Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Prabowo Perintahkan Setop Impor Beras, Gula dan Garam di 2025

Presiden Prabowo Subianto sudah memerintahkan agar tak lagi impor, beras, garam hingga gula konsumen di tahun 2025.

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Prabowo Perintahkan Setop Impor Beras, Gula dan Garam di 2025
SURYA/PURWANTO
Pedagang beras menata beras jenis medium di pertokoan Pasar Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (4/6/2024). Presiden Prabowo Subianto sudah memerintahkan agar tak lagi impor, beras, garam hingga gula konsumen di tahun 2025. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, mengatakan Presiden Prabowo Subianto sudah memerintahkan agar tak lagi impor, beras, garam hingga gula konsumen di tahun 2025.

Hal ini disampaikan Sudaryono seusai bertemu Menteri Sosial, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta, Senin (20/1/2025).

Baca juga: Tidak Diizinkan Impor, Industri Mamin Kekurangan Pasokan Bahan Baku Garam

"Ini target namanya perintah (dari Prabowo) nih, kita tidak boleh impor beras di tahun ini 2025, tidak impor beras, tidak impor jagung, tidak impor gula konsumsi, dan tidak impor garam konsumsi," kata Sudaryono.

Menurut Sudaryono, perintah tersebut menuntut berbagai langkah konkret dari pemerintah, termasuk penyesuaian anggaran dan fokus pada swasembada pangan.

Baca juga: Impor RI Sepanjang 2024 Senilai 233,66 Miliar Dolar AS, Produk China Mendominasi

Dia menegaskan bahwa prioritas awal pemerintah adalah memastikan kebutuhan pokok seperti beras, jagung, garam, dan gula dapat dipenuhi secara mandiri sebelum merambah ke komoditas lain seperti susu dan daging.

"Termasuk apakah susu dan daging yang saat ini kita memang lebih banyak impor daripada yang kita produksi, itu juga menjadi bagian dari roadmap kita untuk sawah-sembada," ujar Sudaryono.

Sudaryono juga menyoroti pentingnya pembukaan lahan baru melalui program food estate, yang akan menjadi solusi jangka panjang menghadapi kebutuhan pangan.

Berita Rekomendasi

"Mau enggak mau kita harus, memang harus ada pembukaan lahan baru di daerah-daerah yang kita lebih banyak Pak Menteri, itu di daerah rawa," ucapnya.

Menurutnya, daerah rawa memiliki potensi besar karena tidak memerlukan sistem irigasi yang rumit, berbeda dengan lahan pertanian di kawasan pegunungan.

Baca juga: Pemerintah Klaim Harga Beras Dunia Turun Sejak RI Stop Impor Beras

"Karena kalau rawa itu enggak perlu mikir air, sudah ada airnya, kalau di gunung-gunung, di mana-mana kan kadang susah harus bikin irigasi dan seterusnya," tutur Sudaryono.

 

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas