Wamenlu Tegaskan Indonesia Tidak Bisa Terima Relokasi Warga Gaza
Menurut pejabat transisi Trump, rencana itu belum jelas lantaran belum adanya ketersediaan dari warga Gaza untuk dipindah
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu), Anis Matta mengatakan sampai saat ini belum ada pembicaraan mengenai rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang ingin merelokasi 2 juta warga Gaza, Palestina, ke Indonesia.
Hal itu disampaikan Anis usai mengikuti Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, (22/1/2025).
"Yang pertama belum ada pembicaraan sama sekali soal itu," kata Anis Matta.
Menurut dia pada dasarnya Indonesia tidak bisa menerima relokasi warga Gaza dari Palestina.
Rekonstruksi bukan menjadi alasan warga Gaza keluar dari wilayahnya.
"Pada dasarnya kan kita tidak bisa menerima relokasi warga Gaza dari Gaza karena rekonstruksi bukan jadi kendala, bukan jadi alasan untuk melakukan relokasi.," katanya.
Baca juga: Indonesia Tolak Wacana Relokasi 2 Juta Warga Gaza, HNW: Menjauhkan Kemerdekaan Palestina
Ia mengatakan bahwa dalam membantu warga Gaza, pemerintah fokus pada pengiriman bantuan kemanusiaan.
Selain itu Presiden Prabowo akan melakukan kunjungan ke negara negara Timur Tengah dalam waktu dekat yang salah satunya membahas masalah Gaza.
"Kita sekarang masih koordinasi teknis terkait dengan penyaluran bantuan kemanusiaan. Itu saja yang kita kerjakan," pungkasnya.
Sebelumnya, Trump disebut tengah mempertimbangkan untuk memindahkan sebagian warga Gaza ke Indonesia.
Dikutip dari NBC, dalih rencana Trump tersebut demi terwujudnya upaya rekonstruksi Jalur Gaza usai agresi Israel berakhir.
Hanya saja, menurut pejabat transisi Trump, rencana itu belum jelas lantaran belum adanya ketersediaan dari warga Gaza untuk dipindah.
"Indonesia, misalnya, adalah salah satu lokasi yang sedang dibahas," demikian laporan dari pejabat transisi Trump, Senin (20/1/2025).
Di sisi lain, wacana itu pertama kali disampaikan pada Sabtu (18/1/2025), atau sehari sebelum gencatan Israel-Hamas berlaku di Jalur Gaza.
Wacana yang dilontarkan Trump itu pun dianggap tidak realistis serta tidak jelas.
"Jika kami tidak membantu warga Gaza, jika kami tidak membuat hidup mereka lebih baik, jika kami tidak memberi mereka secercah harapan, akan ada pemberontakan," kata pejabat tersebut. (Tribunnews.com/Taufik Ismail)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.