Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kejar Ketertinggalan dari Tiongkok dan Vietnam, Kurikulum IB Diterapkan di Indonesia

Dwi Agus Yulianto menyebut bahwa pendidikan berkualitas sangat penting guna mencapai Indonesia Emas di tahun 2045. 

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Kejar Ketertinggalan dari Tiongkok dan Vietnam, Kurikulum IB Diterapkan di Indonesia
Istimewa
Co founder Yayasan Pendidikan Kader Bangsa Indonesia (YPKBI) Dwi Agus Yulianto. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Co founder Yayasan Pendidikan Kader Bangsa Indonesia (YPKBI) Dwi Agus Yulianto menyebut bahwa pendidikan berkualitas sangat penting guna mencapai Indonesia Emas di tahun 2045. 

Sehingga jumlah sekolah berkualitas harus diperbanyak dari yang ada saat ini.

“Kita perlu memproduksi sekolah yang jauh lebih banyak untuk bisa mencetak para pemimpin masa depan Indonesia. Karena kita berbicara masa depan makanya kita perlu mencetak sekolah unggulan masa depan,” kata Dwi Agus Yulianto melalui keterangan tertulis, Kamis (16/1/2025).

Ia menyebut, berdasarkan riset dan praktis yang dilakukannya sebagai profesional, diperlukan sekolah berkurikulum internasoanal guna mempersiapkan generasi masa depan terbaik.

“Dan yang paling mendekati koperhensif yang kita butuhkan adalah kurikulum International Baccalaureate (IB),” kata Dwi yang memperoleh gelar PhD dari Michigan State University (MSU) untuk kurikulum, pengajaran dan kebijakan pendidikan tersebut.

Ia melihat hanya beberapa sekolah yang saat ini menggunakan kurikulum IB. 

Maka, ia bekerja sama dengan sejumlah pihak saat ini berkonsentrasi membuat sekolah baru berkurikulum IB. 

Berita Rekomendasi

Di tahun 2025 ini ada dua sekolah dengan kurikulum IB yang akan dibuka yaitu Global Darussalam Academy di Yogyakarta dan SMA Taruna Bhayangkara di Bogor. Sekolah berkurikulum IB dipadukan dengan sistes asrama.

“Kalau kita berbicara sekolah unggulan yang berasrama outputnya dijamin, pasti nanti mereka mempunyai pekerjaan yang jauh lebih baik dari segi posisi yang mereka bisa tempati dan juga penghasilan yang mereka bisa dapatkan,” jelas Dwi Agus.

Ia menyebut kurikulum IB diharapkan bisa memperkecil jumlah kesenjangan pelajar Indonesia di luar negeri, khususnya di Amerika. 

Karena saat ini jumlah pelajar di Amerika kalah dibanding Tiongkok, Jepang, Singapura, bahkan Vietnam.
 
“Yang saat ini studi di Amerika Serikat, Tiongkok berada di jumlah paling tinggi yang pada tahun 2022, sekitar 298 ribu dan kemudian ada India 268 ribu, sedangkan Vietnam 22 ribu,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas