Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Saksi Ngaku Diancam Pindah Tugas KABASARNAS Jika Tolak Jalankan Proyek Korupsi Pengadaan Truk Angkut

Awalnya Suhardi tidak mengaku bahwa dirinya mendapat ancaman dari atasannya Letjen TNI (Purn) Muhammad Alfan Baharudin jika tak menjalankan perintah

Penulis: Fahmi Ramadhan
Editor: Acos Abdul Qodir
zoom-in Saksi Ngaku Diancam Pindah Tugas KABASARNAS Jika Tolak Jalankan Proyek Korupsi Pengadaan Truk Angkut
Tribunnews.com/Fahmi Ramadhan
Sidang lanjutan kasus korupsi pengadaan truk pengangkut personel dan rescue carrier vehicle di Badan SAR Nasional (BASARNAS) Tahun 2014, digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (21/11/2024).  

"Muhammad Alfan Baharudin?" tanya hakim.

"siap," ujar Suhardi membenarkan.

Kiri ketum KONI tono suratman pendiri tarung derajat ahmad derajat AA boxer Ketum PB KODRAT Alfan baharudin usai pengukuhan kepengurusan PB Kodrat 2015 - 2019 di Hotel Borobudur Jakarta
Kiri ketum KONI tono suratman pendiri tarung derajat ahmad derajat AA boxer Ketum PB KODRAT Alfan baharudin usai pengukuhan kepengurusan PB Kodrat 2015 - 2019 di Hotel Borobudur Jakarta (ist)

Suhardi menjelaskan, Muhammad Alfan Baharudin kerap menyampaikan hal tersebut saat proses rapat umum yang digelar di lingkungan Basarnas.

"Spesifik kalau nggak menjalankan perintah kepala Basarnas ini akan dipindahtugaskan ke wilayah lain?," tanya Hakim

"Siap, Yang Mulia," pungkas Suhardi.

Didakwa Korupsi Proyek Truk di BASARNAS 

Dalam perkara ini, sebelumnya mantan Sekertaris Utama (Setama) BASARNAS Max Ruland Boseke didakwa telah merugikan keuangan negara senilai Rp20,4 miliar terkait kasus pengadaan truk pengangkut personel dan rescue carrier vehicle di Basarnas tahun 2014.

Kerugian itu muncul akibat dugaan korupsi pengadaan truk pengangkut personel yang memiliki nilai Rp42.558.895.000 dan rescue carrier vehicle di Basarnas tahun 2014 Rp43.549.312.500.

Berita Rekomendasi

Adapun sidang perdana itu digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Kamis (14/11/2024).

Baca juga: Paspor Jadi Jurus Jitu Kejagung Tangkap Bos Sriwijaya Air Hendry Lie, Tersangka Korupsi PT Timah

Dalam dakwaannya, Jaksa Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut Max Ruland diduga melakukan tindak pidana korupsi bersama dua terdakwa lainnya yakni William Widarta selaku CV Delima Mandiri sekaligus penerima manfaat PT Trikaya Abadi Prima dan Anjar Sulistyono selaku Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Pengawakan dan Perbekalan Direktorat Sarana dan Prasarana Basarnas sekaligus pejabat pembuat pembuat komitmen (PPK) Basarnas tahun anggaran 2014.

"Telah turut serta atau turut serta melakukan beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan secara melawan hukum," kata Jaksa KPK Richard Marpaung di ruang sidang.

Dalam surat dakwaannya, Jaksa menyebutkan, bahwa perbuatan tersebut dilakukan oleh Max Ruland dan dua terdakwa lainnya pada tahun 2013 hingga 2014.

Dimana kata Richard perbuatan yang dilakukan di kantor BASARNAS RI, Kemayoran, Jakarta Pusat itu telah memperkaya Max Ruland Boseke yakni Rp2,5 miliar dan William Widarta sebesar Rp 17,9 miliar.

"Dalam pengadaan truk pengangkut personel dan rescue carrier vehicle di Basarnas tahun 2014 memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yaitu memperkaya William Widarta sebesar Rp17.944.580.000,00 dan memperkaya terdakwa Max Ruland Boseke sebesar Rp2.500.000.000,00 yang dapat merugikan negara sebesar Rp20.444.580.000,00," jelas Jaksa.

Kemudian Richard menjelaskan bahwa Max dan Anjar diduga mengarahkan William selaku pemenang lelang pengadaan truk tahun 2014 untuk menaikkan harga penawaran sebesar 15 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas