Ramainya Isu Susu Sepanjang 2024, Mulai dari Susu Ikan hingga Rencana Impor
konsumsi susu per kapita di Indonesia masih jauh di bawah rata-rata ASEAN, hanya mencapai sekitar 16,27 kg/kapita/tahun.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Isu seputar susu banyak ditemui di sepanjang 2024.
Di awali dengan kemunculan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dimana susu menjadi menu pelengkap dalam program yang menyasar anak, ibu hamil dan menyusui ini.
Ada yang mendukung karena dinilai sebagai cara untuk pemenuhan gizi anak, sebagai salah satu langkah mempersiapkan Indonesia Emas 2045.
Sayangnya, konsumsi susu per kapita di Indonesia masih jauh di bawah rata-rata ASEAN, hanya mencapai sekitar 16,27 kg/kapita/tahun.
Karena itu, program MBG dinilai perlu untuk meningkatkan konsumsi susu kepada anak-anak.
Dibalik program prioritas itu terdapat tantangan besar, dimana produksi susu lokal hanya mencapai sekitar 20 persen dari kebutuhan nasional.
Kondisi ini membuat impor menjadi solusi yang mencuat.
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika dalam satu kesempatan mengakui produksi susu dalam negeri tidak mampu mengimbangi kebutuhan.
Karenanya, diperlukan berbagai macam langkah untuk dapat memenuhi kebutuhan susu nasional.
“Kondisi saat ini, hanya sekitar 20 persen bahan baku susu yang dipasok dari dalam negeri,” ucap Putu ditulis, Rabu (12/12/2024).
Dia menyebut ada beragam faktor penyebab rendahnya produksi susu di Indonesia.
Mulai dari sedikitnya jumlah sapi perah hingga tingginya rasio biaya pakan dengan hasil produksi susu.
"Kendala utama dalam pengembangan produksi susu segar dalam negeri (SSDN) adalah masih sedikitnya populasi sapi perah di Indonesia, sekitar 592 ribu ekor," papar Putu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.