendiri sebelum dikeluarkan,” pungkas Saiful Mujani.
Lantas siapa yang akan dikeluarkan dari perhimpunan?
Hasil Survei Poltracking
Diketahui, lembaga survei ini mengumumkan hasil simulasi perhitungan suara di Pilkada Jakarta 2024, diumumkan Kamis (24/10/2024).
Hasilnya, elektabilitas pasangan calon gubernur (cagub) dan wakil gubernur (cawagub) Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono, unggul dibandingkan dua pasangan calon (paslon) lain menurut survei Poltracking pada Oktober 2024.
Di survei Poltracking yang digelar pada 10-16 Oktober 2024, paslon nomor satu Ridwan Kamil-Suswono mendapatkan elektabilitas 51,6 persen.
Lalu, kedua, paslon nomor urut tiga, Pramono Anung-Rano Karno, mengekor dengan elektabilitas 36,4 persen.
Angka ini terpaut 15,2 persen dari elektabilitas Ridwan Kamil-Suswono.
Sementara, paslon nomor urut dua, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, elektabilitasnya sebesar 3,9 persen.
Survei ini melibatkan 2.000 responden warga Jakarta berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan sudah memiliki hak pilih.
Adapun yang dipilih menggunakan metode multistage random sampling.
Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka. Dengan metode tersebut, margin of error survei kurang lebih 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasil survei Poltracking berbeda jauh dengan LSI.
Berikut hasil survei Pilkada Jakarta 2024 versi LSI.
Hasil Survei LSI
Berdasarkan data lembaga survei tersebut, hasil survei Poltracking berbeda jauh dengan LSI.
Padahal pengumuman keduanya hanya berselang sehari.
Data dari LSI, elektabilitas pasangan nomor urut 3 Pramono-Rano Karno unggul pada Pilkada Jakarta 2024.
Dalam survei terbaru LSI yang digelar pada 10-17 Oktober 2024, elektabilitas Pramono-Rano Karno di angka 41,6 persen.
Sementara itu, pasangan calon (paslon) nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono memiliki elektabilitas 37,4 persen.
Dengan demikian, elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno kini menyalip Ridwan Kamil-Suswono yang sebelumnya unggul dan berada di posisi atas.
Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, saat merilis hasil survei terbarunya, Rabu (23/10/2024).
Djayadi memaparkan, secara tren, pasangan Pram-Rano memang terus menanjak dari empat hasil survei yang telah dilakukan oleh tiga lembaga survei mengenai Pilkada Jakarta.
Terutama dalam kurun waktu sebulan terakhir.
"Ada kecenderungan elektabilitas pasangan Ridwan Kamil–Suswono mengalami penurunan, sedangkan elektabilitas pasangan Dharma-Kun cenderung stabil," kata Djayadi.
Paslon nomor urut 2, Dharma Pongrekun dan Kun Wardana Abyoto, memperoleh elektabilitas 6,6 persen.
Sisanya, 14,4 persen adalah massa mengambang yang belum menentukan pilihan.
Djayadi menilai putaran kedua sangat mungkin terjadi mengingat jumlah responden yang belum memberikan jawaban masih banyak.
"Dari temuan hasil survei ini menunjukkan putaran kedua sangat mungkin terjadi."
"Hal ini bila melihat ada 14,4 persen responden yang belum menentukan pilihan. Jadi belum ada yang dapat 50persen + 1,” ungkap Djayadi.
Meski begitu, Djayadi mengatakan bisa juga Pilkada Jakarta berlangsung satu putaran apabila Pramono-Rano bisa terus meningkatkan elektabilitasnya.
(Tribunnews.com/Gauh WIdya Wardani)(WartaKotalive.com/Feryanto Hadi)