Ir. H. Aburizal Bakrie
Aburizal Bakrie merupakan sosok yang dikenal sebagai pengusaha dan politikus dari Partai Golongan Karya (Gokar)
Penulis: David AdiAdi
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM – Ir. H. Aburizal Bakrie merupakan sosok yang dikenal sebagai pengusaha dan politisi dari Partai Golongan Karya (Golkar).
Pria yang akrab disapa Bakrie, Ical, dan ARB itu juga memiliki segudang pengalaman di dunia birokrasi Indonesia.
Ia tercatat pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) dalam Kabinet Indonesia Bersatu.
Sebelumnya ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian dalam kabinet yang sama.
Berikut profil Aburizal Bakrie.
Kehidupan Pribadi
Dilansir dari situs Wikipedia, Aburizal Bakrie lahir di Jakarta pada 15 November 1946.
Saat ini, ia telah berusia 78 tahun.
Aburizal Bakrie merupakan putra sulung dari pasangan Achmad Bakrie dan Roosniah Nasution.
Ia telah memiliki istri yang bernama Tatty Murnitriati.
Kedua pasangan itu juga telah dikaruniai tiga anak, yang bernama Anindya Novyan Bakrie, Anindhita Anestya Bakrie, dan Anindra Ardiansyah Bakrie.
Baca juga: Aburizal Bakrie Jadi Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar, AGK Dewan Pembina
Pendidikan
Aburizal Bakrie tercatat pernah mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan mengambil jurusan elektro.
Ia pun juga pernah menjadi Ketua Senat Mahasiswa Elektro ITB dan Ketua Dewan Mahasiswa ITB. ARB menyelesaikan kuliah pada tahun 1973 saat usia 27 tahun.
Karier
Aburizal Bakrie memulai kariernya dengan bergabung di PT Bakrie & Brothers Tbk yang didirikan oleh Sang Ayah, Achmad Bakrie.
Jabatan pertamanya saat itu adalah asisten Dewan Direksi dari tahun 1972 hingga 1974.
Lalu lanjut pada1974 hingga 1982 ia naik jabatan menjadi wakil direktur PT Bakrie & Brothers.
Jabatan puncak sebagai direktur utama ia raih pada 1988 hingga 1992, jabatan yang sempat ia cicipi selama masa periode 1982 hingga 1988.
Selain menjabat posisi prestisius itu, ia juga menempati posisi sebagai direktur utama PT Bakrie Nusantara Coorporation dari tahun 1989 hingga 1992 dan Komisaris Utama Kelompok Usaha Bakrie dari tahun 1992 hingga 2004.
Dibawah kepemimpinannya, Bakrie Group menjadi salah satu perusahaan paling garang sekaligus profitable di Indonesia.
Meski begitu, Aburizal Bakrie juga pernah berada di titik terendah ketika perusahaannya hamper bangkrut saat krisis ekonomi tahun 1998.
Berkat kepiawaiannya, ia berhasil bangkit dan membawa Bakrie Group menjadi perusahaan yang disegani.
Pada Oktober 2004, Aburizal Bakrie dilantik sebagai Menteri Koordinator Perekonomian dalam kabinet pemerintahan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla.
Setelah lebih setahun sebagai Menko Perekonomian, Aburizal Bakrie beralih tugas menjadi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) hingga 2009.
Menjelang berakhirnya masa bakti kabinet pertama Presiden SBY pada Oktober 2004-2009, ARB memutuskan untuk terjun langsung dalam dunia politik partai.
Pada Munas Golkar di Pekanbaru, Riau, Aburizal Bakrie terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar periode 2009-2014.
Dalam masa kepemimpinannya, dia sempat maju sebagai bakal calon presiden 2015.
Baca juga: Aburizal Bakrie Minta Ketua Umum Baru Golkar Pelajari Putusan MK Soal Syarat Pencalonan Pilkada
Penghargaan
Berikut beberapa penghargaan yang pernah diraih oleh Aburizal Bakrie:
- Bintang Mahaputera Adipradana” dari Pemerintah Republik Indonesia, 2011
- ASEAN Business Person of the Year dari the ASEAN BusinessForum, 1997
- Businessman of the Year dari Harian Republika, 1995
- The Outstanding Young People of the World dari the Junior Chamber of Commerce, 1986.
PHK Massal
Aburizal Bakrie yang juga sebagai pemilik salah satu stasiun televisi nasional, yakni ANTV sedang menjadi sorotan.
Pasalnya, ANTV menghadapi tantangan keuangan yang serius. Induk perusahaan ANTV, VIVA, memiliki utang sebesar Rp8,79 triliun kepada 12 kreditur.
Mengutip dari Kompas.com, kinerja keuangan VIVA, yang mencakup PT Intermedia Capital Tbk (MDIA), PT Cakrawala Andalas Televisi (ANTV), dan PT Lativi Mediakarya (tvOne), dilaporkan memburuk hingga statusnya ditetapkan dalam penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU).
Akibatnya, Bursa Efek Indonesia juga telah menghentikan perdagangan saham VIVA.
Kondisi keuangan yang memburuk ini mengakibatkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara massal untuk seluruh karyawan divisi produksi ANTV.
(Tribunnews.com/David Adi) (Kompas.com/Dian Erika Nugraheny)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.