Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komisi VII DPR Sebut Sektor Industri Manufaktur Tetap Jadi Penggerak Utama Perekonomian Nasional

Ilham lalu memaparkan keberhasilan Kemenperin dalam mendorong hilirisasi sebagai strategi utama pembangunan ekonomi. 

Penulis: Reza Deni
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Komisi VII DPR Sebut Sektor Industri Manufaktur Tetap Jadi Penggerak Utama Perekonomian Nasional
ISTIMEWA
Industri Manufaktur. Menurut Anggota Komisi VII DPR RI Ilham Permana data Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur yang terus berada di zona ekspansi adalah bukti lain keberhasilan strategi industri. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI Ilham Permana merespons kritik yang disampaikan oleh ekonom senior Prof Didik J Rachbini. Ia menilai kritik Prof Didik tidak sepenuhnya akurat.

Adapun Didik melontarkan kritik terkait kinerja sektor industri dan target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Baca juga: Dukung Netralitas Karbon, Industri Manufaktur Jalankan Program Offset

Sebagai mitra kerja Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Ilham menegaskan bahwa data kuantitatif justru menunjukkan capaian signifikan di bawah kepemimpinan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (AGK).

"Sektor industri manufaktur tetap menjadi motor penggerak utama perekonomian nasional. Pada 2023, kontribusi sektor ini terhadap PDB mencapai 17,6%, tertinggi di ASEAN. Ini menunjukkan bahwa fondasi industri kita masih sangat kuat dan terus berkembang,” ujar Ilham kepada wartawan, Sabtu (25/1/2025).

Baca juga: Dukung Pembangunan 3 Juta Rumah, Ini Langkah Industri Semen

Ilham lalu memaparkan keberhasilan Kemenperin dalam mendorong hilirisasi sebagai strategi utama pembangunan ekonomi. 

Realisasi investasi di sektor industri mencapai 33?ri total investasi nasional pada 2022, dengan fokus pada sektor strategis seperti logam dasar dan kimia. 

“Ekspor produk olahan nikel yang meningkat dari hanya USD 1,1 miliar pada 2017 menjadi USD 30 miliar pada 2022 adalah bukti nyata keseriusan pemerintah dalam meningkatkan nilai tambah produk nasional,” tambahnya.

Berita Rekomendasi

Menurut Ilham, data Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur yang terus berada di zona ekspansi adalah bukti lain keberhasilan strategi industri. 

"Rata-rata PMI manufaktur kita di angka 52,5 pada 2023. Ini menunjukkan industri kita tidak hanya bertahan, tetapi berkembang meski di tengah tekanan global,” jelas Ilham.

Selain itu, nilai ekspor produk manufaktur Indonesia mencapai USD 212 miliar pada 2022, dengan pertumbuhan signifikan di sektor makanan olahan, kimia, dan tekstil.

“Fakta ini membantah pandangan yang mengatakan sektor industri kita stagnan. Justru, roadmap Making Indonesia 4.0 mulai membuahkan hasil nyata,” katanya.

Baca juga: Asosiasi Industri Benih Mitigasi Peredaran Sarana Pertanian Palsu dan Ilegal di Karawang

Ilham juga mengkritisi perbandingan yang dibuat Prof Didik antara Indonesia dan Vietnam. 

"Vietnam memang mencatat pertumbuhan ekspor tinggi, tetapi struktur ekonominya berbeda dengan kita. Vietnam masih mengandalkan tenaga kerja murah, sementara kita fokus pada hilirisasi dan peningkatan nilai tambah. Strategi ini lebih berkelanjutan untuk jangka panjang,” tegas Ilham.

Ilham juga menggarisbawahi pentingnya sektor industri sebagai penyerap tenaga kerja. Pada 2023, sektor ini menyerap 19 juta tenaga kerja, atau sekitar 13,4?ri total tenaga kerja nasional. “Ini adalah bukti konkret bahwa sektor industri berkontribusi langsung pada kesejahteraan rakyat,” tambahnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas