Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jenderal TNI HOR Purn. Prof. Dr. H.C. H. Susilo Bambang Yudhoyono, M.A., GCB., AC.

Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Dr. (H.C.) H. Susilo Bambang Yudhoyono, M.A., GCB., AC. adalah Presiden ke-6 RI.

Penulis: Rakli Almughni
zoom-in Jenderal TNI HOR Purn. Prof. Dr. H.C. H. Susilo Bambang Yudhoyono, M.A., GCB., AC.
Ist
Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Dr. (H.C.) H. Susilo Bambang Yudhoyono, M.A., GCB., AC. 

TRIBUNNEWS.COM - Jenderal Tentara Nasional Indonesia (Kehormatan) (Purnawirawan) Profesor Doktor (Honoris Causa) Haji atau Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Dr. (H.C.) H. Susilo Bambang Yudhoyono, M.A., GCB., AC. adalah pensiunan perwira tinggi (Pati) TNI Angkatan Darat (AD) sekaligus Presiden ke-6 RI.

Jabatan terakhir Susilo Bambang Yudhoyono di TNI AD yakni sebagai Kepala Staf Teritorial (Kaster) TNI.

Jenderal bintang 4 yang akrab disapa SBY ini tercatat menjabat sebagai Kaster TNI pada tahun 1998 hingga 1999.

SBY resmi pensiun dini sebagai Pati TNI AD pada tahun 2001 karena ditunjuk menjadi Menteri Pertambangan dan Energi (Mentamben) di pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Pascapurnatugas dari TNI, SBY juga sempat disibukkan dengan jabatannya sebagai Menko Polsoskam hingga Menko Polkam di Kabinet Gotong-Royong Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri.

Pada tahun 2004, jenderal SBY yang bergabung dengan Partai Demokrat lalu terpilih menjadi Presiden ke-6 RI.

Baca juga: Komjen Pol. Drs. H. Ahmad Dofiri, M.Si.

Kehidupan pribadi

BERITA REKOMENDASI

Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono lahir di Tremas, Arjosari, Pacitan, pada tanggal 9 September 1949.

Ia memiliki istri yang telah meninggal yakni bernama Kristiani Herrawati atau Ani Yudhono.

SBY dan Ani Yudhoyono dikaruniai 2 orang anak laki-laki yang bernama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono.

Susilo Bambang Yudhoyono dan Ani Yudhoyono.
Susilo Bambang Yudhoyono dan Ani Yudhoyono. (Instagram @aniyudhoyono)

Ayahanda SBY yakni bernama Pembantu Letnan Satu (Peltu) Raden Soekotjo, sedangkan ibundanya bernama Sitti Habibah.

SBY memiliki mertua dan ipar pensiunan jenderal TNI yakni Letjen TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo dan Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo.


Pendidikan

Jenderal SBY adalah lulusan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) tahun 1973.

Di Akabri, Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono satu angkatan dengan Letjen TNI (Purn) Agus Wirahadikusumah.

Baca juga: Jenderal TNI HOR Purn. Datuk Seri H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Dalam angkatannya, SBY berhasil menerima penghargaan sipil Adhi Makayasa alias lulusan terbaik Akabri.

Sederet pendidikan yang pernah ditempuh SBY di antaranya yakni American Language Course, Lackland, Texas Amerika Serikat (1976), Airbone and Ranger Course, Fort Benning, Amerika Serikat (1976), Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, Amerika Serikat (1982-1983), On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, Amerika Serikat (1983), Jungle Warfare School, Panama (1983), Kursus Senjata Antitank di Belgia dan Jerman (1984), Kursus Komando Batalyon (1985), Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (1988-1989), Command and General Staff College, Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat, Master of Art (M.A.) dari Management Webster University, Missouri, Amerika Serikat, Doktor dalam bidang Ekonomi Pertanian dari IPB University (2004), dan Guru Besar Ilmu Ketahanan Nasional dari Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan) (2014).

Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono juga telah berhasil menerima gelar Doktor Honoris Causa sebanyak 12 kali, di antaranya yaitu Doktor Honoris Causa Bidang Hukum dari Universitas Webster, Inggris (2005), Doktor Honoris Causa Bidang Politik dari Universitas Thammasat, Thailand (2005), Doktor Honoris Causa Bidang Pembangunan Pertanian Berkelanjutan dari Universitas Andalas, Indonesia (2006), Doktor Honoris Causa Bidang Pemerintahan dan Media dari Universitas Keio, Jepang (2006), Doktor Honoris Causa Bidang Ekonomi dari Universitas Tsinghua, Republik Rakyat Tiongkok (2012), Doktor Honoris Causa Bidang Perdamaian dari Universitas Utara Malaysia (2012), Doktor Honoris Causa Bidang Kepemimpinan dan Pelayanan Publik dari Universitas Teknologi Nanyang, Singapura (2005), Doktor Honoris Causa Bidang Hukum Perdamaian dari Universitas Syiah Kuala, Aceh (2013), Doktor Honoris Causa dari Universitas Ritsumeikan, Jepang (2014), Doktor Honoris Causa Bidang Pendidikan dan Kebudayaan dari Universitas Soka, Jepang (2014), Doktor Honoris Causa dari Universitas Western Australia, Perth (2015), dan Doktor Honoris Causa Bidang Pembangunan Berkelanjutan dari Institut Teknologi Bandung (2016).

Nama lengkap berikut dengan gelarnya yakni Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Dr. (H.C.) H. Susilo Bambang Yudhoyono, M.A., GCB., AC.

Baca juga: Letjen TNI Purn. Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad K

Perjalanan karier

Karier Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono telah malang melintang di dalam kemiliteran tanah air.

Berbagai jabatan strategis di TNI AD sudah pernah diembannya.

SBY memulai kariernya sebagai Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad pada tahun 1974.

Setelah itu, jenderal asal Pacitan ini sempat menjabat sebagai Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad (1976–1977), Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977), Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977–1978), dan Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979–1981.

Tak sampai di situ, jenderal SBY juga pernah menduduki posisi sebagai Paban Muda Sops SUAD (1981–1982), Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988), dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988).

Pada tahun 1989, SBY mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Komando TNI-AD (Seskoad) di Bandung dan berhasil menjadi lulusan terbaik Seskoad.

Karier jenderal SBY makin moncer setelah ia diutus menjadi Dosen Seskoad pada tahun 1989.

Baca juga: Marsekal TNI Purn. Dr. H.C. Hadi Tjahjanto, S.I.P.

Pada tahun 1993, ia kemudian diangkat sebagai Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad.

Satu tahun kemudian, SBY dimutasi menjadi Asops Kodam Jaya.

Setelah itu, ia dipercaya untuk mengisi kursi jabatan sebagai Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro pada tahun 1995.

Di tahun yang sama, SBY juga sempat bertugas sebagai Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina.

Pada tahun 1996 SBY kemudian didapuk untuk menduduki posisi sebagai Kasdam Jaya.

Tak berselang lama, ia diangkat untuk mengemban jabatan sebagai Pangdam II/Sriwijaya sekaligus Ketua Bakorstanasda pada tahun 1996.

Di tahun 1998, jenderal SBY lalu diutus untuk menduduki posisi sebagai Ketua Fraksi ABRI MPR RI.

Barulah setelah itu Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono diangkat sebagai Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI pada tahun 1998 hingga masa pensiunnya pada 2021.

Sederet penghargaan yang pernah diterima oleh SBY antara lain yaitu Tri Sakti Wiratama (1973), Adhi Makayasa (1973), Honor Graduate IOAC, Amerika Serikat (1983), Lulusan terbaik Seskoad Susreg XXVI (1989), Dosen Terbaik Seskoad (1989), Wing Penerbang TNI-AU (1998), Wing Kapal Selam TNI-AL (1998), Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik (2003), Bintang Asia (Star of Asia) oleh BusinessWeek (2005), Yang Dipertuan Maharajo Pamuncak Sari Alam oleh Masyarakat Tanjung Alam dan Pewaris Kerajaan Pagaruyung (2006), Seri Indra Setia Amanah Wangsa Negara oleh Lembaga Adat Melayu se-Provinsi Riau (2007), Gelar Adat Melayu Jambi oleh Lembaga Adat Melayu Jambi, 100 tokoh Berpengaruh Dunia 2009 kategori Pemimpin & Revolusioner Majalah TIME (2009), Patuan Sorimulia Raja oleh Lembaga Batak Puak Angkola (2011), Bapak Demokrasi Indonesia oleh DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (2012), Warga Kehormatan Kota Quito oleh Wali kota Quito (2012), Guru Besar (Profesor) dalam bidang ilmu Ketahanan Nasional oleh Universitas Pertahanan Indonesia (2014), Apresiasi atas berbagai upaya penting atas pemberantasan korupsi, dari Forum for Budget Transparency (FITRA) (2014), Global Statesmanship Award dari World Economic Forum (WEF) (2014), Penghargaan Jas Merah dari The Sukarno Center (2014), Semeton Tamiu Utama Desa Pakraman Tampaksiring (2014), Anakaji To Appamaneng Ri Luwu dari Datu Luwu ke-40, Andi Maradang Mackulau Opu To Bau (2014), dan Tominaa Ne Sando Tato, Gelar Adat Tana Toraja (2014).

Harta kekayaan

Jenderal Susilo Bambang Yudhyono tercatat memiliki total harta kekayaan sebesar Rp13,9 miliar.

Hartanya itu terdaftar di dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK yang terakhir kali dilaporkannya pada tanggal 5 November 2014.

Giro dan setara kas menjadi penyumbang terbesar kekayaan SBY dengan total Rp 6.716.832.460.

Lalu, disusul dengan empat tanah dan bangunan di Kabupaten Bogor senilai Rp 5.477.866.000.

SBY juga memiliki 2 mobil dan 1 sepeda motor senilai Rp 550 juta.

Selain itu, jenderal bintang 4 ini juga menyimpan harta bergerak lain sebesar Rp 1.238.910.000.

(tribunnews.com/Rakli Almughni)

Sumber: Wikipedia, E-LHKPN

Sumber: TribunnewsWiki
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas