Wamen PPPA Ungkap Sejumlah Faktor Terjadinya Kasus Pelecehan dan Kekerasan terhadap Perempuan
Veronica Tan mengatakan tengah mengumpulkan berbagai macam persoalan yang menimpa kaum perempuan dan anak di Indonesia.
Penulis: Reza Deni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Pemberdayan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Veronica Tan mengatakan tengah mengumpulkan berbagai macam persoalan yang menimpa kaum perempuan dan anak di Indonesia.
Menurutnya, ada banyak masalah yang perlu segera dicari akarnya dan segera ditangani.
Baca juga: Wamen PPPA Veronica Tan Ajak Para Guru PAUd Ajarkan Nilai-Nilai Pancasila
"Jadi berdua kami baru sebulan ada di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Saya itu simple banget, saya pikir waktu masuk ke pemberdayaan perempuan pasti urusannya memberdayakan, mengajak stakeholder, ngajak NGO untuk bekerja sama melatih lagi nih," kata Vero saat menghadiri Empowerment Talk bertajuk Perempuan Berdaya, Bangsa Berjaya: Menuju Indonesia Emas 2045 yang digelar DPP Perempuan Bangsa dalam rangkaian Musyawarah Nasional (Munas) ke-V di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (30/11/2024).
Dia mengaku cukup tertekan setelah banyak laporan yang masuk justru kasus pelecehan seksual.
"Karena yang ada laporan. Jadi kasus, laporan, pelecehan seksual, kekerasan anak, KDRT, pembunuhan, ada anak ditemukan meninggal, ada di Banyuwangi di Purworejo itu yang ibu menteri kunjungi untuk bertemu, bertatap muka awal-awal," kata Veto.
Vero menyatakan, setelah KemenPPPA menggali semua persoalan tersebut, ditemukan sejumlah penyebab yang memang memerlukan penanganan dengan cepat.
"Itu karena perempuan-perempuan tidak berani speak up, perempuan-perempuan tidak berani berbuat apapun, perempuan-perempuan yang tidak teredukasi, punya anak jadi terbeban," ungkapnya.
Lebih lanjut, Vero menyatakan, ujung tombak dari persoalan tersebut adalah ekonomi.
Baca juga: 71 Ribu Perempuan Indonesia Memilih Childfree, Wamen PPPA Veronica Tan Soroti Hal Ini
Dia menilai kaum perempuan Indonesia banyak sangat lemah dari sisi ekonomi, sehingga mereka bergantung kepada orang-orang terdekat, khususnya suami.
"Itu sebabnya perempuan lagi yang kena. Sementara perempuan harus kerja serabutan semua, mana bisa punya waktu lagi untuk bisa berdaya mengisi profesi dan segalanya untuk menjadi perempuan yang berdaya dengan kondisi seperti itu," kata dia.
"Jadi permasalahan itu bagaimana membuat ekonomi perempuan itu harus ada dulu. Kalau ekonomi perempuan ada, berdaya, dia mandiri sendiri saya yakin dia akan berani speak up," pungkas Vero.