Daftar Hasil Lawatan Prabowo ke Luar Negeri di Bidang Investasi: Total Rp249 T, Lebihi Target
Berikut daftar hasil komitmen investasi Prabowo selama lawatannya ke lima negara di mana mencapai Rp249 triliun. Adapun komitmen itu melebihi target.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Lawatan Presiden Prabowo Subianto ke luar negeri selama dua pekan menghasilkan kerjasama di bidang investasi.
Adapun dalam kunjungan kerjanya tersebut, Prabowo pergi ke Tiongkok, Amerika Serikat (AS), dan Inggris.
Selain itu, dia juga terbang ke Peru untuk mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC dan G20.
Dalam keterangannya, Prabowo menyebut total komitmen investasi yang disepakati mencapai 18,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp249 triliun.
Bahkan, Prabowo mengungkapkan komitmen investasi yang telah disepakati itu melebihi target.
Eks Menteri Pertahanan era Presiden Jokowi itu mengatakan komitmen ini menjadi wujud Indonesia telah dipercaya secara global.
"Agak-agak melebihi (target). Melebihi. Jadi saya pulang dengan komitmen (investasi) total 18,5 miliar dolar AS."
"Jadi, saya kira ini cukup bagus, meunjukkan kepercayaan global terhadap ekonomi Indonesia," jelasnya setelah menghadiri CEO Business Forum di Lancester House, London, Inggris, Kamis (21/11/2024) dikutip dari YouTube Sekreatriat Presiden.
Lalu komitmen investasi seperti apa saja yang disepakati oleh Prabowo tersebut?
Investasi 10 Miliar Dolar AS dari Tiongkok
Pada Minggu (10/11/2024) lalu, Prabowo memperoleh komitmen investasi dari Tiongkok sebesar 10 miliar dolar AS atau setara dengan Rp157,64 T.
Baca juga: Prabowo Bertemu PM Inggris Kompak Suarakan Gencatan Senjata di Gaza
Dia menuturkan komitmen ini demi menjaga iklim investasi yang baik bagi investor dari Tiongkok.
"Hari ini menjadi langkah sangat strategis karena persetujuan yang ditandatangani hari ini adalah sebesar 10 miliar dolar AS. Menurut pandangan saya, sangat layak disebut sangat strategis," jelasnya dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden pada Senin (11/11/2024).
"Kami menyambut investasi lebih banyak lagi (dari Tiongkok). Dan kami akan bekerja keras untuk menyediakan suasana yang baik, fasilitas yang memadai, dan sambutan hangat untuk saudara-saudari kami dari Tiongkok," sambung Prabowo.
Adapun komitmen investasi antara Indonesia dan Tiongkok meliputi bidang ketahanan pangan, energi, dan hilirisasi 26 komoditas.
Sebelumnya, adapula kesepakatan ekonomi yang ditandatangani Prabowo dan Presiden Tiongkok, Xi Jinping yang berjumlah tujuh kerjasama.
Rinciannya adalah Protokol Persyaratan Fitosanitari untuk Ekspor Buah Kelapa Segar dari Indonesia ke Tiongkok, Pedoman Kerja Teknis untuk Promosi Perikanan Tangkap Berkelanjutan, Memorandum Saling Pengertian tentang Penguatan Kerja Sama Ekonomi Biru, Memorandum Saling Pengertian tentang Kerja Sama Sumber Daya Mineral, Memorandum Saling Pengertian tentang Kerja Sama Mineral Hijau, Memorandum Saling Pengertian tentang Kerja Sama Bidang Sumber Daya Air, dan Memorandum Saling Pengertian tentang Kerja Sama Penilaian Kesesuaian.
Tak cuma itu, program makan siang gratis di Indonesia juga turut menjadi kesepakatan kerjasama dengan Tiongkok membantu dalam sektor pendanaan.
7 Miliar Dolar AS dari Investasi British Petroleum, 1,5 Miliar dari Perusahaan Lain
Dikutip dari Kompas.com, Prabowo juga memperoleh komitmen investasi dari perusahaan minyak bumi asal Inggris, Britis Petroleum (BP) senilai 7 miliar dolar AS.
Adapun investasi ini untuk proyek pengembangan lapangan gas di Papua Barat.
Tak cuma itu, Prabowo juga menyebut adanya investasi dari beberapa perusahaan lain sebesar 1,5 miliar dolar AS.
"Tadi pagi dengan pimpinan dari BP, total mereka sudah komitmen investasi 8,5 miliar dolar AS, 7 miliar dolar AS dari BP, 1,5 miliar dolar AS dari beberapa perusahaan lain," jelasnya secara daring.
Dalam keterangan resmi dari BP, proyek kerjasama antara Indonesia dan BP dinamakan Tangguh Ubadari, CCUS, dan Compression (UCC).
CEO BP, Murray Auchincloos menyebut kerjasama ini dapat menghasilkan sekitar 3 triliun kaki kubik sumber daya gas tambahan untuk menyokong kebutuhan di Asia.
Dia mengungkapkan produksi gas dari lapangan Ubadari, Distrik Kramongmongga, Kabupaten Fakfak, Papua Barat bakal dimulai pada tahun 2028 mendatang.
"Kami berharap dapat terus berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan energi yang terus meningkat di kawasan ini," tuturnya.
Di sisi lain, Pemerintah Indonesia telah menetapkan Tangguh CCUS menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN).
Tangguh CCUS merupakan kelanjutan dari pengembangan Tangguh LNG yang meningkatkan kapasitas LNG menjadi 11,4 juta ton per tahun.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Taufik Ismail)(Kompas.com/Dian Erika Nugraheny)